Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret setuhuk putih yang melompat dari dalam air (commons.wikimedia.org/Abyssal)
potret setuhuk putih yang melompat dari dalam air (commons.wikimedia.org/Abyssal)

Intinya sih...

  • Setuhuk putih merupakan spesies setuhuk terkecil dengan panjang rata-rata 2—2,7 meter dan bobot 68—83 kg.
  • Setuhuk putih ditemukan di sepanjang Samudra Atlantik pada perairan hangat dengan suhu ideal sekitar 21 derajat celsius.
  • Mereka termasuk ikan pelagis yang berenang cepat dan memiliki kecepatan mencapai 80,5 km per jam.

Setuhuk atau marlin (famili Istiophoridae) bisa dibilang jadi ikon lautan lepas, khususnya di kalangan pemancing. Nama ikan ini begitu tersohor karena terkenal akan ukuran masif dan tarikan yang kuat ketika berhasil terkait joran pemancing. Nah, di seluruh dunia, ada empat spesies setuhuk berbeda dengan ciri khas masing-masing. Kalau kita berbicara soal spesies mana yang berukuran paling kecil, setuhuk putih (Kajikia albida) jawabannya.

Panjang rata-rata ikan yang satu ini sekitar 2—2,7 meter dengan bobot 68—83 kg. Ukuran ini jelas sangat jauh kalau dibandingkan dengan setuhuk biru (Makaira nigricans) yang merupakan spesies setuhuk terbesar di dunia yang dapat tumbuh sepanjang 4,2 meter dan bobot 800 kg lebih. Namun, bukan berarti setuhuk putih tidak memiliki ciri khas tersendiri.

Tubuh setuhuk putih sangat ramping. Selain itu, sirip-sirip di sekeliling tubuh didesain supaya dapat bergerak dengan cepat. Untuk urusan warna tubuh, ikan yang satu ini tampil dengan warna biru tua pada bagian punggung dan putih pada bagian putih yang berguna sebagai kamuflase. Selain itu, sirip punggung setuhuk putih cenderung memanjang ke seluruh bagian punggung, yang jadi salah satu cara mengidentifikasi mereka. Selain soal ciri fisik, pastinya ikan yang satu ini punya beberapa fakta menarik lain yang bakal dikupas pada artikel kali ini. Jadi, kalau penasaran dengan setuhuk putih, simak sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi Samudra Atlantik yang jadi rumah bagi setuhuk putih (commons.wikimedia.org/Janitoalevic)

Setuhuk putih ditemukan di sepanjang Samudra Atlantik, tepatnya antara pesisir Amerika bagian timur, Kepulauan Karibia, pesisir timur Amerika Selatan, pesisir barat Afrika, dan pesisir barat Eropa (termasuk sedikit bagian Laut Mediterania). Ikan ini mudah ditemukan di kawasan perairan hangat Samudra Atlantik atau sekitar 45 derajat utara dan selatan. Setuhuk putih pun termasuk ikan pelagis karena berada di perairan lepas, tetapi masih di sekitaran permukaan sampai kedalaman 100 meter di bawah permukaan laut.

Dilansir AZ Animals, suhu air paling ideal bagi setuhuk putih itu sekitar 21 derajat celsius. Namun, ikan ini masih tinggal juga di air dengan suhu sampai 29 derajat celsius. Uniknya, pada waktu tertentu, setuhuk putih pindah ke sekitaran pesisir demi menemukan suhu air yang sesuai dengan pilihan mereka. Hal ini ditandai pula dengan kebiasaan migrasi dari ikan ini. Adapun, setuhuk putih cenderung ke arah utara saat musim panas dan awal musim gugur, kemudian kembali ke selatan menjelang musim dingin tiba.

Untuk urusan makanan, setuhuk putih tergolong karnivor sejati yang beraksi pada siang hari (diurnal). Mereka memburu berbagai jenis ikan berukuran sedang di lautan lepas, terutama yang hidup secara bergerombol. Setuhuk putih biasanya menerjang ke arah ikan yang jadi mangsa dan langsung menggigit atau menelan. Akan tetapi, ada momen saat ikan ini memanfaatkan moncong tajam sebagai "pedang" untuk menusuk maupun menebas mangsa agar mudah dikonsumsi.

2. Seputar kemampuan berenang setuhuk putih

setuhuk putih yang tertangkap dan dibawa ke kapal (commons.wikimedia.org/Nugget04)

Salah satu ciri khas keluarga ikan setuhuk ialah kecepatan berenang mereka yang sangat impresif. Setuhuk putih pun masuk dalam jajaran ikan tercepat di dunia. Pada puncaknya, kecepatan yang dapat diraih ikan ini mencapai 80,5 km per jam. Malahan, ada anggapan kalau mereka disebut-sebut bisa melesat lebih cepat lagi hingga menyentuh angka 129 km per jam. Hanya saja, kecepatan puncak yang akurat itu ada pada angka 80,5 km per jam, dilansir The Billfish Foundation.

