12 Fakta Kontroversial Benjamin Netanyahu, Disebut Nepo Baby

Pejabat politik biasanya punya kebijakan yang kontroversial. Akibatnya, banyak orang yang tidak setuju dengan kebijakan itu. Apalagi, jika kebijakan itu mengarah pada ketidakadilan dan membuat orang lain menderita. Nah, salah satu nama pemimpin politik yang sangat viral dan kontroversial saat ini adalah Benjamin Netanyahu, perdana menteri dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Israel.
Semua pasti tahu kejahatan apa yang telah dilakukannya. Pasalnya, konflik Israel dan Palestina berubah menjadi genosida yang menewaskan anak-anak dan perempuan sipil tak berdosa di Gaza dan sekitarnya. Tindakannya ini sontak dikritik banyak pemimpin dunia.
Meski begitu, tidak semua orang Israel mendukung Benjamin Netanyahu. Bahkan, ada pula yang memprotesnya dan meminta Benjamin agar segera turun dari jabatannya, mengingat konflik Israel—Palestina yang semakin panjang. Ditambah lagi, rudal Iran berhasil menembus Tel Aviv pada Sabtu (14/06/2025). Serangan Iran ini terjadi sebagai bentuk balas dendam akibat serangan Israel ke sejumlah wilayah di Iran.
Semua tahu bagaimana Benjamin Netanyahu menyatakan perang dengan perkataan layaknya seorang psikopat. "Musuh akan membayar harga yang belum pernah terjadi sebelumnya. Israel akan membalas tembakan dengan kekuatan yang belum pernah diketahui musuh." Jadi, apa, sih, yang perlu kita ketahui tentang pemimpin Israel yang suka berperang ini? Simak fakta-faktanya, yuk!
1. Saat remaja, Benjamin Netanyahu tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat
Jika kamu pernah melihat Benjamin Netanyahu berbicara di media, pasti kamu mengira kalau dia adalah orang Amerika. Yap, ia memang mirip seperti orang Amerika. Kenapa demikian? Rupanya, waktu remaja, Benjamin tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat.
Benjamin Netanyahu dan kakaknnya, Yonatan, pindah ke Philadelphia, karena ayah mereka menjadi dosen di perguruan tinggi yang sekarang merupakan Katz Center for Advanced Judaic Studies. Namun, menurut sepucuk surat yang ditulis Yonatan, mereka berdua sebenarnya tidak betah tinggal di Philadelphia. Ia menceritakan bahwa sekolah mereka memiliki sekitar 1.500 siswa. Meski sekolah, lingkungan tempat tinggal mereka, dan rumah mereka sangat nyaman, tapi kakak-beradik ini merasa jenuh dan hampa.
The Washington Post mencari tahu beberapa teman sekelas lama Benjamin Netanyahu, yang berhasil diwawancarai. Deborah Lefco, salah satu teman sekelas Benjamin, menceritakan kalau Benjamin punya pandangan berbeda terkait sosial dan budaya pada saat itu. Deborah mengatakan, "Saat itu adalah era Vietnam dan kami semua menentang perang di Vietnam karena kami masih anak-anak. Namun, Benjamin adalah satu-satu orang yang mendukung garis konservatif pada masa itu (mendukung Perang Vietnam)."
Ada juga teman sekelas Benjamin Netanyahu yang mengingat Benjamin sebagai orang yang ramah tapi serius. Benjamin juga merupakan anggota klub catur dan tim sepak bola. Nah, beberapa teman sekelasnya bahkan berpendapat kalau secara emosional, Benjamin jauh lebih tua ketimbang umurnya. Selain itu, ia juga dikenal cukup sinis untuk anak seusianya.
2. Benjamin Netanyahu tidak sengaja tertembak oleh komandannya sendiri dalam misi penyelamatan
Benjamin Netanyahu tidak menghadiri acara kelulusannya pada 1967. Pasalnya, tepat setelah lulus SMA, Benjamin kembali ke Israel untuk bertugas di Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF). Selang 5 tahun kemudian, ia menjadi pusat perhatian karena misi penyelamatannya menjadi berita utama. Yap, ia menjadi salah satu tim penyelamat dalam pembajakan pesawat Sabena 571.
