Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
wajah kelelawar bulldog besar yang mirip seperti anjing ras bulldog
wajah kelelawar bulldog besar yang mirip seperti anjing ras bulldog (commons.wikimedia.org/Juan Cruzado Cortés)

Kelelawar bulldog besar (Noctilio leporinus) merupakan salah satu spesies kelelawar dengan banyak perbedaan ciri fisik antara jantan dan betina. Perbedaan itu dimulai dari warna rambut yang menutupi tubuh keduanya, dimana jantan didominasi warna kemerahan dan jingga, sementara betina berwarna abu-abu atau cokelat polos. Selain itu, ukuran jantan dan betina cukup berbeda. Jantan tumbuh sepanjang 132 mm dengan bobot 78 gram dan betina tumbuh sepanjang 98 mm dengan bobot 60 gram.

Selain perbedaan, tentu ada kesamaan antar jenis kelamin kelelawar bulldog besar. Misalnya saja, rentang sayap mereka mampu mencapai panjang 1 meter, telinga yang panjang dan runcing, serta hidung bulat kecil dengan lipatan bibir yang tertarik ke atas. Nah, adanya lipatan di bibit inilah yang memberikan kesan wajah kelelawar ini terlihat seperti anjing ras bulldog dan menjadi asal usul nama mereka.

Selain soal penampilan fisik, tentu ada berbagai fakta menarik lain dari spesies kelelawar yang satu ini. Salah satunya terkait dengan suara mereka yang memegang rekor menarik kalau dibanding dengan hewan darat lain di Bumi. Penasaran dengan ulasan lengkapnya dan ingin kenalan dengan kelelawar bulldog besar? Yuk, simak sampai selesai!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran kelelawar bulldog besar (commons.wikimedia.org/A proietti)

Kelelawar bulldog besar tersebar hampir di seluruh wilayah Amerika Tengah (termasuk Meksiko bagian selatan) dan Kepulauan Karibia. Selain itu, mamalia terbang yang satu ini juga berada di Amerika Selatan yang meliputi wilayah Panama, Ekuador, Bolivia, Brasil, Kolombia, Guyana, Paraguay, Peru, Suriname, Venezuela, dan Argentina bagian utara. Selain di daratan atau pulau besar, kelelawar bulldog besar juga ditemukan di beberapa pulau kecil sekitar Samudra Atlantik dan Laut Karibia, semisal Pulau Lesser Antilles dan Kepulauan Bahama.

Soal habitat pilihan, Animalia melansir kalau spesies kelelawar ini sangat suka berada di dataran rendah, pesisir pantai, serta tepian sungai. Selain tempat itu, mereka selalu memilih lokasi yang menyediakan sumber air, semisal danau, hulu ataupun hilir sungai, perairan payau, bahkan sampai laguna. Kalau tinggal dekat dengan laut, kelelawar bulldog besar memilih gua di tepi pantai. Sementara kalau di dataran rendah, mereka memilih pohon besar dengan lubang untuk akses masuk ke dalamnya.

Uniknya, kelelawar bulldog besar ternyata lebih condong sebagai hewan karnivor. Jenis mangsa favorit mereka adalah ikan-ikan kecil. Karena kebiasaan memakan ikan itu, mamalia ini sampai dapat nama lain yang cukup keren, yakni fisherman bat alias kelelawar nelayan! Namun, hewan seperti kepiting, kalajengking, dan udang tetap masuk dalam menu makanan.

Untuk berburu, kelelawar ini memanfaatkan kemampuan ekolokasi tepat di atas air untuk mendeteksi calon mangsa. Kalau ada ikan atau krustasea yang terdeteksi, mereka langsung terbang ke dalam air untuk mencengkram target dengan sepasang kaki bercakar atau langsung digigit. Biasanya, kelelawar bulldog besar tidak menyelam lebih dari 4—10 cm saja. Kalau sudah dapat ikan, tapi merasa belum cukup, mereka akan “menyimpan” ikan yang sudah diperoleh di kantung khusus yang berada di dalam pipi.

2. Hewan darat dengan suara paling keras di Bumi

cakar kelelawar bulldog besar yang digunakan untuk menangkap ikan (commons.wikimedia.org/Juan Cruzado Cortés)

Bukan gajah, apalagi singa, ternyata hewan darat dengan suara terkeras di Bumi itu merupakan sosok mamalia mungkil yang dapat terbang. Ya, kelelawar bulldog besar mampu menghasilkan suara dengan intensitas sangat tinggi, melebihi hewan-hewan dengan ukuran yang jauh lebih besar dari mereka. Menurut Bat Conservation International, intensitas suara yang mampu dihasilkan kelelawar bulldog besar mencapai 140 desibel (dB).

