Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Patrice Lumumba sebagai Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo (britannica.com)

Berdirinya Republik Demokratik Kongo tak terlepas oleh perjuangan Patrice Lumumba yang didapuk sebagai perdana menteri pertama. Patrice Lumumba merupakan kaum terpelajar yang mencita-citakan kemerdakaan Kongo dari kolonialisme Belgia. Lumumba banyak menyuarakan kemerdekaan dan kesetaraan ras dan suku.

Sayangnya, Lumumba tidak lama menjabat sebagai Perdana Menteri Kongo. Setelah itu, ia dilengserkan dan dieksekusi mati oleh angkatan bersenjata separatis. Berikut beberapa fakta Patrice Lumumba, Perdana Menteri Kongo yang pertama.

1. Pendiri partai Movement National Congolais

Patrice Lumumba di tahun 1960, Harry pot, CC0 1.0, viaWikimedia

Patrice Lumumba lahir di Katakombe, Provinsi Kasai, Kongo pada tanggal 2 Juli 1925 dengan nama lengkap Patrice Hémery Lumumba. Sejak mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Misionaris Protestan, Lumumba mulai tertarik pada gagasan-gagasan abad pencerahan. Lumumba menyukai filsuf-filsuf pada abad itu, seperti Victor Hugo, Voltaire, hingga Jean-Jacques Rousseau.

Lumumba mulai terjun di dunia politik pada tahun 1955. Di tahun itu juga, Lumumba mulai masuk Partai Liberal Belgia dan menjadi pemimpin serikat pekerja regional. Sayangnya, Lumumba ditangkap setelah pulang dari Belgia selepas menghadiri studi tur di tahun 1956. Ia dituduh atas penggelapan dana dan akibatnya ia dipenjara selama satu tahun.

Setelah keluar dari penjara, Lumumba semakin mengepakkan sayapnya di dunia politik. Tahun 1958, bersama tokoh-tokoh penting pro-nasionalis Kongo, Lumumba mendirikan Mouvement National Congolais (MNC). 

Partai MNC bercita-cita memerdekakan Kongo, serta menciptakan negara yang mandiri dan berdaulat. Kemudian Lumumba ditunjuk menjadi pemimipin partai MNC. Dengan cepat popularitas Lumumba melonjak. Masyarakat menyukai gagasan Lumumba yang mendambakan negara merdeka tanpa membeda-bedakan suku. 

2. Menjadi perdana menteri pertama Republik Kongo

upacara kemerdekaan Kongo 30 Juni 1960, Congopresse, public domain, via Wikimedia

Di tahun 1959 Pemerintah Belgia menyetujui program menuju kemerdekaan Republik Kongo dengan diadakannya pemilu. Lumumba dengan tegas mengkritik bahwa kebijakan Belgia hanya menempatkan orang-orang pro Belgia dalam Pemerintahan Kongo. 

Atas kritik yang ia lontarkan, Lumumba sempat kembali mendekam di penjara. Pemerintah Belgia menganggap Lumumba adalah dalang kerusuhan dan pembunuhan yang terjadi di kota. Partai MNC kemudian datang ke Brussel untuk berunding dengan Belgia. Langkah diplomatis dari MNC membuahkan hasil bahwa Kongo akan merdeka tanggal 30 Juni 1960.

Setelah itu, Lumumba dikeluarkan dari penjara, dan partainya memenangkan telak pemilu pertama Kongo. Sejak 23 Juni 1960 Lumumba dipilih sebagai perdana menteri Republik Kongo yang kemudian berganti nama Republik Demokratik Kongo di tahun 1965. Lumumba menjabat sebagai perdana menteri bersama Presiden Joseph Kasa-Vubu.

3. Menjabat sebagai perdana menteri selama tiga bulan

Patrice Lumumba di tahun 1960 saat di Brussel, Harry pot, CC0 1.0, via Wikimedia

Perjuangan Lumumba mendirikan negera tidak berhenti begitu saja. Setelah merayakan kemerdekaan, Lumumba menghadapi berbagai pemberontakan. Kelompok-kelompok separatis ingin berpisah dengan Kongo dan mendirikan negaranya sendiri. Salah satunya adalah Moise Tshombe yang ingin mendeklarasikan Republik Katanga.

Awalnya, Lumumba meminta bantuan pada PBB untuk meredakan pemberontakan dan kerusuhan yang terjadi. Namun, PBB tidak merespon permintaan Lumumba. Akhirnya, Lumumba berpaling pada Uni Soviet untuk meredakan konflik dalam negeri.

Presiden Joseph Kasa-Vubu tidak menyetujui langkah Lumumba dengan mengikutcampurkan Uni Soviet pada pemerintahan baru mereka. Mengingat Uni Soviet rival Amerika Serikat yang merupakan sekutu Belgia. Pandangan politik yang berseberangan antara Lumumba dan Kasa-Vubu membuat Lumumba dipecat dari jabatannya sejak 5 September 1960.  

Terhitung Lumumba hanya menjabat menjadi perdana menteri selama tiga bulan saja. Namun, pemecatan itu tidak membuat gentar Lumumba untuk keluar dari kursi perdana menteri. Lumumba mengecam bahwa tindakan Kasa-Vubu tidak sah karena pemecatan sepihak. Perseteruan Lumumba dan Kasa-Vubu membuat konflik dalam negeri semakin memanas.

4. Eksekusi Patrice Lumumba

kunjungan Patrice Lumumba di New York tahun 1960, Fotograaf Onbekend, CC 0, via Wikimedia

Seminggu setelah pemecatan sepihak Lumumba, Kolonel Mobutu sebagai kepala staf tentara mengambil tindakan represif untuk menetralkan kondisi dalam negeri. Kolonel Mobutu yang berkonsolidasi dengan Presiden Kasa-Vubu memutuskan untuk menyingkirkan Lumumba. Ia juga menutup segala akses pada kedutaan blok timur yang pro Uni Soviet.

Awalnya, Lumumba dijaga oleh pasukan PBB. Tetapi, PBB segera beralih pada pemerintahan Kasa-Vubu yang dianggap sah. Pada Oktober 1960 Lumumba ditangkap dan dikurung oleh Kolonel Mobutu di sebuah tahanan rumah di Léopoldville. 

Pada awal Januari 1961 Lumumba diserahkan pada angkatan bersenjata Katanga. Lumumba ikut dikurung bersama dua rekan setianya, Okito dan Mpolo. Mereka terus dipukuli angkatan bersenjata Katanga. Pada tanggal 17 Januari 1961 Lumumba dan kedua temannya dieksekusi oleh sekelompok regu tembak. 

5. Kematian tragis Patrice Lumumba

patung Patrice Lumumba di Kinshasa, Kongo, MONUSCO Photos, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia

Setelah meninggal, jasad Lumumba tidak serta merta dikuburkan. Jasad Lumumba kemudian dipotong-dipotong lalu dicelupkan pada larutan asam sulfat. Pihak Belgia bertanggungjawab atas kematian tragis Lumumba, karena mendukung angkatan bersenjata Katanga. Pada tahun 2022, Kepala Jaksa Belgia baru menyerahkan gigi emas Lumumba yang tersisa dari tragedi pada malam 17 Januari 1961 kepada keluarga Lumumba. 

Kematian tragis Patrice Lumumba menorehkan tinta merah kelam pada sejarah Kongo. Patrice Lumumba dikenang sebagai bapak bangsa yang memperjuangkan persatuan di tanah airnya. Perjalanannya sebagai aktivits, pemimpin partai, dan perdana menteri akan selalu dikenang oleh masyarakat Kongo. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team