Diketahui bahwa empat anggota kelompok Black September menguasai Flight 571. Akibatnya, pilot terpaksa mendarat di tempat yang sekarang menjadi bandara Ben Gurion. Di samping itu, kelompok ini mengancam akan membunuh semua orang yang berada di dalam pesawat, kecuali pemerintah Israel mau membebaskan 315 tahanan Palestina yang ditahan Israel.
Misi penyelamatan yang disusun untuk merebut kembali pesawat itu disebut Operation Isotope. Misi ini melibatkan pasukan komando Israel yang menyamar sebagai mekanik dan teknisi pesawat. Mereka menyamar lalu menyerbu pesawat. Pada akhirnya, 2 dari 4 pembajak tewas, bersama dengan satu penumpang. Dua lainnya terluka, dan Benjamin Netanyahu sendiri tertembak.
Dalam tulisan yang diterbitkan The Guardian, atau setelah dirilisnya dokudrama Israel tentang pembajakan tersebut. Pada saat itu, Benjamin Netanyahu sedang menahan salah satu pembajak, yaitu Theresa Halsa (berusia 18 tahun), tapi salah satu pasukan komando Israel menembak Theresa. Alhasil, peluru tersebut mengenai Theresa, tapi juga mengenai lengan Benjamin Netanyahu. Meski demikian, Theresa berhasil selamat. Theresa kemudian dijatuhi hukuman penjara 220 tahun dan dibebaskan lebih awal pada 1983.
3. Benjamin Netanyahu terjun ke dunia politik karena kematian kakaknya
Bagi sebagian orang, politik adalah panggilan jiwa. Bagi Benjamin Netanyahu, ternyata tidak demikian. Sebab, pada 2021, ia menjelaskan kepada Newsweek, "Saya pikir saya akan berkecimpung di dunia akademis atau dunia bisnis. Meninggalnya abang saya mengubah hidup saya dan mengarahkan saya ke arah seperti sekarang. Kematian itu menegaskan pandangan saya terhadap dunia."
Pada 1972, Yonatan dan Benjamin Netanyahu merupakan bagian dari tim komando yang dikirim untuk menyelamatkan warga sipil di Sabena Flight 571, ketika pesawat itu dibajak oleh kelompok Black September. Benjamin Netanyahu mengingat bagaimana abangnya memarahinya karena Benjamin tertembak dalam misi penyelamatan tersebut. "Ia (Yonatan) bilang, 'Lihat, sudah kubilang kau seharusnya tidak pergi!'"
Empat tahun kemudian, Yonatan memimpin unit komando Sayeret Matkal ke bandara Entebbe di Uganda dan ditugaskan untuk membebaskan sandera Israel. Mereka semua adalah penumpang pesawat Air France, yang dibajak oleh para ekstremis Palestina dan Jerman, yang menginginkan agar Israel membebaskan warga Palestina. Misi penyelamatan ini sendiri disebut Entebbe Operation.
Saat menyamar dengan mengenakan seragam tentara Uganda, Yonatan dan timnya mendatangi bandara Entebbe dengan mobil Mercedes hitam mirip mobil Presiden Uganda Idi Amin, yang pro Palestina, dan diapit Land Rover hitam. Para tentara Uganda yang mengira itu adalah presiden mereka, akhirnya membiarkan mobil-mobil itu mendekati terminal. Namun, tentara Israel langsung ke luar dari mobil dan menembaki para pembajak, yang menewaskan 7 pembajak dan 45 tentara Uganda yang sedang berjaga. Namun, saat ingin melarikan diri, tentara Israel meledakkan 11 jet tempur.
Sayangnya, 3 sandera tewas dan Yonatan yang punggungnya tertembak, juga tewas. Meskipun insiden tersebut dirayakan sebagai momen monumental dalam sejarah Israel, insiden tersebut juga dikecam oleh para kritikus yang mengatakan bahwa kematian tentara Uganda diabaikan. Di samping itu, kematian Yonatan mendorong Benjamin Netanyahu untuk mendirikan badan antiterorisme atas namanya. Karena alasan ini pula, Benjamin masuk ke dunia politik.
