8 Fakta Menarik Oribi, Antelop Kecil yang Sangat Teritorial

Sebagai spesies yang menghuni wilayah sub-sahara Afrika, oribi dapat ditemukan di negara Afrika Selatan, Benin, Malawi, Zimbabwe, Togo, dan Sudan Selatan. Mereka kebanyakan terbiasa dengan habitat padang rumput, sabana, dataran banjir, hingga padang rumput pegunungan dengan ketinggian 2.000 mdpl.

Oribi jantan dikatakan unik, karena sebagian besar dari mereka hanya merumput serta menghindari area yang dipenuhi semak dan pepohonan. Akan tetapi, laman Alchetron mengulas bahwa kawasan yang baru saja terbakar sering kali menarik perhatian kelompok oribi. Pemilihan habitat bergantung pada ketersediaan perlindungan yang dibutuhkan untuk menghindari pandangan predator.

Oribi diketahui lebih suka memakan rumput pendek, karena itu mereka sering terlihat di dekat herbivora besar, seperti kuda nil, zebra, dan kerbau. Dilansir AZ Animals, herbivora besar ini bertindak seperti pemotong rumput dan menjaga panjang rumput tetap sempurna untuk oribi.

Oribi biasanya tumbuh subur di lahan penggembalaan yang terdapat rerumputan. Namun jika tidak dapat menemukan makanan pilihannya, mereka akan memakan dedaunan, buah-buahan, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Oribi juga telah diamati memakan bunga dan jamur boletus. Biasanya, oribi memang sering berkumpul pada musim hujan saat rerumputan sedang melimpah.

Oribi merupakan jenis antelop kecil dengan tinggi sekitar 20 hingga 26 inci dan memiliki berat sekitar 30 pon. Dikarenakan oribi memiliki perawakan kecil, mereka digolongkan ke dalam keluarga kijang kerdil. Oribi memiliki leher yang panjang dan ramping, tanduknya runcing, telinga sempit, dan bulunya berwarna coklat kemerahan dengan perut putih dan ekor hitam. Namun warna tubuhnya sendiri bervariasi, tergantung lokasi. Selain itu, oribi juga memiliki bintik-bintik kelenjar kecil di kedua sisi kepalanya, yang tampak seperti bercak putih.

Spesies yang diberi nama ilmiah Ourebia ourebi ini adalah anggota ordo Artiodactyla yang terdiri dari hewan berkuku genap. Kelompok mamalia dalam ordo ini cukup beragam dan dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali Australia dan Antartika. Diketahui terdapat 220 spesies Artiodactyla yang meliputi beberapa jenis rusa, kijang, bison, sapi, kambing, domba, babi, kuda nil, unta, dan jerapah.

AZ Animals mengungkap bahwa sebagian besar spesies dalam ordo ini memakan makanan nabati dan memiliki beberapa adaptasi penting untuk mengakomodasi pola makan ini. Misalnya, giginya memiliki tonjolan rumit yang dapat menggiling bahan tanaman kasar. Sistem pencernaan yang mereka miliki mampu memfermentasi makanan berserat tinggi, dan memungkinkan mereka menyerap nutrisi sebanyak mungkin yang didapatnya dari rumput dan daun.

Oribi memang memiliki ukuran tubuh yang kecil, namun mereka sangat teritorial. Sebagian besar dari mereka aktif di siang hari, walaupun ada beberapa yang aktif pada malam hari. Oribi jantan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berpatroli di perbatasan wilayah jelajahnya. Mereka melakukan hal tersebut sekitar 16 kali dalam satu jam. Namun mereka akan menghabiskan waktunya yang masih tersisa sedikit untuk merumput. Oribi terkadang bersifat monogami atau kawin seumur hidup; namun ada juga yang hidup berkelompok di mana pejantan memiliki beberapa pasangan betina.

Berbeda dengan mamalia lain, oribi memiliki cara unik dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Dilansir kidadl, oribi diketahui memiliki enam kelenjar aroma yang mereka gunakan untuk menyebarkan tanda aroma di dalam dan di sekitar wilayah mereka. Mereka berperilaku demikian guna menandai wilayah mereka dan menarik pasangan. Secara umum suara oribi tidak terlalu keras, namun mereka dapat mengeluarkan seruan bernada pendek dan melengking untuk memberitahu anggota lain dalam kelompoknya akan bahaya yang mendekat.

Dikarenakan mamalia berplasenta ini cenderung bersifat monogami, mereka kerap terlihat berpasangan dan berada dalam kelompok kecil selama musim kawin. Pejantan dan betina akan mencapai kematangan seksual pada umur 10 hingga 14 bulan. Musim kawin oribi mungkin bervariasi secara geografis, namun akan mencapai puncaknya pada musim hujan di bulan April (waktu Afrika). Selama masa pacaran, pejantan biasanya akan mengejar betina, atau menguji urinenya untuk memeriksa apakah sang betina sedang berahi, serta menjilat bokong dan panggul betina.

Kehamilan oribi betina berlangsung selama enam hingga tujuh bulan, biasanya akan melahirkan satu bayi dan terkadang bisa melahirkan bayi kembar. Bayi yang baru lahir biasanya disembunyikan selama hampir sebulan; sang induk mengunjungi anaknya secara rutin untuk menyusuinya selama hampir setengah jam, ulas Alchetron.

Masa penyapihan terjadi saat memasuki umur empat hingga lima bulan. Oribi jantan remaja yang belum menemukan pasangan biasanya akan menyendiri. Namun tidak jarang dari mereka yang masih tinggal bersama orangtuanya. Karena seharusnya, anak oribi tinggal bersama orangtuanya hingga mereka dewasa secara seksual.

Meskipun dikenal sebagai spesies antelop kerdil, oribi ternyata sangat teritorial. Bagaimana tidak, oribi pejantan hampir menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk berpatroli di perbatasan wilayah. Cara mereka berkomunikasi juga sangat unik, yakni menggunakan kelenjar aroma untuk menyebarkan tanda aroma di sekitar wilayahnya. Tindakan demikian bertujuan untuk menarik pasangan maupun sebagai penanda wilayah mereka.