Sebagai catatan, suara terkeras yang mampu dihasilkan gajah itu “hanya” 112—120 dB, sementara auman singa sekitar 114 dB. Jenis suara keras yang dihasilkan kelelawar bulldog besar ini tergolong ultra-high frequency yang kalau dibayangkan seperti sebuah pistol yang ditembak dari jarak dekat. Namun, bukan berarti suara keras mereka dapat merusak telinga kita kalau tak sengaja terdengar. Sebab, frekuensi suara yang dihasilkan kelelawar bulldog berada pada rentang 55 kHz, sementara frekuensi suara yang mampu telinga kita tangkap itu hanya sekitar 20 kHz.

3. Kehidupan sosial

kelelawar bulldog besar yang sedang beristirahat (commons.wikimedia.org/E Santos Ortega)

Layaknya mayoritas spesies kelelawar lain, kelelawar bulldog besar termasuk hewan sosial yang hidup dalam koloni berjumlah besar. Dalam satu gua atau pohon besar saja, bisa ada ratusan ekor kelelawar yang bertengger dan beristirahat di dalamnya. Namun, ketika harus berburu pada malam hari, koloni kelelawar ini membentuk kelompok kecil dengan jumlah 5—15 individu saja, dilansir Animal Diversity.

Uniknya, jantan hanya berada dalam satu koloni selama 1—2 musim kawin saja sebelum akhirnya pindah ke koloni lain. Sementara itu, betina tetap ada di koloni yang sama sepanjang hidup. Hal tersebut menandakan kalau mayoritas kelelawar bulldog besar yang bertengger di rumah itu kebanyakan adalah betina yang memang menetap di dalam koloni. Selain mencari makan dan beristirahat, tidak banyak aktivitas yang dilakukan bersama-sama, kecuali ketika musim kawin tiba.

4. Sistem reproduksi

kelelawar bulldog besar betina yang ditangkap manusia (commons.wikimedia.org/Juan Cruzado Cortés)

Bagi kelelawar bulldog besar, musim kawin paling pas terjadi antara bulan November—Desember. Mereka termasuk hewan poligini alias jenis perkawinan dimana jantan akan kawin dengan beberapa betina berbeda yang ada di dalam koloni. Setelah perkawinan dan pembuahan selesai, betina akan hamil selama 2—3 bulan.

Dilansir Lamar University, kelelawar bulldog besar betina hanya melahirkan seekor anak saja dalam satu masa reproduksi. Hanya betina yang mengurus sang anak selama 75—95 hari sebelum akhirnya disapih. Selama itu, anak akan menempel di perut induk, sementara kebutuhan makanan selain ASI diperoleh dari hasil “muntahan” makanan induk yang disimpan di kantung pipi. Di alam liar, rata-rata usia yang dicapai kelelawar bulldog besar adalah 11,5 tahun.

5. Status konservasi

potret kelelawar bulldog besar jantan (commons.wikimedia.org/E Santos Ortega)

Menurut IUCN Red List, status konservasi kelelawar bulldog besar masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Akan tetapi, tidak diketahui berapa jumlah individu di alam maupun tren populasi yang sedang dialami spesies mamalia terbang ini. Hal tersebut wajar mengingat betapa luasnya persebaran kelelawar bulldog besar dan jumlah individu dalam satu koloni yang sangat banyak.

Sekalipun tak ada data pasti, bukan berarti kelelawar ini tidak sedang menghadapi masalah. Polusi sumber air akibat sampah atau limbah buangan manusia, kerusakan gua dan hutan, sampai perubahan ketinggian air di pesisir pantai jadi beberapa faktor yang mulai mengganggu kehidupan kelelawar bulldog besar di alam. Kalau terus terjadi, bukan tidak mungkin populasi mereka akan berkurang di masa yang akan datang.

Jadi, itu dia beberapa fakta menarik dari kelelawar bulldog besar. Dari mamalia yang satu ini kita belajar kalau intensitas suara yang keras ternyata tidak melulu dimiliki hewan berukuran besar. Selain itu, memiliki suara keras pun bukan berarti setiap makhluk yang ada dapat mendengar mereka karena adanya perbedaan frekuensi suara. Benar-benar menarik, ya, sosok “nelayan” yang bisa terbang ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team