4. Keyakinan ekstrem ayahnya terus membentuk siapa Benjamin Netanyahu dalam kebijakannya sebagai perdana menteri Israel
Bisa kita lihat saat ini, Benjamin Netanyahu sangat kejam terhadap orang Palestina. Rupanya, menurut Judy Dempsey, peneliti senior nonresiden di Carnegie Europe, menjelaskan bahwa hal tersebut telah lama dibentuk oleh ayahnya, Benzion Netanyahu. Benzion Netanyahu atau yang lebih dikenal sebagai B Netanyahu, adalah seorang Yahudi Ashkenazi, yang merupakan salah satu penduduk pertama negara Israel pascaperang. Namun, dengan kedatangan orang-orang Yahudi Timur Tengah (Sephardic), perpecahan pun terbentuk di Israel.
Selain menentang budaya orang-orang Yahudi Sephardic, Benzion Netanyahu juga berselisih dengan etnisnya sendiri. Judy Dempsey menjelaskan bahwa hal itu terjadi, karena Benzion meneliti dan menulis sejarah tentang Inkuisisi Spanyol yang sangat kontroversial. Benzion mengemukakan gagasan yang sangat kontroversial, karena menganggap bahwa sebagian besar orang Yahudi yang pindah agama ke Katolik, dilakukan secara sukarela. Ia juga menjabarkan bahwa sejarah Spanyol lebih berkaitan dengan ekonomi ketimbang agama.
Yahudi, demikian yang diyakini Benzion Netanyahu, akan selalu menjadi sasaran rasisme. Pandangan tersebut telah lama tercermin dalam kata-kata putranya, yakni Benjamin Netanyahu. Benjamin pernah mengucapkan kata-kata kontroversial tentang konflik Israel dengan Iran, yang mirip seperti ajaran ayahnya. "Kita benar-benar dalam bahaya pemusnahan hari ini. Bukan hanya bahaya eksistensial tetapi benar-benar dalam bahaya pemusnahan. Mereka mengira pemusnahan, Holocaust, sudah berakhir. Padahal tidak. Itu terus berlanjut sepanjang waktu."
5. Benjamin Netanyahu dianggap sebagai nepo baby yang tidak disukai banyak orang Israel
Pada Oktober 2023, di awal konflik Israel-Palestina, Benjamin Netanyahu telah menjadi perdana menteri Israel sejak lama. Benjamin pun punya beberapa skeptisisme (orang-orang yang meragukan pemerintahannya) dan bahkan tidak disukai oleh sebagian warga Israel. Dalam biografinya yang berjudul The Resistible Rise of Benjamin Netanyahu, Neill Lochery menjelaskan bahwa Benjamin Netanyahu adalah salah satu dari Likud Princes. Sederhananya, istilah itu adalah sebutan bagi mereka yang terjun ke dunia politik karena campur tangan orangtuanya, atau juga yang dijuluki nepo baby.
Lebih-lebih lagi, di awal-awal karier politik Benjamin Netanyahu, ia gagal menarik simpati warga Israel. Saat menjadi wakil menteri, Benjamin sering di undang ke CNN, dan juga sering diberitakan. Saat itu awal tahun 1990-an, Israel bertikai dengan Saddam Hussein, dan Benjamin Netanyahu memberikan wawancara tentang masalah tersebut.
"Apa yang ditunjukkannya (yang ditunjukkan Saddam Hussein) adalah ancaman, dan kami ingin menyingkirkan ancaman itu." Pernyataan Benjamin Netanyahu itu sangat mengejutkan para pakar politik, karena dianggap memecah belah. Kendati begitu, Barat justru terpikat dengan personal Benjamin.
"Di Israel, sebagian besar pers Ibrani mengejek gaya (kepribadian) Benjamin Netanyahu," ungkap penulis Neill Lochery. Para politisi terkemuka setuju dengan pendapat tersebut. Namun, yang tidak dapat dibantah adalah Benjamin Netanyahu semakin terkenal di internasional.
