Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lebah madu (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi lebah madu (pexels.com/Pixabay)

Sengatan lebah sering kali menimbulkan rasa nyeri dan juga bengkak pada beberapa bagian, namun sebetulnya hal ini merupakan mekanisme pertahanan alami yang dimilikinya dari serangan predator. Alasannya karena memang lebah menyengat bukan tanpa alasan, melainkan sebagai bentuk perlindungan terhadap dirinya atau sarangnya.

Walau sengatan lebah dianggap menyakitkan, namun ternyata dalam berbagai aspek biologis yang sangat unik dari hal tersebut. Berikut ini merupakan lima fakta ilmiah mengenai sengatan lebah yang mungkin belum banyak diketahui oleh orang-orang, sehingga bisa diperhatikan dengan seksama.

1. Lebah madu mati setelah menyengat manusia

ilustrasi lebah (unsplash.com/leandro fregoni)

Perlu diingat bahwa tidak semua lebah mati setelah menyengat, namun untuk lebah madu ternyata akan mati jika sudah menyengat manusia atau hewan mamalia lainnya. Hal ini sebetulnya dapat terjadi karena memang sangatnya memiliki bagian duri yang menancap di kulit manusia, sehingga membuat bagian dari lebah tersebut jadi tidak bisa dicabut kembali.

Pada saat lebah sudah menyengat objek tertentu dan mencoba untuk terbang pergi, maka sengatnya akan tertinggal bersama dengan organ bagian dalamnya, sehingga hal inilah yang dapat menyebabkan kematian. Namun, lebah bisa mnyengat serangga lain tanpa berpotensi kehilangan nyawanya karena kulit serangga ternyata cenderung lebih tipis dan membuat sengatnya tersebut tidak tersangkut.

2. Racun sengatan lebah mengandung melittin yang sangat kuat

ilustrasi lebah (unsplash.com/Alexas_Fotos)

Sengatan yang dimiliki lebah ternyata sering terasa sakit nyeri karena memang mengandung adanya zat yang bernama melittin, yaitu komponen utama yang terdapat dalam racun lebah. Melittin dapat merangsang bagian ujung saraf, sehingga menimbulkan sensasi seperti terbakar dan risiko peradangan yang ada di sekitar area sengatan tersebut.

Melittin ternyata memiliki sifat anti bakteri dan sedang diteliti sebagai potensi terapi medis yang dianggap cukup efektif untuk beberapa penyakit, seperti peradangan kronis dan juga kanker. Tidak mengherankan apabila banyak orang yang ternyata kerap mengeluhkan rasa sakit setelah tidak sengaja tersengat lebah.

3. Lebah tidak akan menyengat jika tidak terancam

ilustrasi lebah madu (pexels.com/MemorySlashVision)

Lebah sebetulnya bukanlah hewan yang agresif, namun mereka hanya akan menyengat apabila dalam kondisi yang terancam. Lebah akan cenderung tenang pada saat sedang mengumpulkan nektar atau hanya akan menyengat apabila sarangnya diganggu atau ketika mereka merasa berada dalam bahaya yang serius.

Lebah ternyata mengandalkan adanya feromon sebagai sinyal bahaya, sehingga melalui cara inilah nantinya lebah dapat mengidentifikasi apakah memang situasinya aman atau tidak. Jika satu lebah menyengat, maka ia akan melepaskan feromon yang justru dapat memicu lebah lain untuk turut menyerang.

4. Racun lebah bisa menimbulkan reaksi alergi parah

ilustrasi lebah madu (pexels.com/FRANK MERIÑO)

Pada beberapa orang sebetulnya sengatan lebah mungkin hanya dapat menimbulkan nyeri atau bengkak ringan, namun hal ini tidak boleh disepelekan begitu saja. Nagi beberapa orang yang justru memiliki alergi terhadap racun lebah justru sengatannya bisa menyebabkan reaksi anafilaksis, yaitu kondisi serius di mana dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, hingga syok anafilaktik.

Orang yang memiliki alergi parah sebaiknya dapat segera mencari pertolongan medis apabila tidak sengaja tersengat lebah.  Hal ini dilakukan untuk  dapat meminimalisir risiko gejala yang berpotensi semakin parah. Biasanya penggunaan Epinefrin sering kali diperlukan dalam keadaan darurat tertentu.

5. Sengatan lebah kerap digunakan dalam terapi medis

ilustrasi lebah madu (pexels.com/susanne marx)

Walau dianggap menyakitkan, namun sebetulnya racun lebah telah lama digunakan dalam apiterapi, yaitu pengobatan tradisional yang memanfaatkan berbagai produk lebah, termasuk dalam hal ini adalah racun yang dihasilkan dari sengatannya. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa racun lebah ternyata bisa meminimalisir nyeri akibat artritis atau penyakit autoimun lainnya.

Melittin yang terdapat dalam racun lebah sedang dikembangkan sebagai bentuk terapi untuk berbagai kondisi medis, termasuk dalam hal ini adalah penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer atau Parkinson. Namun, sebetulnya penggunaan dari racun lebah tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektifitas yang dimilikinya.

Sengatan lebah memang bukan hanya sekadar mekanisme pertahanan yang dimiliki, namun juga memiliki berbagai aspek yang menarik. Setidaknya walau dianggap menyakitkan, namun racun lebah tetap memiliki potensi di dalam dunia medis. Meski timbulkan risiko serius bagi banyak orang, namun ternyata ada banyak hal menarik yang dapat dipelajari dari sengatan lebah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team