Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret induk dan anak paus pembunuh yang sedang melompat (commons.wikimedia.org/Robert Pittman)

Pada Jumat (10/1/2025) silam, tim Konservasi Indonesia menerbitkan jurnal berjudul, "Insights into cetacean sightings, abundance, and feeding associations: observations from the boat lift net fishery in the Kaimana important marine mammal area, Indonesia". Jurnal yang diprakarsai sembilan peneliti Konservasi Indonesia itu bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan infraordo Cetacea atau kelompok mamalia laut di Perairan Kaimana dalam kurun waktu Mei 2021—Maret 2023. Hasilnya, para peneliti menemukan lima spesies Cetacea yang hidup di Important Marine Mammal Area (IMMA) Perairan Kaimana.

Kelima spesies yang disebutkan dalam jurnal tersebut adalah lumba-lumba hidung botol pasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba bungkuk australia (Sousa sahulensis), paus bryde (Balaenoptera edeni), lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris) dan paus pembunuh atau orca (Orcinus Orca). Nah, khusus yang terakhir itu, salah satu peneliti jurnal ini, Mochamad Iqbal Herwata Putra selaku Focal Species Conservation Program Konservasi Indonesia, menyebut kalau keberadaan paus pembunuh di Perairan Kaimana termasuk penemuan baru. Spesies lumba-lumba terbesar di dunia ini terbilang sangat jarang berada di seluruh perairan Indonesia dengan kepadatan populasi sekitar 0—0,10 individu saja per 100 km persegi.

Dilansir Konservasi Indonesia, alasan mengapa paus pembunuh jarang terlihat di perairan Indonesia disebabkan oleh terbatasnya peluang mereka dalam mencari makan di perairan kita. Selain itu, paus pembunuh juga memiliki kekhawatiran atas aktivitas manusia yang lebih intens di sekitar perairan Indonesia. Kehadiran paus pembunuh di Perairan Kaimana itu kemudian jadi angin segar soal keberadaan perairan penting untuk konservasi biota laut yang ada di Indonesia.

Namun, penemuan paus pembunuh ini di Perairan Kaimana juga menimbulkan satu pertanyaan penting, apakah peristiwa ini merupakan fenomena langka? Lalu, sebenarnya di mana saja kita bisa menemukan paus pembunuh? Jawaban lengkapnya akan dibahas dalam ulasan berikut ini!

1. Di mana peta persebaran dan habitat favorit paus pembunuh?

seekor paus pembunuh yang sedang berenang di perairan lepas (commons.wikimedia.org/Andrew Shiva)

Kalau bertanya tentang peta persebaran paus pembunuh, sebenarnya mamalia laut ini bisa ditemukan di seluruh wilayah laut dunia tanpa terkecuali. Hal ini membuat mereka jadi spesies kosmopolitan karena fleksibilitas tempat tinggal. Akan tetapi, paus pembunuh tetap memiliki kawasan favorit tersendiri yang membuat kehadiran mereka di beberapa lautan dunia terbilang sangat langka.

Dilansir Animal Diversity, paus pembunuh lebih suka tinggal di kawasan laut dengan temperatur yang lebih dingin. Artinya, mamalia laut ini lebih mudah ditemukan pada kawasan subtropis ataupun laut yang dekat dengan kutub utara maupun selatan.

Meskipun demikian, paus pembunuh tetap melakukan migrasi pada momen tertentu. Misalnya saja, saat pergantian musim di kutub utara, kawanan paus pembunuh akan bergerak ke arah selatan hingga mencapai wilayah perairan kutub selatan. Live Science melaporkan bahwa jarak yang bisa ditempuh kawanan paus pembunuh mencapai 1.900 km!