6. Benjamin Netanyahu terjerat skandal perselingkuhan
Salah satu alasan mengapa Benjamin Netanyahu tidak pantas menjadi perdana menteri Israel terlama adalah, karena skandal pemerasan yang terjadi pada 1993. Saat itulah Benjamin tampil di televisi dan membongkar bahwa ia diperas oleh seorang anggota di partainya sendiri, yang menuduhnya berselingkuh dari istrinya, Sara. Si pemeras, yang disebut Benjamin Netanyahu sebagai Daniel Levy, memaksa Benjamin untuk menarik diri dari pencalonannya sebagai ketua Partai Likud. Jika tidak, Daniel mengancam akan membocorkan perselingkuhan yang dilakukan Benjamin.
Surat kabar Israel mengonfirmasi identitas perempuan yang diduga menjadi selingkuhan Benjamin Netanyahu. Meskipun ada kekhawatiran bahwa pengungkapan itu akan membuat Benjamin kehilangan perolehan suara dari kalangan ultra-religius, Benjamin justru menang dengan selisih perolehan suara yang besar. Sebenarnya, ada catatan kaki yang menarik tentang hal ini.
Menurut Jewish Telegraphic Agency, kubu Daniel Levy mengatakan bahwa semua itu adalah tipu muslihat, atau sebuah drama yang dibuat-buat. "Mengapa Benjamin Netanyahu mengungkapkan ancaman itu? Karena ia tahu kalau ia tertinggal dari Daniel Levy dalam persaingan, dan ingin mendapatkan simpati."
7. Benjamin Netanyahu dituduh terlibat dalam pembunuhan
Pada 1995, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin ditembak lalu terbunuh dalam sebuah aksi damai. Peristiwa itu terjadi saat ia selesai berpidato di hadapan sekitar 100.000 orang. Saat Yitzhak berpapasan dengan Yigal Amir, mahasiswa berusia 25 tahun, yang radikal dan menentang perjanjian damai yang dibuat Yitzhak Rabin, Yigal pun menembak Yitzhak sebanyak dua kali, sebagaimana yang dilaporkan The Guardian. Kejadian ini pun mengakhiri perundingan damai antara Israel-Palestina.
Pembunuhan itu, menjadi momen paling menentukan dan tergelap bagi Benjamin Netanyahu. Kenapa? Sebuah film dokumenter PBS pada 2016, menelaah insiden itu dan mengatakan bahwa Benjamin Netanyahu menjadi tokoh paling menonjol dalam oposisi sayap kanan terhadap perundingan damai tersebut. Jadi, dengan demikian, Benjamin disalahkan karena dianggap menghasut hingga berujung pada pembunuhan Yitzhak Rabin.
Rupanya, hal ini terlihat jelas dari bagaimana istri mendiang Yitzhak Rabin sangat membenci kata-kata yang dilontarkan Benjamin Netanyahu. Selain itu, Benjamin berpartisipasi dalam rapat umum, yang mana Yitzhak Rabin disebut Benjamin sebagai Nazi. Benjamin Netanyahu pun merasa difitnah. Baginya, hal itu tidak lebih dari sekadar propaganda.
8. Istri Benjamin Netanyahu yang bernama Sara, juga terjerat banyak skandal
Pada 2017, The New York Times melaporkan bahwa istri Benjamin Netanyahu yang bernama Sara, didakwa melakukan korupsi uang rakyat sekitar 100.000 dolar AS atau setara dengan Rp1,63 triliun untuk pengeluaran pribadinya. Khususnya, makanan. Dakwaan tersebut menuduh bahwa dia memesan ratusan makanan yang dibebankan ke rekening negara.
Pada 2019, NBC News melaporkan bahwa Sara menyetujui kesepakatan pembelaan dengan membayar sebesar 12.490 dolar AS atau setara dengan Rp203,8 juta dan denda 2.775 dolar AS atau setara dengan Rp45,2 juta. Namun, itu bukan akhir dari masalahnya. Sebenarnya ada dakwaan penipuan yang lain.
