Penuh Harta Karun, Ini 8 Fakta Mengejutkan Seputar Lautan

Keberadaan oksigen adalah salah satu alasan mengapa Bumi menjadi satu-satunya planet yang layak untuk dijadikan tempat tinggal. Tanpa oksigen, seluruh manusia dan hewan di Bumi ini mungkin sudah lama musnah. Tapi pernah kah kamu bertanya, darimana datangnya semua oksigen ini?

Sebanyak 30 persen oksigen di dunia dihasilkan oleh tanaman melalui proses fotosintesis. Sedangkan 70 persen lainnya berasal dari fitoplankton yang tinggal di permukaan laut. Sama seperti tanaman, fitoplankton juga melakukan fotosintesis. Mereka menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang kita hirup hari ini.

Lautan identik dengan warna birunya yang indah, dan kebanyakan orang beranggapan kalau warna biru itu berasal dari pantulan langit di atasnya. Dilansir dari livescience.com, padahal yang sebenarnya terjadi adalah, lautan menyerap sinar matahari.

Ketika sinar matahari mengenai air di laut, air-air itu menyerap bagian merah spektrum cahaya dan meninggalkan warna biru yang kita lihat. Namun hal ini hanya berlaku pada permukaan laut saja, karena cahaya tidak bisa menembus kedalaman laut. Jadi semakin dalam kamu menyelam, akan semakin gelap juga suasana di sekelilingmu.

Selama ini, kita beranggapan jika air terjun hanya ada di daratan. Pada kenyataannya, air terjun juga bisa ditemukan di dalam lautan. Di Samudra Atlantik, terdapat sebuah air terjun bawah air yang dikenal dengan nama Selat Denmark. Tidak tanggung-tanggung, dengan tinggi 11.500 kaki, dan volume air hingga 175 juta kubik, Selat Denmark merupakan air terjun terbesar di dunia lho!

Kamu mungkin tidak tahu, kalau lautan menyimpan 20 juta ton atau 18 juta metrik ton emas. Sayangnya, kita tidak mungkin bisa menambang emas-emas itu. Ini karena emas di lautan sangat encer dan menyatu dengan air laut.

Tentu kalau kamu menyelam jauh ke dasarnya, kamu mungkin akan menemukan harta karun atau emas yang belum terlarut dengan air. Tapi masalahnya, lautan di Bumi sangat-sangatlah dalam sehingga akan sulit bagi manusia untuk menyelam ke dasarnya dan kembali dengan selamat.

Kalau ada yang bertanya, museum mana yang punya koleksi artefak sejarah paling banyak, maka lautan bisa jadi jawabannya. Yup selama ribuan tahun, ada banyak hal yang terjadi di lautan. Mulai dari kecelakaan yang mengakibatkan karamnya sebuah kapal, hingga bencana alam yang menenggelamkan sebuah peradaban.

Setelah ribuan tahun, benda-benda yang tenggelam ini berubah menjadi artefak bersejarah yang tidak ternilai harganya. Dan itulah tepatnya yang membuat lautan layak mendapat sebutan sebagai museum dengan koleksi paling banyak di dunia.

Lautan bukan wilayah yang asing bagi manusia. Pasalnya sejak ribuan tahun yang lalu, sudah ada ribuan bahkan jutaan manusia yang mengarungi lautan, dan menaklukkan ombaknya. Tapi apakah itu berarti kita mengenalnya?

Nyatanya, apa yang kita arungi hanyalah 5 persen dari total keseluruhan lautan yang ada di Bumi, itu pun hanya permukaannya saja. Sampai hari ini, kita belum benar-benar tahu bagaimana keadaan dan hewan apa saja yang hidup di dasar lautan.

Kalau kamu beranggapan jika tempat terpencil di Bumi ada di daratan, kamu salah. Ya, ada beberapa tempat di darat yang memang terpencil. Tapi seterpencil-pencilnya tempat di darat, tidak ada yang bisa menandingi Point Nemo atau 'The Pole of Inaccessibility' yang ada di Pasifik Selatan.

Sebenarnya Point Nemo tidak bisa dibilang sebuah tempat, karena toh tidak ada daratan di sini. Point Nemo hanya sebuah titik di lautan yang berada begitu jauh dari daratan di sekitarnya. Ketiga pulau terdekatnya yakni pulau Ducie, Pulau Motu Nui, dan Pulau Maher berada pada jarak 2.690 km dari titik ini.

Bumi menjadi satu-satunya planet yang layak huni, tapi kenyataan pahitnya bahwa gara-gara itu, Bumi juga menjadi planet paling kotor di Tata Surya. Sampah ada dimana-mana, bukan cuma di darat tapi juga di laut. Setiap tahunnya, ada sekitar 7 juta ton sampah plastik baru di lautan.

Di daratan, plastik membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai. Hal yang sama juga terjadi di lautan, bahkan yang terjadi jauh lebih parah dari itu. Sinar matahari dan gelombang akan memecah sampah-sampah itu jadi butiran kecil mirip pasir. Partikel sampah ini kemudian termakan oleh ikan. Beberapa diantara ikan-ikan itu ditangkap oleh nelayan dan jadi konsumsi manusia.

Selama ini, kita cuma tahu kalau lautan adalah rumah bagi beragam spesies ikan. Lebih dari itu, siapa sangka kalau lautan ternyata juga berkontribusi besar bagi kehidupan manusia?