Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pale chanting goshawk sedang bertengger (commons.wikimedia.org/Alastair Rae)

Intinya sih...

  • Pale chanting goshawk tersebar di bagian selatan Afrika dengan habitat kering.

  • Burung ini memiliki kebiasaan unik dalam memperoleh makanan, termasuk mengikuti predator darat untuk memudahkan berburu.

  • Pale chanting goshawk adalah burung predator yang toleran dan hidup kompak dalam kelompok keluarga.

Pernah dengar spesies burung bernama goshawk atau elang-alap? Merek masuk dalam famili Accipitridae yang berarti masih berkerabat dekat dengan burung elang. Ada sekitar 51 spesies goshawk yang ada di seluruh dunia dan satu spesies yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah pale chanting goshawk (Melierax canorus).

Spesies elang-alap ini tampil dengan bulu berwarna abu-abu cerah dengan garis hitam pada bagian dada dan perut, sementara bagian punggung cenderung abu-abu gelap. Paruh, mata, dan kaki pale chanting goshawk berwarna agak jingga dengan bagian ujung berwarna hitam. Soal ukuran, mereka termasuk burung lumayan besar. Panjang tubuh mereka sekitar 46—60 cm, rentang sayap 102—123 cm, dan bobot 493—1.300 gram.

Ada dimorfisme seksual pada spesies ini. Adapun, betina justru berukuran lebih besar ketimbang jantan. Selain fakta tersebut, pale chanting goshawk juga punya keunikan lain yang dirangkum dalam beberapa poin pembahasan di bawah ini. Jadi, kalau penasaran, simak ulasannya sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

pale chanting goshawk bertengger di atas pohon (commons.wikimedia.org/Roger Culos)

Pale chanting goshawk tersebar di bagian selatan Afrika. Data Zone by Birdlife melansir kalau negara-negara seperti Nabimia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho, Angola, dan Afrika Selatan jadi rumah bagi burung yang satu ini. Luas area yang jadi rumah bagi mereka sekitar 2,67 juta km persegi dan burung ini bukan tergolong hewan yang bermigrasi. Artinya, pale chanting goshawk akan selalu berada di wilayah yang sama sepanjang tahun.

Sementara itu, pilihan habitat pale chanting goshawk ternyata lebih condong pada tempat yang kering dengan curah hujan kurang dari 76,2 cm per tahun. Gurun pasir, hutan kering, padang rumput, dan semak belukar jadi beberapa contoh tempat yang bisa ditinggali burung ini dengan nyaman. Ada satu hal penting lain yang wajib ada di rumah pale chanting goshawk, yaitu satu pohon atau tiang tinggi supaya memberikan tempat untuk bertengger sekaligus mengawasi lingkungan sekitar ketika hendak berburu.

Berbicara soal berburu, pale chanting goshawk tentunya tergolong sebagai karnivor sejati. Pilihan makanan mereka terbilang sangat banyak karena terdiri atas berbagai mamalia kecil, serangga, burung kecil, reptil kecil, dan terkadang serangga. Teknik berburu yang diterapkan mereka terbilang mirip seperti keluarga burung elang lain. Mula-mula, pale chanting goshawk akan mencari target dari udara. Setelah mendeteksi calon mangsa, ia akan terbang menukik secara cepat, menyambar dengan cakar yang tajam, dan langsung terbang menuju pohon terdekat untuk menikmati hasil buruan.

2. Kebiasaan unik guna memperoleh makanan

pale chanting goshawk sedang mengikuti predator kecil (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Meski tak ada yang mencantumkan angka pasti, kemampuan terbang pale chanting goshawk jelas sangat jempolan. Akselerasi awal burung ini begitu cepat sampai-sampai calon mangsa tak dapat mengantisipasi gerakan burung ini. Mereka sendiri pun sebenarnya dapat dengan mudah mendeteksi keberadaan mangsa berkat indera pengelihatan yang jernih dan indera pendengaran yang sangat peka. Namun, ada satu kebiasaan menarik dari burung ini supaya memperoleh mangsa dengan mudah.

Peregrine Fund melansir kalau pale chanting goshawk terkadang mengikuti predator darat berukuran kecil, semisal musang madu (Mellivora capensis) dan cerpelai/garangan. Alasan kenapa burung ini mengikuti predator darat itu cukup simpel. Ketika musang madu atau garangan melintas, biasanya hewan-hewan kecil yang juga jadi mangsa pale chanting goshawk akan menyingkir. Nah, kalau pergerakan hewan kecil itu masuk dalam radar, maka burung ini langsung bergerak untuk menyambar makanan dengan mudah.

