Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Spesies Reptil di Raja Ampat, Ular Putih Papua Membunuh Manusia

Ular laut (commons.wikimedia.org/jon hanson)
Intinya sih...
  • Sanca hijau adalah spesies ular endemik di Raja Ampat dengan warna bervariasi dan panjang hingga 1,5 m.
  • Ular laut berenang luas di Raja Ampat, tidak agresif, tingginya lebih dari 1 meter, dan memiliki racun kuat.
  • Ular putih papua adalah salah satu spesies ular paling berbisa di dunia, hanya ditemukan di Papua, Indonesia dan Papua Nugini.

Raja Ampat adalah kawasan bagian barat Papua, Indonesia dikenal masyarakat internasional karena memiliki pemandangan yang eksotis. Raja Ampat memiliki 4 empat pulau utama: Misool, Batanta, Salawati dan Waigeo serta sisanya sekitar 1.500 pulau kecil.

 Tak hanya soal keindahan, Raja Ampat diberkahi dengan lebih dari 3.000 spesies berbagai jenis hewan seperti ikan, krustasea, moluska dan tentunya reptil. Omong-omong soal reptil, ada juga yang endemik maupun berada di perairan maupun daratan tersebar di luar Indonesia.

 Ada ular paling beracun di dunia terdapat di Raja Ampat bernama ular putih papua, lho. Jadi untuk mengetahui informasi detail. Mari simak semua ulasan reptil di Raja Ampat sekarang.

1. Ular Sanca hijau

Ular sanca hijau (commons.wikimedia.org/Mike Wesemann)

Sanca hijau adalah spesies ular endemik di wilayah Papua seperti Raja Ampat, Salawaru dan Kepulauan Aru. Selain itu berada di Papua Nugini dan Semenanjung York, Australia. Pencinta ular harus tahu bahwa sanca hijau bisa jumpai di empat pulau utama Raja Ampat: Waigeo, Salawati, Batanta dan Misool. Sanca hijau cenderung hidup di iklim tropis, dataran rendah dan dataran tinggi di atas 2.000 m.

Sanca hijau mempunyai warna bervariasi dari kuning terang, coklat keputihan dan kemerahan serta merah penuh dengan panjang 1,5 m dan bobot berat hingga 1.200 g. Sanca hijau adalah satwa peliharaan yang populer karena warnanya unik dan aktratif.

2. Ular laut

Ular laut (commons.wikimedia.org/Luis Correa)

Ular laut berenang secara luas di kawasan Samudra Hindia dan Pasifik Barat termasuk Indonesia khususnya di sini perairan Raja Ampat. Ular laut lazim dijumpai di seluruh Raja Ampat. Mereka tidak terlalu agresif sehingga penyelam aman untuk mengamatinya. Ular laut seperti namanya, menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut.

Ular laut tingginya 1 meter lebih dengan kepala kecil. Ular laut memiliki ekor pipih khusus digunakan untuk berenang dan memiliki katup di atas lubang hidung yang tertutup. Makanan favorit ular laut adalah ikan dan krustasea. Soal racunnya, ular laut bukan paling berbisa di dunia. Namun, racun mereka lebih kuat daripada derik mojave dan king kobra.

3. Ular putih papua

ilustrasi ular putih papua (commons.wikimedia.org/Pavel Kirillov)

Micropecchis ikaheka atau ular putih papua adalah salah satu spesies ular paling berbisa di dunia hanya ditemukan di Papua, Indonesia dan Papua Nugini. Mongabay melaporkan, ular putih papua membunuh orang dengan bisanya yang mematikan yakni Annas Muthazul’ulum Exalos Indonesia terjadi di Misool, Raja Ampat pada (12/3/2022). Korban ini tidak dapat diselamatkan karena tak ada antivenomnya.

Bisa ular putih papua mengandung kombinasi neurotksin, hemotoksin, sitotoksin dan kardiotoksin. Efek racunnya menyebabkan gangguan pada sistem saraf, kerusakan jaringan otot, pendarahan internal dan henti jantung. Semua efek racun bisa terasa hanya dalam hitungan menit, lho. Sampai saat ini, antivenom untuk ular putih papua belum ada secara resmi.

4. Buaya air asin

Buaya air asin (commons.wikimedia.org/Pangalau)

Buaya air asin hanya punya kemungkinan kecil dijumpai oleh para penyelam di lautan. Buaya air asin menyukai hutan bakau, muara sungai dan lahan basah yang payau. Di Misool, Raja Ampat, muara sungai adalah rumah bagi buaya air asin. Sebenarnya, buaya air asin tersebar di banyak wilayah seperti Australia, Papua Nugini, Asia Tenggara lain bahkan Asia Selatan.

Jantan dewasa dapat mencapai ukuran 7 m dan betina lebih kecil sekitar 2,5 m. Kepalanya sangat besar, memiliki sisik berbentuk oval dan tampil dengan ciri khas warna kuning pucat dengan garis-garis hitam dan bintik-bintik di tubuh dan ekornya.

 

 

5. Biawak pohon biru

Biawak pohon biru (commons.wikimedia.org/Greg Hume)

Biawak pohon biru (varanus macraei) adalah sejenis reptil endemik di Pulau Batanta, Raja Ampat khususnya di hutan tropis. Biawak pohon biru pertama kali diberi nama oleh ahli herpetology, Duncan R. Macrae, pendiri Taman Reptil Rimba di Bali. Biawak pohon biru adalah hewan arboreal cenderung hidup di pohon. Mereka menghindari predator dengan melarikan diri ke atas pohon, jelas Animalia.bio.

Biawak pohon biru seperti namanya, berwarna biru yang cerah yang dilengkapi dengan bintik-bintik biru juga. Tubuhnya ramping dan memanjang dengan ukuran panjang rata-rata sekitar 70 cm dari moncong hingga ekor. Biawak pohon biru adalah predator oportunistik yang memakan berbagai macan hewan seperti invertebrata, serangga, laba-laba, kadal dan burung.

Kini kita tahu bahwa reptil di Raja Ampat bisa dijadikan hewan peliharaan: sanca hijau. Ada yang bisa diamati asal jangan diganggu seperti ular laut dan buaya air asin. Ular dengan racun tingkat tinggi yakni ular putih papua. Untuk biawak pohon biru sebenarnya pemalu dan menghindari manusia. Intinya berhati-hati ya dengan para reptil ketika berada di Raja Ampat.    

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us