Pada 2018, Sara menghadapi gugatan hukum ketiga dari mantan pekerjanya, yang diduga dianiaya oleh Sara. Shira Raban mengatakan kepada The Times of Israel bahwa dia tidak diizinkan cuti saat sakit, tidak diizinkan menggunakan kamar mandi di rumah Sara, tidak boleh minum atau makan saat membersihkan rumah, dan kerjaan yang tidak ada habisnya. Shira Raban bahkan mendapat kekerasan verbal berupa body shaming, dengan dibilang gendut, dan tidak pantas bekerja.
Setelah melaporkan kejadian ini, Shira Raban mengaku ketakutan. Ia pun melarikan diri ke tempat yang menurutnya lebih aman. Di samping itu, keluarga Netanyahu sendiri membantah semua tuduhan tersebut. Namun, terbongkar rekaman percakapan telepon yang terdengar teriakan Shira saat meminta tolong kepada seorang humas. Publik pun lebih percaya dengan Shira Raban ketimbang keluarga Netanyahu.
9. Benjamin Netanyahu menuduh Syekh Muhammad Amin al-Husayni sebagai dalang dibalik genosida orang-orang Yahudi, bukan Adolf Hitler
Syekh Muhammad Amin al-Husayni adalah seorang nasionalis Arab Palestina hingga tahun 1937. Ia diasingkan selama Perang Dunia II. Di sisi lain, Syekh Muhammad Amin al-Husayni menyebarkan propaganda pro-Poros agar mendapatkan dukungan untuk mendirikan Muslim pan-Arabisme.
Kemudian, pada 2015, Benjamin Netanyahu berpidato di Kongres Zionis. Di sanalah Benjamin mengklaim bahwa Syekh Muhammad Amin al-Husayni-lah yang memberi Adolf Hitler ide-ide tentang Solusi Akhir. Benjamin mengatakan, "Hitler tidak ingin memusnahkan orang-orang Yahudi pada saat itu, ia hanya ingin mengusir orang-orang Yahudi."
Kemudian, Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Syekh Muhammad Amin al-Husayni tidak ingin jika orang-orang Yahudi melarikan diri ke Palestina. Jadi, Syekh Muhammad Amin al-Husayni meminta Adolf Hitler untuk membunuh orang-orang Yahudi.
Pernyataan Benjamin Netanyahu tersebut langsung mendapat kecaman. Profesor sejarah Jerman di Universitas Hebrew bernama Moshe Zimmermann, menyebut bahwa pernyataan Benjamin Netanyahu tersebut keliru. Ia bahkan menyebut kalau Benjamin Netanyahu menyangkal Holocaust. Pasalnya, komentar tersebut meniadakan fakta yang menyatakan bahwa Syekh Muhammad Amin al-Husayni baru bertemu dengan Adolf Hitler setelah adanya kamar gas di kamp konsentrasi. Begitu pula dengan Saeb Erekat dari Organisasi Pembebasan Palestina, yang menjelaskan bahwa pernyataan Benjamin Netanyahu justru membela Adolf Hitler dan mengesampingkan fakta kalau Hitler adalah orang yang sebenarnya melakukan genosida yang kejam dan tercela terhadap orang-orang Yahudi.
10. Masalah kesehatan yang diderita Benjamin Netanyahu terjadi sejak lama, tapi baru diketahui pada 2023
Banyak negara yang ingin menjadi penengah perdamaian antara Israel dan Palestina, termasuk John Kerry. Pada 2013, John Kerry memimpin beberapa pertemuan untuk mengakhiri perang Israel–Palestina. Namun, saat lagi berbicara, Benjamin Netanyahu menghentikan pidato John. Benjamin tidak mau menerima kesepakatan tersebut. Benjamin pun mengaku tidak enak badan dan meninggalkan pertemuan itu.