3. Kehidupan sosial yang fleksibel

pasangan pale chanting goshawk (commons.wikimedia.org/Ragnhild&Neil Crawford)

Pale chanting goshawk ternyata burung predator yang sangat toleran dengan sesama. Kalau biasanya keluarga burung elang itu akan bersaing dan punya wilayah sendiri, maka pale chanting goshawk justru dapat hidup bersama dengan beberapa individu lain. Hanya saja, “kelompok” burung ini masih satu keluarga, dimana komposisinya adalah jantan, betina, dan anak-anak mereka. Nah, keluarga pale chanting goshawk ini terbilang sangat kompak dalam aktivitas sehari-hari.

Animal Diversity melansir kalau antar anggota kelompok akan berkomunikasi dengan berbagai bunyi khas yang terdengar seperti kleeu-kleeu-kleeu-klu-klu-klu dan kleeeeu dengan nada yang tinggi, tapi intervalnya sangat cepat. Suara-suara ini utamanya berfungsi untuk memanggil pasangan saat musim kawin tiba. Selain itu, pale chanting goshawk turut bersuara menjelang Matahari terbit guna memanggil anggota keluarga. Tak hanya soal komunikasi, ternyata kelompok burung ini mampu berkoordinasi dalam perburuan jika diperlukan.

Kalau menemukan mangsa berukuran besar, semisal mamalia atau pengerat seukuran kucing domestik, keluarga pale chanting goshawk akan coba memburu target secara bersama. Koordinasi yang dilakukan memang tak mirip seperti singa atau serigala yang lebih taktis, tetapi lebih kepada serangan beruntun secara individu sampai target dapat dilumpuhkan. Berburu secara bersama-sama ini membantu mereka dalam menghemat energi dan memperoleh makanan dalam jumlah besar. Selain itu, induk jantan dan betina dapat melatih anak-anak mereka untuk berburu supaya nantinya mampu hidup lebih mandiri.

4. Sistem reproduksi

potret pale chanting goshawk dewasa (commons.wikimedia.org/Christiaan Viljoen)

Sebenarnya, pale chanting goshawk terbilang hewan yang setia alias monogami pada sebagian besar habitat. Akan tetapi, jika rumah mereka termasuk subur, maka betina biasanya akan menerima dua jantan sebagai pasangan, dimana antara dua jantan itu ada satu yang dominan (alpha) dan satu yang biasa saja (beta). Pada pasangan monogami, burung ini sangat kompak dalam membangun sarang. Material yang dipilih sangat beragam, mulai dari ranting dan material tanaman, bulu hewan, kotoran kering, sarang laba-laba, bahkan sampai kain tenun milik manusia. Musim kawin pale chanting goshawk terbilang panjang karena dimulai dari bulan Mei—November.

Dilansir Animalia, betina hanya menghasilkan 1—3 butir telur dalam satu musim kawin, baik dengan satu pasangan ataupun dua pasangan. Telur-telur ini akan menjalani masa inkubasi selama 35 hari dan betina memainkan peran penting dalam pengeraman. Sementara itu, induk jantan lebih banyak berperan menjaga sarang dan mencari makanan setelah anak menetas. Proses menjaga sarang ini dapat terjadi secara agresif karena ada begitu banyak hewan yang menargetkan telur pale chanting goshawk selama masa inkubasi.

Anak-anak burung ini akan berada di sarang dan perawatan kedua induk selama 5—7 minggu. Setelah itu, mereka mulai belajar berburu supaya bisa hidup hidup mandiri. Masa belajar ini berlangsung dalam rentang waktu 9—18 bulan yang artinya anak burung ini akan bersama kedua induk pada periode tersebut. Pale chanting goshawk punya rentang usia dari 2—15 tahun dengan rata-rata usia 7 tahun. Namun, diketahui ada beberapa individu yang mampu hidup sampai usia 30 tahun, meski sangat jarang.

5. Status konservasi

pale chanting goshawk saat sedang mengudara (commons.wikimedia.org/Roger Culos)

Merujuk pada IUCN Red List, status konservasi pale chanting goshawk ada pada tingkatan risiko rendah (Least Concern). Selain itu, tak ada tanda-tanda pengurangan populasi secara ekstrem yang berarti tren populasi burung predator ini cenderung stabil. Hanya saja, mereka bukannya tanpa ancaman. Kerusakan habitat dalam beberapa tahun ke belakang berpotensi mendisrupsi populasi pale chanting goshawk di masa yang akan datang.

Kalau di alam liar, burung ini jelas punya peran yang penting. Dilansir Animal Diversity, pale chanting goshawk mampu mengontrol populasi pengerat dengan efektif, sekalipun siklus reproduksi pengerat itu sangat cepat. Dengan populasi pengerat yang terkontrol, artinya ekosistem tidak akan mengalami ketimpangan serta jadi jauh lebih sehat.

Pale chanting goshawk ternyata mematahkan stigma keluarga burung elang yang lebih suka menyendiri. Siapa sangka kalau ternyata ada spesies burung predator yang bisa berburu secara berkelompok dengan koordinasi yang cukup baik seperti mereka. Benar-benar unik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha