7 Fakta Singa Putih, Sering Dianggap Albino!

Singa putih merupakan bentuk langka dari singa Afrika Selatan, yang memiliki warna unik disebabkan oleh sifat resesif yang disebut leucism. Leucism sendiri adalah penghambat warna yang menyebabkan singa kekurangan pigmentasi gelap di beberapa area tubuhnya.

Meskipun singa putih memiliki warna yang tidak umum, warna putih ini tidak memberikan kerugian dalam kelangsungan hidup mereka. Keberadaan mereka yang langka dan keunikan warnanya membuat singa purih menjadi fokus perhatian dalam dunia konservasi satwa liar.

Singa putih secara genetik identik sama dengan singa Afrika Selatan. Warna putih merupakan mutasi warna langka yang disebabkan oleh sifat resesif yang disebut leucism.

Gen singa putih ini dibawa oleh singa berwarna kuning kecoklatan di wilayah Timbavati di Afrika Selatan. Meskipun singa putih jarang ditemukan, mereka tidak termasuk dalam subspesies singa yang terpisah. 

Singa putih adalah salah satu fenomena langka yang terjadi akibat kelainan genetik. Kelainan tersebut menyebabkan leucism, suatu kondisi di mana terjadi kekurangan pigmentasi, namun melaninnya tidak hilang sepenuhnya seperti pada albino. Adapun, ciri khas singa putih adalah adanya pigmen yang tetap terlihat di mata, bantalan kaki, dan bibirnya.

Perbedaan mendasar antara albino dan leucism terletak pada tingkat dan jenis hilangnya pigmen. Albino menyebabkan tidak adanya pigmen melanin sama sekali, menjadikan kulit, bulu, rambut, dan mata menjadi putih. Sementara, leucism menyebabkan hilangnya sebagian pigmen melanin, mengakibatkan berkurangnya pigmentasi pada beberapa bulu atau rambut.

Sebelum diketahui oleh dunia, singa putih merupakan legenda dan cerita rakyat asli Afrika Selatan. Namun, melansir guinnessworldrecords, Penampakan singa putih pertama kali tercatat pada tahun 1938, ketika salah satu hewan tersebut dilihat oleh Joyce Little di Timbavati, tepi barat Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan.

Sayangnya, penemuan Little di Timbavati tidak menarik perhatian secara luas di luar Afrika Selatan. Hingga pada tahun 1970-an, Chris McBride menemukan tiga anak singa putih dan berhasil menjadi berita utama di dunia.

Chris McBride menulis dua buku terlaris tentang upayanya menyelamatkan anak-anak singa tersebut dari pemburu liar. Sayangnya, satu dari ketiga anak singa tersebut dibunuh, dan dua lainnya ditangkap hingga ditempatkan di kebun binatang untuk melindungi mereka.

Dilansir lonelyplanet, singa putih merupakan hasil dari perpaduan genetika langka antara kedua orang tua yang membawa gen bulu putih yang bersifat resesif. Gen ini menyebabkan fenotipe khusus, yaitu warna bulu putih yang mencolok.

Dalam konteks genetika, sifat autosomal resesif mengatur pewarisan warna bulu putih pada singa. Artinya, kedua orang tua harus membawa gen resesif terbebut agar dapat menghasilkan anak singa dengan warna bulu putih.

Singa putih dipercaya sebagai simbol kesucian. Dalam konteks budaya Afrika, singa putih dianggap sebagai hewan suci yang memiliki makna spiritual yang besar. Hal tersebut diyakini sebagai utusan dari alam spiritual, membawa pesan kebijaksanaan dan bimbingan bagi mereka yang mencarinya. Selain itu, singa putih juga dipandang sebagai simbol keberanian dan kekuatan.

Singa putih berasal dari wilayah Timbavati di Afrika Selatan. Wilayah ini meliputi sebagian dari Taman Nasional Kruger yang menjadi tempat utama di mana singa putih dapat ditemukan. Selain itu, mereka juga telah terlihat di wilayah Greater Timbavati dan selatan Taman Nasional Kruger. 

Singa putih juga pernah terlihat di luar Afrika Selatan, tepatnya di daerah Kaokoland, Botswana, dan Pangani Valley di Tanzania. Namun singa putih merupakan mutasi warna langka dari singa Afrika Selatan dan tidak umum ditemukan di alam liar. Global White Lion Protection Trust telah memulai upayanya untuk memelihara kembali singa putih di habitat aslinya.

Spesies ini tidak hanya menawarkan keindahan tubuhnya yang luar biasa, tetapi juga menyimpan kompleksitas genetik dan sejarah yang mencengangkan. Meskipun merupakan mutasi warna langka, singa putih tetap memiliki hubungan secara genetis dengan rekan-rekannya yang berwarna standar.