5 Fakta Rusa Kesturi Siberia, Jenis Rusa Endemik dengan Taring Unik

Meski ada kata rusa dalam namanya, ternyata rusa kesturi siberia tidak berasal dari famili yang sama dengan rusa, yaitu Cervida. Mereka justru berasal dari famili hewan yang berdiri sendiri. Mereka sebenarnya tidak memiliki kekerabatan dekat dengan hewan lain.

Mengutip dari Edinburgh Zoo, nama famili rusa kesturi siberia adalah Moschidae. Tidak ada hewan lain yang berasal dari famili yang sama dengan mereka, bahkan dengan rusa air yang memiliki ciri fisik mirip. Kalaupun ada yang bisa disebut kerabat bagi hewan yang satu ini, famili Bovidae  lebih dekat dengan mereka daripada famili rusa. Itu artinya, rusa kesturi siberia lebih berkerabat dengan sapi, kerbau, bison, domba, dan antelop.

Rusa kesturi siberia tergolong sebagai herbivor yang bisa memakan berbagai macam tumbuhan, jamur, biji-bijian, buah, hingga kulit kayu. Akan tetapi, hewan yang satu ini juga memiliki makanan favorit yang selalu mereka cari di berbagai tempat, yaitu lumut.

Dilansir Animal Diversity, lumut mengambil porsi sekitar 70 persen dari keseluruhan konsumsi harian rusa kesturi siberia. Makanan ini jadi favorit mereka, khususnya ketika musim dingin. Mereka bisa memanjat tebing hingga pepohonan demi bisa meraih lumut yang ada di tempat yang tinggi. 

Rusa kesturi siberia juga tergolong sebagai hewan yang sangat waspada dan pemalu. Selain itu, mereka juga tidak pernah terlihat bergerak dengan kelompok besar. Mereka biasanya hanya terdiri dari 2—3 individu saja, bahkan sendirian.

Animalia melansir bahwa kelompok kecil dari rusa kesturi siberia ini biasanya terdiri atas seekor betina dan 1—2 anaknya. Pejantan lebih bersifat teritorial dan cenderung soliter. Biasanya, masing-masing rusa kesturi siberia jantan memiliki luas teritori sekitar 300 hektare. Mereka merupakan hewan nokturnal yang menghindari aktivitas ketika cuaca sedang buruk, semisal ketika badai salju.

Tumbuhnya sepasang taring panjang pada mulut rusa kesturi siberia jadi salah satu ciri khas yang memudahkan kita untuk mengidentifikasi hewan yang satu ini. Diketahui kalau taring ini tumbuh paling panjang pada pejantan. Panjangnya bisa mencapai 10 cm dan terus tumbuh sepanjang mereka hidup.

Menurut Edinburgh Zoo, sejauh ini fungsi dari taring yang ada pada pejantan rusa kesturi siberia adalah untuk menarik perhatian betina. Semakin panjang taring yang dimiliki pejantan, semakin besar peluang mereka untuk dipilih oleh para betina. Sejauh ini, tidak disebutkan apakah taring ini digunakan untuk para pejantan bertarung seperti rusa air atau tidak.

Pejantan rusa kesturi siberia memiliki sebuah organ khusus bernama kantung musk yang bisa mengeluarkan wewangian unik. Organ ini adalah sebuah kantung kelenjar yang terletak di sekitar alat kelamin rusa jantan. Dulunya, kantung musk ini diambil oleh orang-orang Timur dan Eropa untuk dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Untuk saat ini, organ khusus rusa kesturi siberia ini digunakan sebagai bahan parfum.

Sayangnya, manfaat dari kantung musk ini justru membawa malapetaka bagi hewan yang satu ini. Setelah diketahui manfaat ekonomis yang bisa diberikan rusa kesturi siberia, manusia mulai memburu mereka secara besar-besaran, menurut Animal Diversity. Pada tahun 1855-an saja, ada sekitar 180 ribuan kantung musk berhasil diperoleh. Akan tetapi, mulai tahun 1927, jumlah kantung musk yang berhasil diburu menurun jauh pada angka 5.089.

Itu artinya, sejak saat itulah, rusa kesturi siberia tergolong sebagai hewan terancam, menurut IUCN Red List. Tidak ada data pasti tentang populasi mereka di alam liar. Namun, diperkirakan kalau saat ini jumlah mereka ada pada angka 110 ribu individu dan angka ini terus menurun tiap tahunnya.

Kejadian yang menimpa rusa kesturi siberia ini rasanya jadi pengingat bagi kita semua. Untuk memanfaatkan kekayaan alam, kita sebagai manusia harus ingat: tetap jaga kelestarian rusa kesturi siberia agar tidak mengganggu ekosistem di sekitarnya. Sebab, rusa kesturi siberia merupakan mangsa utama bagi beberapa predator yang ada di Siberia, salah satunya lynx.