Koala adalah salah satu hewan asli Australia yang paling terkenal. Ia dapat ditemui di bagian tenggara dan timur Australia, di sepanjang Queensland. Tak hanya di Australia, hewan satu ini adalah salah satu hewan paling spesial di dunia ini.
Berwujud menggemaskan dan punya segudang tingkah laku yang unik, membuat koala begitu mudah untuk dicintai banyak orang. Hewan satu ini juga punya beberapa fakta yang jarang kita ketahui, lho!
Semua makhluk hidup tentunya membutuhkan minum. Bahkan unta yang mampu bertahan di padang pasar sekalipun juga membutuhkan minum. Tapi hal ini tidak berlaku bagi koala. Sebab, dilansir Reuters, koala termasuk binatang yang sangat jarang terlihat minum.
Koala sendiri memenuhi asupan cairan tubuhnya dengan memakan daun eukaliptus yang segar dan mengandung banyak cairan. Selain dari cairan daun, ia juga terkadang meminum air yang mengalir di batang pohon.
Menariknya, kebiasaan jarang minum ini yang menjadi cikal bakal nama koala. Di mana dalam bahasa Aborigin, koala berarti “tidak minum”.
Daun eukaliptus adalah makanan utama koala. Tapi tahukah kamu, dilansir World Wide Fund, daun eukaliptus sendiri tergolong beracun bagi kebanyakan hewan. Namun, koala dapat bertahan dengan memakan daun eukaliptus sebanyak satu kilogram setiap harinya!
Kemampuan spesial ini disebabkan karena koala memiliki organ pencernaan bernama cecum. Organ ini mampu mendetoksifikasi bahan kimia beracun di daun eukaliptus sehingga aman untuk dikonsumsi. Jadi tak heran jika Koala akan memanjat puncak pohon eukaliptus dan mengambil daun muda yang mengandung lebih banyak cairan dan nutrisi.
Jika ada hewan yang hobi tidur, maka koala termasuk salah satunya. Dilansir Koala Info, koala dapat tidur 18-20 jam setiap harinya! Bahkan beberapa ditemui dapat lebih dari 20 jam. Ketika bangun, koala hanya fokus beraktivitas untuk mencari makan atau kawin.
Namun, durasi tidur koala yang lama bukan tanpa alasan. Daun eukaliptus yang menjadi makanan utama koala tergolong makanan yang rendah kalori dan energi. Alhasil, untuk memperlambat laju metabolisme dan menghemat konsumsi energi, koala akan berbaring di batang pohon dan tidur.
Sekilas, penampilan koala sendiri mirip dengan beruang. Tak heran jika banyak orang yang salah paham dan menganggap koala adalah satu keluarga dengan beruang. Namun, ternyata koala adalah marsupial alias hewan berkantung.
Sama seperti kanguru, kantung koala berada di depan tubuhnya. Dilansir Reconnect with Nature, kantung koala memegang peran vital dalam reproduksi, sebagai tempat menyusui, dan berguna untuk membawa bayinya ke mana pun si koala beraktivitas.
Koala mengandung bayinya selama 35 hari dan bayinya yang baru lahir disebut juga dengan “joey”. Menariknya, bayi koala yang baru lahir sangat kecil, dilansir Save the Koala, bayi koala yang baru lahir hanya berukuran panjang 2 sentimeter dan berat kurang dari 1 gram! Bayi ini sendiri belum memiliki bulu, buta, dan tanpa telinga.
Namun dengan instingnya, bayi koala yang baru lahir akan memanjat ke kantung ibunya. Bayi koala akan berdiam dikantung ibunya selama 6 bulan dan mendapat asupan ASI di dalam kantung ini. Setelah 6 bulan, bayi koala akan keluar dan akan lebih sering menunggangi punggung ibunya. Lalu 6 bulan kemudian, bayi koala akan berpisah dan memulai petualangannya sendiri.
Berdasarkan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, koala sendiri berstatus vulnerable atau rentan. Kendati begitu, dilansir Brightly Eco, nyatanya populasi koala sendiri tengah berada dalam bayang kepunahan dengan menyisakan kurang dari 80.000 individu di alam liar.
Penurunan populasi koala diakibatkan krisis iklim, deforestasi, dan kebakaran hutan. Bahkan, sekitar 80% habitat koala sejauh ini telah dialihfungsikan menjadi perumahan, mengalami kekeringan, dan kebakaran. Dilansir World Wide Fund, koala di pesisir timur Australia dapat punah di tahun 2050.
Jika kita terus memperburuk krisis iklim, maka bukan hal mustahil jika pada akhirnya satwa endemik Australia ini punah. Tak hanya koala saja, hewan lainnya juga dapat menderita hal yang sama jika kita terus memperburuk krisis iklim.