Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Mamalia yang Bisa Terbang dan Melayang, Bukan Cuma Kelelawar!

mamalia terbang
Ilustrasi mamalia yang bisa terbang dan melayang (inaturalist.org/jonodashper)
Intinya sih...
  • Kelelawar, satu-satunya mamalia terbang sejati. Sayap mereka terbentuk dari membran kulit tipis yang memungkinkan mereka bermanuver ekstrem di udara.
  • Colugo, si ‘lemur terbang’ yang bukan lemur. Mampu meluncur sejauh 135 meter dengan efisiensi luar biasa berkat membran kulit luas yang menyambungkan leher, kaki, hingga ekor.
  • Tupai terbang, akrobatik hutan malam. Dapat meluncur hingga puluhan meter dengan kontrol luar biasa dan menggunakan ekor panjangnya sebagai kemudi untuk mengatur arah dan mendarat dengan presisi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau bicara hewan terbang, yang terlintas biasanya burung atau serangga. Tapi tahukah kamu, ada juga mamalia yang bisa menguasai langit? Sebagian benar-benar bisa terbang dengan sayap, sebagian lagi hanya bisa meluncur dari pohon ke pohon.

Fakta ini bikin dunia hewan makin menakjubkan. Evolusi ternyata tidak hanya menciptakan burung dan serangga sebagai penguasa udara, tetapi juga memodifikasi tubuh mamalia agar bisa ‘menjelajahi langit’ dengan cara yang unik. Dari kelelawar yang jadi mamalia terbang sejati, hingga sugar glider mungil yang melayang lincah, semua punya cerita evolusi masing-masing. Yuk, kenalan sama lima mamalia penakluk langit ini!

1. Kelelawar, satu-satunya mamalia terbang sejati

kelelawar
Ilustrasi kelelawar yang jadi mamalia terbang sejati (pexels.com/Jit Roy)

Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang benar-benar bisa terbang aktif. Sayap mereka terbentuk dari membran kulit tipis (patagium) yang merentang di antara jari-jarinya. Tidak seperti burung yang bersayap bulu, sayap kelelawar jauh lebih fleksibel sehingga memungkinkan mereka bermanuver ekstrem di udara.

Menurut National Park Service, beberapa kelelawar bisa terbang ratusan kilometer saat bermigrasi. Kecepatan dan kelincahan mereka bahkan membuatnya dijuluki ‘master of the night sky’.

Selain itu, kelelawar punya peran vital dalam ekosistem. Mereka membantu penyerbukan bunga (seperti durian dan agave), mengendalikan populasi serangga, hingga menyebarkan biji tanaman. Jadi, tanpa kelelawar, keseimbangan ekologi bisa terganggu.

2. Colugo, si ‘lemur terbang’ yang bukan lemur

lemur terbang
Ilustrasi flying lemur yang ternyata bukan lemur (inaturalist.org/fielddobber)

Colugo atau kubung sering disebut flying lemur, padahal bukan lemur dan tidak benar-benar bisa terbang. Hewan Asia Tenggara ini hanya bisa meluncur dari pohon ke pohon dengan efisiensi luar biasa.

Menurut penelitian di Journal of Experimental Biology, colugo mampu meluncur sejauh 135 meter dalam sekali luncuran, dengan kehilangan ketinggian hanya sekitar 10 meter. Artinya, mereka bisa menyeberangi hutan tanpa perlu turun ke tanah.

Rahasia mereka terletak pada membran kulit luas yang menyambungkan leher, kaki, hingga ekor. Dengan ‘sayap’ alami ini, colugo bisa tetap aman dari predator darat, sambil menjelajah hutan dengan elegan.

3. Tupai terbang, akrobatik hutan malam

tupa terbang
Ilustrasi tupai terbang yang sering berakrobat di malam hari (inaturalist.org/pasteurng)

Tupai terbang (Pteromyini) adalah ikon mamalia melayang. Meski tidak bisa mengepakkan sayap, mereka bisa meluncur hingga puluhan meter dengan kontrol luar biasa.

Menurut National Wildlife Federation, tupai terbang dapat meluncur sejauh 150 kaki (sekitar 45 meter) dalam sekali loncatan. Mereka menggunakan ekor panjangnya sebagai kemudi untuk mengatur arah dan mendarat dengan presisi.

Sebagai hewan nokturnal, mereka biasa meluncur untuk mencari makanan seperti kacang, buah, dan serangga, sekaligus menghindari predator malam seperti burung hantu. Meluncur adalah strategi hidup yang membuat tupai terbang tetap aman di hutan lebat.

4. Sugar glider, si marsupial mungil dari Australia

sugar glider
Ilustrasi sugar glider atau marsupial dari Australia (inaturalist.org/rogstanden)

Sugar glider adalah marsupial kecil asal Australia dan Papua. Mereka meluncur dengan lipatan kulit tipis di sisi tubuhnya, mirip dengan tupai terbang.

Menurut Australian Museum, sugar glider bisa meluncur sejauh 50 meter dalam sekali loncatan. Mereka menggunakan kemampuan ini untuk mencari makanan berupa getah pohon, serangga, dan buah.

Selain itu, sugar glider terkenal karena sifat sosialnya yang kuat, hidup berkelompok, dan berinteraksi dengan suara khas. Meski populer sebagai hewan peliharaan eksotis, para ahli konservasi mengingatkan bahwa memelihara mereka berisiko merusak ekosistem dan tidak semua orang mampu merawatnya.

5. Flying mouse, mamalia kecil yang jarang dikenal

tikus terbang
Ilustrasi flying mouse yang jarang dikenal (flickr.com/j.vanleeuwen)

Selain tupai terbang dan sugar glider, ada juga flying mouse atau tikus terbang yang ditemukan di Afrika. Hewan kecil ini mungkin terdengar aneh, tapi mereka juga punya kemampuan meluncur.

Menurut laporan Biology Online mengenai hewan arboreal, flying mouse ternyata menggunakan membran kecil di tubuhnya untuk berpindah antar pohon. Meski jarak luncurnya tidak sejauh colugo, mereka tetap menunjukkan adaptasi menarik untuk bertahan hidup di hutan.

Hewan ini masih jarang diteliti, sehingga banyak misteri tentang perilaku dan ekologi mereka. Namun, keberadaan flying mouse membuktikan bahwa bahkan mamalia kecil pun bisa mengembangkan trik khusus untuk menguasai udara.

Dari kelelawar hingga tikus terbang, mamalia penakluk udara menunjukkan betapa beragamnya adaptasi alam. Ada yang bisa terbang dengan sayap sejati, ada juga yang hanya bisa meluncur mulus di antara pepohonan.

Keberadaan mereka bukan sekadar keajaiban evolusi, tapi juga kunci penting bagi ekosistem. Jadi, kalau suatu malam kamu melihat siluet kecil melintas di langit, mungkin itu bukan bayangan burung, melainkan mamalia unik yang sedang menaklukkan udara dengan caranya sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Fakta Capung, Serangga Purba yang Masih Bertahan hingga Kini

22 Sep 2025, 13:49 WIBScience