5 Hewan Pengerat dengan Potensi Penyebar Virus Mematikan

- Tikus rumah bisa membawa virus mematikan seperti Yersinia pestis, Hantavirus, dan Leptospira yang menyebabkan leptospirosis.
- Tikus got adalah penyebar utama leptospirosis dan virus Seoul yang dapat menyebabkan demam berdarah hemoragik dengan sindrom ginjal.
- Tikus sawah rawa bisa menularkan virus Bayou yang termasuk dalam kelompok Hantavirus dan dapat menimbulkan penyakit serius pada manusia.
Kita sering melihat hewan-hewan kecil seperti tikus atau tupai mondar-mandir di sekitar rumah, hutan, atau bahkan tempat umum. Mungkin terlihat lucu atau biasa aja, tapi tahukah kamu kalau beberapa hewan pengerat ternyata bisa jadi agen rahasia penyebar virus yang mematikan? Yup, bukan cuma jadi hama perusak makanan, beberapa di antara mereka juga punya potensi jadi sumber penyakit serius.
Di balik wajah polos dan tubuh mungil mereka, para pengerat ini menyimpan risiko besar bagi manusia. Dari virus yang bikin demam sampai yang bikin paru-paru sesak seperti kehabisan oksigen, semuanya bisa bersumber dari mereka. Nah, biar kamu nggak cuma takut sama zombie di film, yuk kenalan sama hewan-hewan yang bisa membawa virus berbahaya di dunia nyata ini!
1. Tikus rumah (Rattus rattus)

Tikus rumah adalah salah satu hewan pengerat paling dekat dengan kehidupan manusia. Mereka bisa ditemukan di dapur, gudang, bahkan di atap rumah. Sekilas memang cuma bikin jijik karena kotor, tapi di balik itu, mereka bisa jadi pengantar cepat untuk virus mematikan. Salah satu virus yang pernah jadi sejarah kelam umat manusia dan dibawa oleh tikus adalah Yersinia pestis, penyebab wabah pes atau "Black Death" di Eropa.
Selain itu, tikus rumah juga bisa membawa virus Hantavirus dan Leptospira yang menyebabkan leptospirosis. Virus ini bisa menyebar lewat urin, feses, atau air yang terkontaminasi. Gejalanya? Mulai dari demam tinggi, nyeri otot, sampai gagal ginjal akut. Jadi jangan anggap remeh jejak kaki tikus di dapur ya, sebab kita tak pernah tahu bahaya datang tanpa diundang.
2. Tikus got (Rattus norvegicus)

Kalau ada versi jalanan dari tikus rumah, maka jawabannya adalah tikus got. Badannya lebih besar, warnanya lebih gelap, dan biasanya hidup di tempat yang super jorok—seperti selokan, pembuangan sampah, atau got. Tikus jenis ini adalah penyebar utama leptospirosis, sebuah penyakit yang bisa menyerang ginjal, hati, bahkan menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
Yang lebih serem lagi, tikus got juga berpotensi membawa virus Seoul, salah satu jenis Hantavirus yang dapat menyebabkan demam berdarah hemoragik dengan sindrom ginjal. Virus ini bisa menular ke manusia lewat debu yang terkontaminasi urin atau kotoran tikus. Jadi, bukan cuma jijik, keberadaan tikus got sebenarnya sudah masuk kategori ancaman kesehatan serius.
3. Tikus sawah rawa (Oryzomys palustris)

Tikus sawah rawa yang juga dikenal dengan nama marsh rice rat—bukan sekadar penghuni lahan basah dan rawa-rawa di kawasan Amerika Utara. Meskipun tampaknya hanya mencari makan di sekitar padang rumput atau area pertanian, hewan satu ini punya reputasi sebagai salah satu vektor virus yang cukup berbahaya, yaitu virus Bayou. Virus ini termasuk dalam kelompok Hantavirus dan bisa menimbulkan penyakit serius pada manusia.
Penularan biasanya terjadi saat manusia menghirup partikel kecil dari urin, feses, atau air liur tikus sawah rawa yang sudah kering. Infeksinya bisa menyebabkan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS), penyakit pernapasan yang gejalanya mirip flu tapi bisa memburuk dengan sangat cepat. Sesak napas, batuk kering, hingga gagal napas bisa terjadi dalam waktu singkat. Jadi, meskipun habitat tikus ini jauh dari keramaian, tetap penting untuk berhati-hati kalau sedang menjelajah area persawahan atau rawa—karena bahaya seringkali bersembunyi di balik alam yang tampak tenang.
4. Tupai (Squirrel)

Tupai sering dianggap jinak dan menggemaskan, terutama ketika melompat dari pohon ke pohon di taman atau hutan. Namun, beberapa spesies tupai terbukti dapat membawa virus berbahaya bagi manusia, seperti Bornavirus, yang dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan ensefalitis fatal. Pada tahun 2015, varian Bornavirus ditemukan pada tupai peliharaan jenis variegated squirrel di Jerman, dan dikaitkan dengan kematian manusia akibat infeksi otak yang parah.
Selain itu, tupai juga bisa membawa kutu yang menjadi vektor penyakit seperti Lyme disease, serta poxvirus yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada hewan dan manusia. Meskipun risiko penularan tergolong rendah dalam interaksi biasa, risiko tetap meningkat apabila seseorang terlalu dekat atau memelihara tupai liar. Interaksi dengan hewan ini harus dilakukan secara hati-hati, terutama jika dalam kondisi sakit atau ditemukan mati.
5. Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris)

Capybara memang bukan hewan pengerat kecil biasa. Mereka adalah pengerat terbesar di dunia dan sering dianggap ramah karena terlihat tenang dan suka berendam. Tapi meskipun kalem, mereka tetap termasuk dalam kelompok yang bisa membawa virus berbahaya. Capybara sering hidup berkelompok di area rawa dan sungai, dan bisa menjadi perantara bagi virus seperti Leishmania spp., Leptospira spp., Trypanosoma spp., Salmonella spp., Toxoplasma gondii, dan rabies.
Mereka juga bisa membawa parasit dan bakteri lain yang berbahaya jika kontak dengan manusia terlalu dekat. Meski belum ada laporan besar tentang wabah dari capybara, potensi itu tetap ada. Apalagi dengan makin maraknya tren memelihara hewan eksotik, risiko penyebaran virus dari hewan ke manusia bisa makin tinggi. Jadi jangan cuma lihat dari tampangnya yang kalem, tetap harus hati-hati ya!
Hewan pengerat memang tidak bisa dianggap remeh. Meski tubuh mereka kecil dan gerak-geriknya sering tak terlihat, potensi ancaman kesehatannya bisa sangat besar—bahkan mematikan. Itulah sebabnya, penting untuk meningkatkan kesadaran dan menjaga kebersihan lingkungan agar kita terhindar dari risiko yang tidak terlihat ini. Jangan tunggu sampai penyakit datang baru panik. Mulailah dari hal kecil seperti menutup makanan rapat-rapat, membersihkan rumah secara rutin, dan menghindari kontak dengan hewan liar. Karena perlindungan terbaik selalu dimulai dari pencegahan yang sederhana.