ilustrasi kekeringan (pixabay.com/Tama66)
Bagaimana keadaan Timbuktu sekarang? Kota ini dilanda kekeringan, yang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Kekeringan bukan satu-satunya ancaman, mereka juga struggle dengan kemiskinan dan kerawanan pangan.
Belum lagi, sekitar tahun 2012, ekstremis yang terkait dengan Al-Qaeda sempat menduduki Timbuktu dan membakar ribuan manuskrip kuno yang tak ternilai harganya. Ekstremis tersebut juga menghancurkan kuburan sufi, makam para wali, dan bangunan bersejarah lainnya.
Menurut laman The Guardian, di Timbuktu tidak ada lampu lalu lintas dan hanya ada sedikit mobil. Sehari-harinya, penduduk kota menggunakan keledai sebagai alat transportasi. Selain itu, sumber airnya semakin berkurang dan suhunya terus meningkat. Dengan segala keterbatasan, penduduk Timbuktu dihadapkan pada dua pilihan: beradaptasi atau pergi.
Nah, itulah secuplik sejarah Timbuktu, dari awal terbentuk, masa kejayaan, hingga kejatuhannya. Semoga kota ini bisa bangkit kembali, ya!