Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fakta Komet Lemmon
ilustrasi komet (pixabay.com/TBIT)

Intinya sih...

  • Komet Lemmon adalah komet nonperiodik yang membutuhkan sekitar 1.350 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari.

  • Komet Lemmon memiliki kecepatan hingga 130.000 mph dan berwarna hijau karena gas diatomic carbon (C2) dalam coma-nya.

  • Komet Lemmon bisa diamati mulai pada awal Oktober, terutama di lokasi yang gelap dan jauh dari polusi cahaya kota.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langit malam Oktober 2025 akan jadi saksi kembalinya salah satu "tamu langit" paling langka, yaitu komet Lemmon. Setelah menempuh perjalanan ribuan tahun dari tepian tata surya, bintang berekor ini akhirnya kembali mendekati Bumi. Fenomena ini jadi momen langka yang menarik perhatian para astronom dan pengamat langit di seluruh dunia.

Dikenal dengan warna hijaunya yang khas dan kecepatan lintasnya luar biasa, lomet Lemmon diperkirakan akan tampak jelas di langit Indonesia pada pertengahan Oktober. Dalam fakta komet Lemmon berikut kamu dapat mengenal lebih dalam asal-usulnya, waktu terbaik untuk melihatnya, hingga alasan mengapa kemunculannya begitu jarang terjadi. Yuk, simak!

Fakta komet Lemmon

Meski namanya baru ramai dibicarakan belakangan ini, komet Lemmon sebenarnya menyimpan banyak hal menarik di balik ekor bercahayanya. Dari proses penemuannya hingga jaraknya yang luar biasa dari Bumi, setiap detailnya memberi gambaran betapa uniknya objek langit satu ini. Berikut deretan fakta Komet Lemmon yang membuatnya begitu istimewa dan layak untuk dinantikan kehadirannya.

1. Komet Lemmon adalah komet nonperiodik

Komet Lemmon yang secara resmi dikenal sebagai C/2025 A6 (Lemmon), termasuk dalam kategori komet nonperiodik. Artinya, komet ini tidak memiliki periode orbit tetap yang singkat seperti komet Halley yang kembali setiap 76 tahun. Lemmon diperkirakan membutuhkan sekitar 1.350 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari dan sebagian besar waktunya dihabiskan di Awan Oort, kumpulan benda-benda es di tepi tata surya. Mengingat orbitnya panjang dan tidak tetap, keberadaan komet ini sulit diprediksi secara akurat.

Penemuan Lemmon pada 3 Januari 2025 oleh astronom David C. Fuls di Mount Lemmon Observatory membuka kesempatan bagi astronom dan pengamat langit untuk menyaksikan perjalanan langka komet ini. Awalnya, para astronom memperkirakan Lemmon hanya akan mencapai magnitudo sekitar 10 yang cukup redup sehingga hanya bisa diamati dengan teleskop profesional. Namun, pengamatan berikutnya menunjukkan bahwa kecerahan komet ini jauh lebih tinggi dari perkiraan awal.

2. Kecepatan dan jalur perjalanan komet Lemmon

Saat pertama kali terdeteksi, komet Lemmon sedang melaju menuju bagian dalam tata surya dengan kecepatan hingga 130.000 mph (209.000 km/jam). Komet ini berasal dari tepi tata surya sehingga perjalanannya terbilang panjang. Berkat pergerakannya yang cepat, komet ini segera menjadi salah satu objek yang dipantau oleh komunitas astronomi.

Ketika mendekati Matahari, gas dan debu di permukaan es komet mulai menguap, membentuk coma, atmosfer tipis yang mengelilingi inti komet. Interaksi dengan radiasi Matahari dan angin surya kemudian membentuk ekor komet yang panjangnya hingga ratusan juta mil.

3. Berwarna hijau dan memiliki ekor

ilustrasi komet (pixabay.com/Buddy_Nath)

Komet Lemmon memiliki warna hijau khas yang disebabkan oleh diatomic carbon (C2) dalam coma-nya. Gas ini menghasilkan cahaya hijau saat terkena radiasi Matahari sehingga membuat warnanya tampak menakjubkan di langit malam. Fenomena ini serupa dengan beberapa komet lain yang baru-baru ini muncul, seperti C/2022 E3 (Green Comet) pada 2023 dan 12P/Pons-Brooks (Devil Comet) pada 2024.

