5 Fakta Ras Melanesoid, Berbeda dengan Polinesia

Intinya sih...
Melanesoid berasal dari kata melano dan soid
Ciri khas berkulit hitam, rambut keriting, postur tubuh tegap
Melanesoid tersebar di wilayah Melanesia hingga Indonesia bagian timur
Indonesia dikenal dengan negara dengan aneka ragam ras, salah satunya adalah Melanesoid. Ras ini merupakan sub dari ras Negroid yang banyak mendiami Indonesia bagian timur. Tak hanya di Indonesia saja ya, Melanesoid juga mendiami negara lain utamanya negara di timur Indonesia.
Melanesoid juga memiliki ciri khas tersendiri seperti halnya ras yang lain. Mulai dari fisik hingga kebiasaan yang dilakukan. Untuk tahu lebih banyak tentang Melanesoid, ini adalah lima fakta ras Melanesoid.
1. Melanesoid berasal dari kata melano dan soid
Berasal dari bahasa Yunani, Melanosoid merupakan dua padanan kata yaitu melano dan soid. Melano artinya hitam sedangkan soid artinya penampilan. Sehingga disimpulkan Melanesoid adalah kelompok manusia dengan ciri penampilan kulit hitam.
Dikutip dari world.expeditions, istilah Melanesia sendiri berasal dari penjelajah Prancis Jules Dumont D’Urville. Dia menyebut Melanesia merujuk pada pulau-pulau kecil yang dihuni oleh penduduk berkulit hitam. Sedangkan Melanesoid adalah ras atau kelompok orang yang tinggal di Melanesia.
2. Ciri khas berkulit hitam
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ras Melanesoid memiliki ciri khas kulit hitam. Namun tak hanya kulit saja, ras Melanesoid juga terlihat dari rambut hingga postur tubuh. Ciri-ciri ini membedakannya dari ras yang lain.
Dilihat dari tinggi badan, rata-rata tingginya sekitar 160—170 cm dengan postur yang tegap. Ciri khas lainnya adalah rambut yang gelap dengan tipe keriting. Ditinjau dari bentuk mata dan hidung cenderung tampak lebar sedangkan bibir cenderung tebal.
3. Melanesoid tersebar di wilayah Melanesia
Ras Melanesoid mendiami bumi bagian barat laut yang membentang hingga tenggara. Persebarannya meliputi Fiji, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, Vanuatu serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan persebaran di Indonesia ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Kepulauan Aru dan Pulau Papua.
Wilayah-wilayah ini memiliki kekayaan aneka ragam hayati. Dikutip dari rockjumperbirding, Kawasan ini merupakan rumah dari tiga per empat karang dunia, 3.000 spesies ikan serta aneka macam burung. Selain itu, wilayah ini juga merupakan rumah dari 200 spesies endemik.
4. Sistem ekonomi, politik dan agama dipengaruhi bangsa Eropa
Selain mendiami wilayah dengan kaya aneka ragam hayati, Melanesoid juga memiliki tradisi yang beragam. Dikutip britannica, pengaruh kolonial di Melanesia terpengaruh oleh kedatangan orang Eropa pada 1660. Diantara pengaruhnya meliputi sistem ekonomi, politik, pengaruh agama serta pengaruh westernisasi lainnya.
Namun, tidak semua pengaruh Eropa diadopsi oleh bangsa Melanesia. Budaya seperti tarian, cara berpakaian, upacara adat hingga bahasa masih dipertahankan. Salah satu yang tidak bisa hilang adalah mengunyah pinang atau nginang yang juga dilakukan oleh bangsa Mikronesia.
5. Berbeda dari Mikronesia dan Polinesia
Ditinjau dari cara bertahan hidup, berdasarkan guampedia, bangsa melanesia berbeda dibandingkan bangsa mikronesia dan polinesia. Kalau mikronesia dan polinesia kebanyakan menghidupi diri dengan berlaut, sedangkan melanesia bercocok tanaman, beternak babi dan berkebun. Walaupun begitu, tak menutup kemungkinan komunitas yang tinggal di pesisir bekerja sebagai pelaut.
Selain cara bertahan hidup, perbedaan juga tampak di kepercayaan. Jika Polinesia lebih percaya pada dewa-dewi, bangsa melanesia lebih percaya pada roh dan hantu. Mereka percaya bahwa roh dan hantu bisa mencelakakan dan menimbulkan kejahatan sehingga banyak ritual yang dirancang untuk mencegah kejahatan dan menenangkan roh. Namun masuknya agama mengubah kepercayaan masing-masing individu. Walaupun, penyebaran agama Kristen di Melanesia tidak sesukses di Mikronesia dan Polinesia.
Kini, orang dengan ras Melanesoid tersebar di berbagai kota di Indonesia. Ras ini memiliki ciri khas yang menjadikan Indonesia semakin berwarna dan beranekaragam. Untuk itu, jangan biarkan perbedaan ini menjadi alasan untuk adanya perpecahan antar bangsa.