6 Fakta Menarik Slug, Siput Tanpa Cangkang yang Menyerupai Lintah

Kamu pasti sudah tidak asing dengan siput kan? Hewan yang sering kali ditemukan pada saat musim penghujung ini memang jadi salah satu hama yang umum pada tanaman. Siput yang memiliki tubuh lunak yang dibalut cangkang yang keras ini hidup di lingkungan lembap yang cenderung basah.
Namun tahukah kamu terdapat satu jenis siput tanpa cangkang yang disebut slug. Apakah siput dan slug ini berbeda dan apa yang menjadikannya beda satu sama lain? Nah di bawah ini akan di ulas mengenai fakta-faktanya. Yuk simak!
1. Menyerupai lintah

Slug merupakan sebutan bagi siput atau moluska gastropoda yang tidak memiliki cangkang sering disebut siput bugil/telanjang. Sebenarnya cangkang yang dimiliki slug sangat tereduksi dan menjadi kecil. Memiliki bentuk kecil dan lunak membuat slug sering disamakan dengan lintah.
Hal ini tentunya sangat berbeda, slug memiliki dua antena pada kepalanya dan bentuk sedikit berbeda dengan lintah. Slug memiliki garis yang berwarna kontras dari tubuh lainnya. Saat coba disentuh tekstur badan keduanya juga berbeda di mana lintah lebih lunak daripada slug.
2. Reproduksi

Hewan yang termasuk dalam jenis invertebrata ini memiliki organ reproduksi jantan dan betina. Ia dapat kawin dengan individu lain untuk bereproduksi namun bisa pula melakukan self-fertilize dalam keadaan tertentu.
Saat slug menemukan pasangan kawinnya mereka akan melingkari satu sama lain yang bertujuan untuk pertukaran sperma melalui alat kelamin. Sejumlah telur akan diletakkan dalam lubang tanah atau tempat lain seperti batang kayu yang lapuk. slug senang dengan tempat yang lembap.
3. Anatomi tubuh slug

Anatomi slug tidak jauh berbeda dengan siput lainnya yakni memiliki dua pasang tentakel pada kepala bagian atas yang menjadi sensor cahaya dan bagian bawah sebagai indra penciuman. Jika mendapat rangsangan antena pada slug akan mengkerut sejurus dengan badannya.
Pada bagian belakang kepala terdapat mantel dan di bawahnya dapat ditemukan lubang kelamin dan anus. Di dalam mantel pada beberapa spesies terdapat cangkang yang sangat kecil dan berbentuk agak datar.
4. Lendir

Lendir yang terdapat pada slug berakibat dari komposisi tubuh yang sebagian besar terdiri dari air, jaringan lunaknya rentan terhadap kondisi kering sehingga membutuhkan produksi lendir untuk bertahan hidup. Mereka menghasilkan dua jenis lendir yakni encer dan kental serta lengket.
Saat slug bergerak ia akan menghasilkan lendir dan apabila merayap di atas sesuatu benda yang berwarna akan meninggalkan jejak berupa warna putih mengikuti pergerakan slug. Kedua jenis lendir di atas bersifat higroskopis atau mampu menarik molekul air dari lingkungan sekitar.
5. Predator

Saat menghadapi kondisi terancam slug akan melakukan aksi perlindungan diri yakni mengubah tubuhnya menjadi lebih keras dan padat yang membuat predator kesulitan menangkap slug.
Selain itu lendir yang dihasilkan dan melapisi tubuhnya memiliki rasa yang tidak disukai predator. Predator yang menjadi musuh slug di antaranya adalah katak, kodok, ular, landak, salamander, kura-kura, manusia, sejumlah burung hingga serangga.
6. Hama yang merugikan

Golongan siput ini menjadi hama yang sudah terkenal berbahaya bagi manusia dan kepentingannya yakni tumbuhan. Mereka akan memakan daun pada sayuran dan buah sebelum panen yang mengakibatkan kerugian dan menjadikannya rentan pada pembusukan.
Tidak semua jenis slug berpotensi mengganggu kelangsungan hidup pertanian, tiga jenis siput telanjang yang banyak merusak yaitu Deroceras laeve, Parmarion pupillaris, dan Filicaulis bleekeri. Meski begitu jenis lainnya juga patut diwaspadai saat populasinya mulai tinggi.
Ternyata jenis siput tanpa cangkang ini sangat unik dan memiliki fakta-fakta menarik. Meski memiliki ukuran tubuh mungil namun kehadirannya cukup menjadi perhatian agar tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman dan selalu jaga kebersihan ruangan untuk menghindari slug masuk rumah.