Zara, brand fast fashion dari Spanyol ini memiliki ribuan toko yang tersebar di 96 negara, termasuk di Indonesia. Brand ini merupakan fast fashion brand terbesar di dunia, yang banyak dipakai oleh para selebriti dunia termasuk anggota keluarga Royal, yaitu Kate Middleton, istri dari Pangeran William.
Selain fakta-fakta di atas, Zara memiliki beberapa fakta menarik lainnya yang sangat sayang untuk dilewatkan. Berikut ulasan enam fakta menarik Zara.
Zara didirikan oleh Amancio Ortega pada tahun 1975, di A Coruna, Spanyol Barat Laut. Sebelum memberi nama Zara, pebisnis asal Spanyol tersebut memberikan nama Zorba, untuk brand fashionnya. Namun, setelah mengetahui ada sebuah club lokal yang juga bernama Zorba, maka mengubah namanya menjadi Zara.
Zara menjual pakaian dengan harga miring, namun menggunakan mode yang sama dengan pakaian kelas atas yang sedang populer.
Setelah 10 tahun pembukaan toko Zara yang pertama, Amancio Ortega mendirikan perusahaan induk Inditex, yang kini menjadi perusahaan mode terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 170.000 karyawan.
Selain Zara, juga terdapat brand ternama lain yang masuk dalam naungan Inditex, yaitu meliputi Bershka, Stradivarius, Massimo Dutti, Pull and Bear, hingga Oysho.
Pada bulan November 2012 lalu, Greenpeace menerbitkan laporannya yaitu Toxic Threads: The Big Fashion Stitch-up, yang merupakan bagian dari Kampanye Detox, untuk mengidentifikasi perusahaan yang memproduksi produknya dengan menggunakan bahan yang mengandung racun.
Dalam waktu sembilan hari setelah laporan tentang kampanye tersebut diterbitkan, pihak Zara menunjukkan respons yang positif dengan berkomitmen untuk memberantas semua bahan beracun di seluruh rantai pasokan maupun produknya. Untuk menunjukkan komitmennya tersebut, pihak Zara mengalihkan seluruh proses produksi produknya menjadi bebas dari racun.
Untuk mempermudah mengetahui stok barang yang terjual, Zara menggunakan teknologi RFID (radio-frequency identification) pada tahun 2014 lalu. Chip RFID diletakkan pada bagian tag keamanan barang, yang nantinya dikeluarkan saat barang tersebut terjual. Dengan begitu, perusahaan dapat dengan mudah mengambil inventaris dengan melakukan pendeteksian pada sinyal radio yang berasal dari tag RFID.
Saat barang terjual, maka bagian stok barang bisa segera diberi tahu agar menggantinya dengan barang yang baru. Selain itu, tag RFID juga akan mempermudah mengetahui lokasi barang, sehingga jika barang dicuri atau hilang, dapat dengan mudah dideteksi lokasi keberadaannya.
Zara merupakan brand fashion yang menerapkan konsep mode cepat, yang memproduksi dan menjual produk fashion yang sesuai dengan tren yang diminati oleh pasar. Dengan menerapkan konsep tersebut, Zara tidak akan memajang koleksinya dalam waktu yang lama. Koleksi yang tidak terjual dalam kurun waktu satu minggu, akan segera ditarik dari toko dan segera diganti dengan koleksi terbarunya.
Zara termasuk brand yang sangat cepat dalam memproduksi koleksi terbarunya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hari untuk meluncurkan koleksi terbarunya. Oleh sebab itu, jangan heran jika pakaian yang dipamerkan di pagelaran busana dapat segera hadir di toko Zara kurang dari waktu satu bulan.
Karena kecepatan brand tersebut dapat memproduksi koleksi terbarunya. Bahkan dalam waktu satu tahun, Zara mampu menghasilkan 12.000 desain dan lebih dari 450 juta item.
Untuk menarik minat para pembeli, pihak Zara menerapkan strategi bisnis dengan kelangkaan buatan yaitu membatasi jumlah produksi koleksi terbarunya. Dengan menerapkan strategi bisnis tersebut, maka akan meningkatkan daya beli.
Karena orang-orang akan tertarik untuk membeli barang dengan jumlah yang terbatas atau limited edition. Dengan strategi pembatasan stok dan koleksi yang selalu mengikuti tren, membuat Zara menjadi salah satu fast fashion brand terlaris dan terbesar di dunia.
Melihat perkembangan bisnis e-commerce yang semakin meroket, Zara pun akhirnya menjual produknya secara online pada tahun 2010. Situs web Zara awalnya hanya tersedia di beberapa negara di Eropa seperti Spanyol, Portugal, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Belgia, hingga Belanda. Setelah penjualan secara online selama tiga tahun menunjukkan respons yang positif, pihak Zara memperluas penjualan secara online hingga ke Meksiko, Kanada, Rumania, dan Korea Selatan.
Pada tahun 2017, Zara memperluas jaringan butik onlinenya ke beberapa negara di Asia, seperti India, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Dengan tingginya minat konsumen untuk membeli koleksi Zara secara online, maka butik online juga mulai tersedia di Australia dan Selandia Baru pada tahun 2018 lalu.
Bahkan pada tahun 2018 lalu, penjualan produk Zara secara online tumbuh menjadi 27% dari seluruh penjualan global. Kesuksesan penjualan brand Zara baik di official store maupun melalui web, membuat sang pendiri Zara, yaitu Amancio Ortega, dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia versi majalah Forbes.
Nah, itulah ulasan enam fakta menarik Zara, fast fashion brand ternama dari Spanyol.Tertarik untuk menjadikannya sebagai brand favoritmu guys?
Mau beli barang-barang Zara dengan harga hemat? Belanja aja dengan menggunakan voucher Lazada untuk dapat diskon tambahan!