Kadal moncong punuk (inaturalist.org/jatie)
Seperti kadal lain yang berasal dari famili Agamidae, kadal moncong punuk juga merupakan insektivora yang suka memakan serangga dan invertebrata lain. Laba-laba, lipan, cacing, belalang, jangkrik, lalat, ngengat, kumbang, sampai lintah masuk ke menu makanannya, jelas WILD FREAKS. Tentunya dalam upaya berburu dan mencari berbagai jenis serangga kadal satu ini harus bisa memanjat bebatuan sampai pepohonan yang tinggi.
Kakinya yang panjang, cakarnya yang kuat, ekornya yang panjang, dan badannya yang ramping jadi senjata utamanya saat memanjat. Ekornya membantu menyeimbangkan tubuh, kaki dan cakarnya membantu mencengkeram ranting dan batang pohon, sementara itu badannya yang ramping dan ringan membuatnya bisa bergerak dengan cepat. Bahkan tubuhnya yang didominasi warna hijau dan cokelat merupakan alat kamuflase yang sangat efektif. Dengan semua hal itu kadal ini mampu berburu dengan efisien dan tak perlu khawatir akan mangsa yang kabur.
Ada banyak kadal di Benua Asia yang punya bentuk tubuh unik, salah satunya adalah kadal moncong punuk. Tak seperti unta yang punya punuk di punggung, kadal ini malah punya punuk berbentuk tonjolan bulat di ujung moncongnya. Sayangnya sampai sekarang belum ada yang tahu apa fungsi dari punuk tersebut. Selain berpunuk kadal ini juga unik karena punya warna yang bervariasi, tak cuma itu individu jantan dan betina juga punya warna dan bentuk tubuh yang jauh berbeda. Sayangnya menjadi unik tidak bisa membuat populasi kadal ini meroket naik. Sampai sekarang ia masih dikategorikan sebagai hewan yang rentan dan populasinya terus menurun.