nilgai (Boselaphus tragocamelus) jantan, di ladang kentang, Jamtra, Madhya Pradesh, India (commons.wikimedia.org/Charles James Sharp)
Di India sendiri, misalnya di Bihar, Chhattisgarh, Haryana, Madhya Pradesh, Uttar Pradesh, dan Rajasthan, populasi nilgai terbilang masih banyak. Namun, kondisi ini menyebabkan dampak buruk terhadap panen masyarakat karena hewan tersebut sering masuk dan menginjak-injak ladang pertanian.
Situasinya tak kunjung membaik sampai akhirnya pada tahun 2015, para petani memutuskan untuk mogok makan agar pemerintah mengganti hasil pertanian yang rusak. Alhasil, pemerintah India melegalkan perburuan nilgai karena merupakan "hama". Namanya juga diganti menjadi rojad (antelop hutan) agar perburuan para bluebuck tidak menimbulkan permasalahan agama.
Memang, pada tahun 2016, nilgai masih termasuk kategori spesies risiko rendah dalam daftar Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan populasinya semakin menurun akibat perburuan besar-besaran dan hilangnya habitat asli.
Merupakan spesies asli India, nilgai ternyata termasuk hewan suci dalam kepercayaan masyarakat Hindu di sana. Namun, karena menyebabkan masalah pertanian, pemerintah lantas melegalkan perburuan si "sapi biru". Semoga populasinya tetap stabil ke depannya, ya.