ilustrasi harimau putih (unsplash.com/Catherine Bares)
Jika kamu perhatikan, tak ada nama latin untuk "Harimau Putih". Dilansir World Wildlife Fund for Nature (WWF), harimau putih sebenarnya bukanlah subspesies harimau (Panthera tigris). Di dunia, subspesies harimau yang diakui resmi hanyalah dua: Harimau Asia (Panthera tigris tigris) dan Harimau Jawa (P. tigris sondaica).
WWF menjelaskan bahwa bulu harimau putih adalah hasil mutasi genetik, kondisi yang disebut leucism. Bukan satwa yang terancam punah, sayangnya, tidak sedikit kebun bintang yang mempromosikannya dengan status tersebut.
Dilansir Scientific American, satwa ini adalah hasil perkawinan dua harimau biasa dengan alel langka. Di alam liar, memang harimau putih hanya ada beberapa kali, dan terakhir kali terlihat di alam liar mati tertembak pada 1958. Jadi, kelangkaan harimau putih sebenarnya adalah karena alel langka tersebut.
Selain itu, kemungkinan besar lainnya adalah ketidakmampuan harimau putih untuk berburu atau mempertahankan diri. Dengan warna bulunya yang putih, WWF menyatakan bahwa harimau putih sulit menyamar untuk berburu atau untuk menghindari predator.