Tak hanya cepat, ada hal unik lain dari cara berenang setuhuk putih. Maryland Department of Natural Resources melansir kalau mereka sering menggunakan teknik tailing saat berenang dekat permukaan. Teknik yang satu ini mirip seperti apa yang biasa dilakukan hiu, yaitu berenang sangat dekat di permukaan, tetapi hanya menampilkan sirip punggung dan ekor. 

Kemiripan lain antara setuhuk putih dengan hiu terletak pada cara keduanya bernapas. Sama seperti hiu, setuhuk putih harus terus bergerak supaya oksigen di air dapat diserap dengan baik. Karena itu, kadang peneliti menemukan individu setuhuk putih yang bergerak sampai ribuan kilometer supaya tetap memperoleh asupan oksigen secara konstan. Rekor yang pernah dicapai adalah 6.517 km.

3. Antara hidup sendiri atau berkelompok

potret setuhuk putih yang melompat dari dalam air (commons.wikimedia.org/Abyssal)

Soal kehidupan sosial, setuhuk putih bisa dibilang cukup fleksibel. Dilansir Maryland Department of Natural Resources, kebanyakan waktu ikan ini diisi dengan berenang sendirian. Kalaupun bersama dengan individu lain, biasanya itu adalah pasangan yang hendak melakukan reproduksi.

Meski begitu, ada momen saat setuhuk putih akan membentuk kelompok kecil. Jumlah mereka antara 5—12 individu saja dan punya tujuan sangat spesifik, yakni berburu. Ya, ketika beberapa setuhuk putih mendeteksi keberadaan ikan mangsa dalam jumlah besar, mereka akan ikut berkelompok supaya memudahkan proses berburu. Hanya saja, seluruh anggota kelompok sementara ini tidak selalu berada dalam jarak yang dekat. Malahan, mereka cenderung tersebar di wilayah laut yang cukup luas.

4. Sistem reproduksi

ilustrasi setuhuk putih (commons.wikimedia.org/Raver Duane)

Musim kawin bagi setuhuk putih terjadi pada awal musim panas di Samudra Atlantik. Pada saat itu, ikan ini akan mencari pasangan dan kawin di kedalaman laut. Setelah kawin, betina akan mencari tempat yang lebih dangkal dan hangat supaya telur-telur bisa menjalani masa inkubasi di lingkungan yang nyaman.

Dilansir Animalia, betina dapat menghasilkan 190—586 ribu butir telur dalam 1 musim kawin. Tidak diketahui berapa lama masa inkubasi yang dijalani telur setuhuk putih, tetapi anak ikan ini terkenal dengan kecepatan pertumbuhan mereka. Bayangkan saja, dalam kurun waktu 2 tahun, setuhuk putih jantan sudah mampu tumbuh sepanjang 153,2 cm, sementara betina mencatat angka 189,9 cm. Rata-rata usia yang dicapai ikan ini sekitar 10—15 tahun, tetapi beberapa individu diketahui dapat hidup selama 30 tahun.

5. Status konservasi

pemancing yang berhasil menaklukkan setuhuk putih (commons.wikimedia.org/Nugget04)

Dalam catatan IUCN Red List, status konservasi setuhuk putih masuk dalam kategori risiko rendah (Least Concern). Malahan, data terbaru yang dilaporkan pada 1 Mei 2021 kemarin mencantumkan tren peningkatan populasi dari ikan yang satu ini. Artinya, selama beberapa waktu ke depan, kita tak akan mendengar kabar buruk dari spesies ikan ini. Padahal, di kalangan pemancing ikan laut, setuhuk putih termasuk populer, lho.

Florida Museum melansir kalau waktu paling tepat bagi para pemancing untuk merasakan sensasi tarikan joran dari setuhuk putih berlangsung pada musim panas. Kekuatan dari ikan yang dapat bergerak hingga kecepatan 80 km per jam ini jelas bukan sesuatu yang mudah untuk ditaklukkan. Namun, justru poin itulah yang membuat para pemancing sangat tertarik dengan sensasi memancing setuhuk putih.

Selain itu, secara komersial, setuhuk putih tak jarang ditangkap demi daging mereka. Bisnis komersial ikan ini punya nilai yang relatif fantastis di beberapa tempat. Ini jelas sangat menarik bagi nelayan. Hanya saja, meski bukan termasuk ikan terancam, ada regulasi yang mengatur soal berapa saja ukuran setuhuk putih yang boleh ditangkap. Hal ini dilakukan demi menjaga populasi setuhuk putih supaya tidak merosot tajam. Bahkan, secara gamblang, The Billfish Conservation Act melarang perburuan terhadap ikan ini untuk kebutuhan komersial, khususnya di Amerika Serikat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