Selain untuk menyesuaikan suhu air saat pergantian musim, migrasi yang dilakukan paus pembunuh ada pengaruhnya pada ketersediaan makanan. Paus pembunuh akan selalu berpindah tempat, tergantung dengan ketersediaan mangsa potensial bagi mereka. Sebenarnya, mamalia laut ini sanggup mengonsumsi apa pun yang ada di sekitar mereka. Namun, jika memungkinkan, paus pembunuh lebih suka memburu berbagai spesies pinnipedia, kawanan ikan dalam jumlah besar, hingga berbagai spesies paus. Jenis mangsa favorit ini lebih banyak ditemukan di wilayah perairan dingin.

2. Paus pembunuh jarang masuk ke wilayah perairan Indonesia, kenapa?

potret induk dan anak paus pembunuh yang sedang melompat (commons.wikimedia.org/Robert Pittman)

Nah, penjelasan di atas rasanya cukup menggambarkan tentang keberadaan paus pembunuh di wilayah perairan tropis, termasuk Indonesia. Air yang hangat tidak begitu disukai mereka sehingga umumnya paus pembunuh hanya sekadar lewat saja jika kebetulan teridentifikasi berada di perairan tropis. Selain itu, di perairan tropis, jenis mangsa favorit mereka terbilang sangat jarang sehingga membuat paus pembunuh harus mengganti menu makan ataupun bergerak ke tempat lain yang ditinggali mangsa favorit mereka.

Kalau melihat kembali fakta tentang keberadaan paus pembunuh di Perairan Kaimana, sebenarnya peneliti dalam jurnal terbitan Konservasi Indonesia menyebutkan bahwa hanya satu kali melihat keberadaan paus pembunuh di Perairan Kaimana selama masa studi. Dalam penjelasan dalam jurnal tersebut, observasi keberadaan paus pembunuh ini terjadi pada bulan Februari. Dengan demikian, kuat dugaan kalau paus pembunuh yang terlihat di Perairan Kaimana sebenarnya sedang ada dalam perjalanan migrasi menuju tempat yang lebih dingin sehingga melintasi perairan tropis.

3. Ada perbedaan antara paus pembunuh sesuai dengan di mana kita melihat lokasi mereka

Paus pembunuh dengan sirip punggung panjang lebih banyak ditemukan di perairan sekitar kutub selatan. (commons.wikimedia.org/NOAA Fisheries)

Ada satu hal yang menarik dari fakta peta persebaran paus pembunuh yang sangat luas tersebut. Ternyata, terdapat sedikit perbedaan antara spesies paus pembunuh, sesuai dengan di mana kita mengamati mereka. Dilansir Whales, perbedaan paus pembunuh ini dapat dilihat dari pilihan mangsa favorit mereka.

Misalnya saja, paus pembunuh yang berada di dekat wilayah perkumpulan berbagai biota laut menjadikan ikan sebagai mangsa utama akan memiliki jumlah kelompok yang lebih besar. Sementara itu, paus pembunuh di perairan lepas yang menargetkan paus atau pinnipedia berukuran besar sebagai mangsa akan memiliki tubuh yang lebih besar dengan kelompok dalam jumlah yang lebih sedikit. Ada lagi jenis paus pembunuh yang tinggal di pesisir cenderung memiliki gigi ompong karena makanan favorit mereka adalah hewan-hewan berkulit keras, semisal ikan hiu dan ukurannya cenderung lebih kecil.

Jadi, itu dia beberapa hal menarik dari keberadaan paus pembunuh di Perairan Kaimana. Meskipun mamalia laut ini hanya sekadar "lewat" di perairan Indonesia pada masa tertentu, tidak berarti hal tersebut bukan jadi hal yang spesial. Kehadiran paus pembunuh di wilayah Indonesia beserta berbagai spesies Cetacea lain menandakan kalau masih ada perairan di negara kita yang mampu menopang kehidupan mereka. Dengan demikian, menjaga ekosistem di seluruh perairan Indonesia jelas menjadi hal penting agar keanekaragaman hayati yang ada di sana tidak menghilang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team