Paus sikat pasifik utara (commons.wikimedia.org/EBLNA)
Pada awalnya paus sikat pasifik utara diperkirakan masih 20.000-30.000 ekor pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Namun saat ini populasi mereka menyusut karena perburuan, dampak perubahan iklim, kebisingan laut dll.
Adfg Alaska menjelaskan, eksploitasi besar-besaran karena komersialisasi paus sebelum 1949. Penangkapan illegal dalam jumlah besar oleh pemburu Uni Soviet pada 1960-an membunuh ratusan paus sebagian besar di bagian utara Teluk Alaska dan Laut Bering. Lantaran langkanya hewan ini, tahun 1960-1990an penampakan paus ini jarang ada.
Kebisingan laut penyebab kelangsungan hidup paus sikat pasifik utara. Sebab, membuat mereka tergusur dari area yang penting. Polusi suara di bawah air mengganggu perilaku normal dapat mengurangi kemampuan mereka berkomunikasi, meningkatkan tingkat stres dan menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau permanen.
Perubahan iklim berdampak bagi zooplankton menyebabkan perubahan luasan, kepadatan dan persistensi es yang mengubah tempat berkumpulnya zooplankton di paparan laut Bering. Efek dominonya tentu menganggu paus untuk mencari zooplankton sebagai makanannya.
Paus sikat pasifik utara juga tercemar bahan kimia beracun dari plastik, sampah dan tumpahan minyak berefek pada kesehatan dan kemampuan paus tersebut untuk memiliki anak. Mereka juga diketahui cenderung tabrakan dengan kapal.
Menurut daftar merah IUCN, jumlah total paus sikat pasifik utara diperkirakan sekitar 500 ekor meliputi 400 paus di laut Okhotsk dan 100 paus di wilayah Pasiifik Utara lainnya. Jelas hewan ini termasuk sebagai terancam punah.
Menggunakan penampang gigi adalah salah satu cara untuk menentukan umur mamalia. Namun, paus sikat tak punya gigi. Oleh karena itu, peneliti melihat tulang telinga dan lensa mata untuk memperkirakan usia paus sikat pasifik utara setelah mereka mati. Paus ini diyakini dapat hidup setidaknya hingga 70 tahun.