Sebagaimana yang dikutip The New York Times, Benjamin Netanyahu bukan kali ini saja meninggalkan pertemuan penting dengan alasan sakit, dan tidak diketahui penyakit apa yang dideritanya. Namun, baru pada 2023, Associated Press melaporkan bahwa Benjamin menderita kondisi jantung kronis. Benjamin pun menjalani operasi darurat untuk memasang alat pacu jantung.
Adapun, Benjamin Netanyahu sering dikecam karena penyakitnya itu. Ada yang bilang kalau Benjamin tidak pantas menjadi perdana menteri Israel karena kondisi kesehatannya bisa menyebabkan serangan jantung. Sementara itu, Eliad Shraga dari Movement for Quality Governance di Israel menjelaskan, "Ini adalah bencana. Para dokter tahu tentang kondisi medisnya dan berbohong kepada masyarakat."
11. Benjamin Netanyahu dituduh melakukan korupsi sejak lama
Benjamin Netanyahu dan sekutunya menang telak dalam pemilihan umum 2022 untuk mendapatkan mayoritas suara dalam pemerintahan. Namun, ia justru menghadapi dakwaan korupsi pada saat kampanye dan kemenangannya. Benarkah demikian?
Pada 2016, muncul tuduhan bahwa Benjamin Netanyahu menjual bantuan politik dengan imbalan hadiah mahal. Dua tahun kemudian, penyidik menyatakan bahwa ada cukup bukti untuk mendakwanya, dan membawanya ke pengadilan. Nah, kasus-kasusnya dikenal sebagai Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000.
Ketiga kasus tersebut melibatkan seorang produser Hollywood, penerbit surat kabar besar Israel, dan telekomunikasi besar yang diduga telah membuat kesepakatan yang saling menguntungkan dengan Benjamin Netanyahu. Kesepakatan jahat ini sudah berlangsung sejak 2007. Pada saat pemilihan, Benjamin Netanyahu menyangkal semua dakwaan tersebut. Benjamin mengatakan bahwa semua itu hanya teori konspirasi. Di sisi lain, persidangannya pun terus ditunda.
Pada 2023, The New York Times melakukan penyelidikan lebih dalam tentang Benjamin Netanyahu dan masa lalunya. Mereka menemukan bahwa saat Benjamin Netanyahu pertama kali tinggal di Tel Aviv bersama istrinya yang bernama Fleur Cates, mereka mendapatkan tempat tinggal tersebut dari John Gandel, seorang miliarder Australia yang menyerahkan kunci apartemennya di tepi laut. John Gandel hanyalah salah satu dari sekian banyak teman Benjamin Netanyahu yang kaya raya.
12. Kebijakan Benjamin Netanyahu yang diperdebatkan
Setelah serangan yang diduga Hamas pada 2023 terhadap Israel, pemerintah Israel mengesampingkan perbedaan mereka dan menyatakan dengan tegas bahwa Israel akan membalas serangan tersebut. Hal itu bahkan mendorong Presiden AS saat itu, Joe Biden, untuk turun tangan, dengan mengingatkan semua pihak yang terlibat bahwa Konvensi Jenewa masih berlaku. Di samping itu, banyak yang mengutuk tindakan Benjamin Netanyahu karena membiarkan Hamas berkembang pesat sejak awal masa jabatannya.
Pemerintah Israel menyebut bahwa Benjamin Netanyahu mengizinkan uang tunai masuk ke Gaza dari sumber luar. Benjamin juga mengeluarkan sejumlah izin yang memungkinkan warga Gaza bekerja di Israel. Pemerintah Israel juga menuduh bahwa kebijakan pemerintah yang dipimpin Benjamin Netanyahu secara praktis menutup mata terhadap serangan berupa tembakan roket dari Gaza. Adapun, Benjamin sempat memandang Hamas sebagai sekutu agar negara Palestina tidak berkembang, terutama dari segi ekonomi.
Selain dengan Palestina, hubungan Israel dengan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak berjalan baik, termasuk hubungan Israel dengan Iran yang semakin hari semakin memanas. Terlepas dari semua itu, Benjamin Netanyahu memang punya peran penting dalam konflik-konflik di Timur Tengah.