10 Fakta The Four Horsemen of the Apocalypse, Penggambaran Akhir Zaman

Kitab Wahyu kepada Yohanes bisa dibilang merupakan kitab yang paling misterius, membingungkan, dan kontroversial dari Alkitab Kristen. Bahkan, banyak pemuka gereja menentang pencantumannya dalam Perjanjian Baru. Sama sekali tidak jelas apakah ini adalah penglihatan Yohanes atau mungkin bukan orang yang sama dengan Rasul Yohanes.
Kitab ini menyangkut prediksi yang mengerikan tentang kesengsaraan masa depan akhir dunia, sebuah kritik terselubung terhadap keadaan saat ini maupun di Kekaisaran Romawi Kuno. Namun, mungkin kemisteriusannya itulah yang menjadi daya pikatnya. Beberapa penggambarannya mengesankan banyak orang, bahkan di antara orang non-Kristen.
Selain Beast of the Apocalypse yang terkenal dengan simbol dan nomor 666, ada tokoh-tokoh lainnya, seperti penunggang malapetaka yang dikenal sebagai The Four Horsemen of the Apocalypse (Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman). Nah, siapa Penunggang Kuda yang dimaksudkan ini? Simak fakta The Four Horsemen of the Apocalypse berikut!
1. Penunggang Kuda Putih
Kitab Wahyu kepada Yohanes dimulai dengan John dari Patmos yang menjelaskan bahwa buku ini adalah sebuah penglihatan yang diwahyukan kepadanya oleh seorang malaikat. Setelah itu, dia menyampaikan tujuh surat yang sebagian besar berisi kritikan ke berbagai gereja di Asia Kecil. Johnny Patmo mendapat penglihatan tentang takhta Tuhan yang dikelilingi oleh malaikat bermata banyak yang mengeluarkan gulungan yang disegel dengan tujuh meterai. Setiap segel yang dibuka akan menghancurkan Bumi.
Kitab Wahyu 6:2 menjelaskan bahwa Yohanes melihat seekor kuda putih, yang isinya berbunyi "Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu, ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan". Dia adalah Penunggang Kuda Pertama.
Seperti yang dijelaskan Christianity.com, Kitab Wahyu 6 menampilkan Penunggang Kuda Pertama sebagai perwakilan dari Penaklukan. Busur yang dibawanya adalah simbol kekerasan dan mahkota yang dikenakannya melambangkan kemenangan. Masalah ini menjadi bahan perdebatan selama ribuan tahun, seperti apakah Penunggang Kuda Penaklukan itu baik atau jahat.
2. Siapa sebenarnya Penunggang Kuda Putih?
Teori terkemuka tentang Penunggang Kuda Putih dalam Kitab Wahyu 6 yang dimulai pada abad kedua Masehi mengungkapkan bahwa Penunggang Kuda ini adalah Yesus sendiri. Bapa gereja Irenaeus berspekulasi tentang hal ini. Ia beralasan bahwa kuda putih ini sejajar dengan Penunggang Kuda Putih dalam Kitab Wahyu 19:11-16, yang secara tegas diidentifikasi sebagai Firman Tuhan. Dengan interpretasi ini, Penaklukan Penunggang Kuda Pertama adalah penaklukan Injil di seluruh dunia sebagai tanda kiamat, sesuatu yang dijanjikan dalam Markus pasal 13:3-23 dalam Kitab Injil. Selain itu, secara umum, warna putih digunakan sebagai simbol kesucian dan kebenaran dalam Alkitab. Jadi masuk akal jika Kuda Putih adalah sesuatu yang baik.
Namun, seperti yang dijelaskan oleh teolog Injili James Boice, setelah hampir 2 ribu tahun orang memahami Penunggang Putih sebagai simbol Kristus, perspektif mulai berubah, sebagian besar berkat penginjil terkenal, Billy Graham. Graham sangat yakin bahwa Penunggang Kuda Putih itu bukanlah Kristus sendiri, melainkan Kristus palsu, yaitu Antikristus. Bagi Graham, ancaman yang diwakili oleh sosok ini bukanlah penghancuran penaklukan, melainkan penipuan agama palsu.