Selain warna hijau, Lemmon memiliki ekor panjang yang terdiri dari es, gas, dan debu, yang dipengaruhi angin surya. Pada akhir September, angin surya yang kuat menyebabkan ekor komet bergetar dan terlihat seperti bergelombang.

4. Bisa diamati mulai pada awal Oktober

Bagi pengamat di belahan Bumi utara, termasuk Indonesia, waktu terbaik untuk melihat Komet Lemmon adalah pada awal Oktober 2025, sebelum Matahari terbit. Menurut Thomas Djamaluddin, pakar astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), komet ini akan mulai terlihat di langit Indonesia pada Oktober 2025 dengan titik terdekatnya pada Sabtu, 20 Oktober 2025. Pagi hari sekitar 04.00 WIB hingga menjelang Matahari terbit di ufuk timur merupakan waktu ideal untuk melakukan pengamatan.

Selain itu, mulai 12 Oktober 2025, Komet Lemmon juga bisa dilihat malam hari setelah Magrib di ufuk barat. Setelah 15 Oktober, komet akan makin mudah terlihat di langit malam dan diperkirakan lebih terang. Pada akhir Oktober, kecerahannya bahkan mungkin mencapai magnitudo 2,5 yang berarti terbilang cukup jelas untuk dilihat tanpa teleskop jika cuaca mendukung dan lokasi pengamatan minim polusi cahaya.

5. Cara mengamati Komet Lemmon

Untuk mengamati komet Lemmon dengan optimal, pilih lokasi yang gelap dan jauh dari polusi cahaya kota. Semakin minim cahaya sekitar, makin jelas komet akan terlihat, terutama jika magnitudo belum cukup terang untuk mata telanjang.

Menggunakan binokular atau teleskop kecil akan sangat membantu, terutama bagi pengamat amatir. Sebaiknya bersabar sekitar 30 menit agar mata menyesuaikan dengan kegelapan, dan hindari cahaya dari ponsel atau penerang lainnya, ya.

Itulah beberapa fakta komet Lemmon yang menarik untuk kamu ketahui. Untuk melihatnya, siapkan teleskop atau cukup pandangi langit malam Oktober ini. Siapa tahu kamu jadi salah satu yang beruntung menyaksikan kembalinya bintang berekor langka setelah ribuan tahun menghilang.

FAQ seputar fakta komet Lemmon

1. Kapan komet Lemmon bisa dilihat dari Indonesia?

Komet Lemmon diperkirakan mulai terlihat di langit Indonesia pada pertengahan Oktober 2025, terutama sekitar tanggal 20—21 Oktober saat berada paling dekat dengan Bumi.

2. Mengapa komet Lemmon disebut langka?

Karena Komet Lemmon memiliki orbit sangat panjang, sekitar 1.350 tahun sekali mengelilingi Matahari. Itu artinya, fenomena ini hanya bisa disaksikan sekali dalam ribuan tahun.

3. Mengapa komet Lemmon berwarna hijau?

Warna hijau komet Lemmon berasal dari gas diatomic carbon (C₂) dalam komanya yang memancarkan cahaya hijau saat terkena sinar Matahari.

4. Apakah komet Lemmon bisa dilihat tanpa teleskop?

Bisa, jika tingkat kecerahannya mencapai magnitudo 4 atau lebih terang. Namun, penggunaan teleskop atau binokular tetap disarankan untuk pengamatan lebih jelas.

5. Di mana posisi terbaik untuk melihat Komet Lemmon?

Carilah lokasi yang gelap dan jauh dari polusi cahaya kota. Komet akan tampak di ufuk timur menjelang fajar, lalu berpindah ke langit barat setelah pertengahan Oktober.

Referensi

"Everything to Know About Comet Lemmon and How to See It". SYFY. Diakses Oktober 2025.
"Newly Discovered Comet 'Lemmon' May Be Visible To The Naked Eye This Month — But It Will Look More Like a Llime". Live Science. Diakses Oktober 2025.
"Astrophotographers Capture Dazzling New Views of Comet C/2025 A6 (Lemmon) As It Brightens For October Akies". SPACE. Diakses Oktober 2025.
"Comet Lemmon Might Be The Best Comet of 2025". EarthSky. Diakses Oktober 2025.

Editorial Team