3. Penunggang Kuda Merah
Kitab Wahyu 6:4 berbunyi "Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi. Karena itu, mereka saling membunuh dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar". Penunggang Kuda Merah secara eksklusif diidentifikasi sebagai Penunggang Kuda Perang. Merah jelas merupakan warna darah, tetapi kata yang digunakan dalam teks asli Yunani, pyrrhos, menunjukkan warna merah menyala dari api dan kehancuran. Pedang juga merupakan simbol yang cukup jelas.
Akan tetapi, jika teks aslinya memang bermaksud agar Penunggang Kuda Pertama menjadi Penaklukan dan Penunggang Kuda Kedua menjadi Perang, jadi apa bedanya? Perbedaannya antara penaklukan (dilihat sebagai tujuan mulia) dan perang saudara serta perselisihan internal (destruktif dan berdarah). Jika mengikuti konsepsi Graham tentang Penunggang Kuda Pertama sebagai Antikristus bahwa Penunggang Kuda Kedua adalah peperangan rohani yang terjadi setelah munculnya Antikristus dan agama palsunya, tentu saja akan disertai dengan pembantaian fisik juga. Beberapa sarjana berpendapat bahwa Penunggang Kuda Merah tidak mewakili perang secara umum. Namun, itu adalah penganiayaan terhadap orang Kristen pada zaman kuno atau di akhir zaman.
4. Penunggang Kuda Hitam
Gambaran tentang Empat Penunggang Kuda berlanjut di Kitab Wahyu 6:6 ketika meterai ketiga dibuka dan seorang Penunggang Kuda Hitam muncul memegang timbangan di tangannya. Penunggang Kuda ini disertai dengan suara para malaikat yang memberitahukan penglihatan ini kepada Yohanes. Suara itu berkata, "Secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar. Namun, janganlah rusakkan minyak zaitun dan anggur itu."
Alliance of Confessing Evangelicals menjelaskan bahwa 1 liter gandum adalah jumlah rata-rata yang akan digunakan orang dalam 1 hari, sedangkan 1 dinar adalah upah sehari. Harga bahan makanan melambung tinggi pada masa itu. Hal itu membuat banyak orang kekurangan makanan pokok. Itu sebabnya, Penunggang Kuda Hitam dikaitkan dengan Kelaparan.
Namun, perlu dicatat bahwa minyak zaitun dan anggur, sebagai bahan yang dianggap mewah ini, tidak mengalami kekurangan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketimpangan sosial. Itu karena orang kaya masih bisa menikmati segalanya di hadapan penderitaan orang miskin.
5. Kuda hijau
Penunggang Kuda Keempat menjadi yang paling terkenal dari semuanya dan berbeda dari semuanya. Pertama, dia adalah satu-satunya penunggang yang diberi nama Kematian. Dua, dia punya seorang teman kecil. Kitab Wahyu 6:8 menyebutkan "Maka aku melihat seekor kuda berwarna hijau pucat dan ia yang duduk di atasnya bernama Maut dan Hades mengikutinya".
Hades sendiri adalah perwujudan alam kematian yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Sheol. Dürer menggambarkan Hades sebagai Hellmouth literal yang meraup mayat saat Rider of Death bermata liar lewat dengan garpu rumputnya. Penunggang Kuda Kematian ini adalah satu-satunya penunggang yang tidak diberi senjata atau aksesori apa pun. Namun, dia digambarkan dengan membawa sabit kematian atau garpu rumput.
Kuda Kematian digambarkan "hijau pucat". Versi Raja James hanya menyebut bahwa kudanya pucat, yang merupakan terjemahan tradisional, tetapi terjemahan lain mengatakan "pucat", "abu-abu", "kehijauan pucat". Kata yang digunakan dalam bahasa Yunani asli adalah khloros, yang menunjukkan warna hijau pucat kekuningan dan merupakan sumber kata klorofil. Warna kuda ini menunjukkan warna mayat yang membusuk.
6. Penunggang Kuda dalam Kitab Zakharia
Penunggang Kuda bukanlah satu-satunya dalam Alkitab Kristen dan bukan juga yang pertama. Kitab Zakharia dua kali berbicara tentang Penunggang Kuda yang melambangkan akhir zaman. Dalam Kitab Zakharia 1:8, Nabi Zakharia melihat seorang laki-laki yang menunggang kuda merah di dekat pohon murad diikuti oleh kuda merah, cokelat kemerahan, dan putih.
Nabi Zakharia meminta malaikat untuk memberitahukannya siapa Penunggang Kuda-Kuda tersebut. Malaikat itu menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang diutus Tuhan untuk berpatroli di bumi." Tugas mereka adalah mengawasi Bumi dan memastikan agar tetap damai dengan implikasi bahwa ini tidak akan terjadi lagi saat Hari Penghakiman sudah dekat.
Penyebutan kedua tentang kuda ada dalam Kitab Zakharia 6. Nabi melihat penglihatan tentang kuda yang menarik kereta. Kuda-kuda ini juga terbagi berdasarkan warna: merah, hitam, putih, dan belang-belang, yang mirip dengan versi dari Kitab Wahyu. Nabi Zakharia bertanya siapa Penunggang Kuda ini. Malaikat menjawab, "Ini adalah empat roh surga yang keluar setelah mempersembahkan diri mereka kepada Tuhan seluruh Bumi." Mereka masing-masing menuju ke arah mata angin yang berbeda dan meramalkan tentang Penunggang Kuda yang mengendarai empat penjuru Bumi.
7. Empat kehancuran yang diprediksi Nabi Yehezkiel
Penulis Kitab Wahyu kepada Yohanes menggunakan sejumlah nabi Ibrani sebagai sumber tulisannya. Nabi Yesaya dan Nabi Daniel bertanggung jawab atas sejumlah besar kiasannya. Namun, seperti yang dijelaskan teolog Kenneth Gentry, yang paling berpengaruh dari semua nabi dalam penglihatan Yohanes tentang masa depan adalah Nabi Yehezkiel. Bahkan, dari semua kiasan Kitab Yehezkiel dalam Perjanjian Baru, lebih dari setengahnya berasal dari Kitab Wahyu, contohnya deskripsi Yohanes tentang penglihatan Yerusalem Baru.
Dengan demikian, seharusnya tidak mengejutkan bahwa Nabi Yehezkiel juga berbicara tentang Tuhan terkait empat bencana di Bumi. Dalam Kitab Yehezkiel 14, Tuhan berbicara kepada Yehezkiel dan berjanji untuk mengirimkan empat "penghakiman yang menghancurkan" terhadap Yerusalem: "pedang, kelaparan, binatang berbahaya, dan wabah".
Dalam Kitab Yehezkiel, penghakiman Allah datang terhadap para tua-tua Yerusalem. Itu karena mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala yang berpuncak pada penaklukan Yerusalem oleh Babilonia. Itu sebabnya, Yohanes menggemakan gambaran ini untuk kesengsaraan orang-orang yang tidak benar pada Akhir Zaman.
8. Penunggang Kuda pada masa depan
Kita sudah memahami bahwa Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman ini mewakili kekuatan yang dilepaskan oleh Tuhan ke Bumi untuk menimbulkan kehancuran dan kematian yang hebat. Akan tetapi, seperti apa sebenarnya mereka? Apakah ini prediksi Akhir Zaman sehingga kita harus mencari tanda-tandanya sekarang? Apakah ini hanyalah sebuah komentar yang bersifat simbolis pada zaman penulisnya sendiri? Apakah semuanya hanya metafora?
Seperti yang dijelaskan Got Questions, futurisme adalah keyakinan bahwa Kitab Wahyu kepada Yohanes menggambarkan serangkaian peristiwa masa depan yang akan terjadi secara harfiah dan tidak secara metaforis. Futurisme juga merupakan dispensasionalis, yakni kepercayaan bahwa orang Kristen akan dibawa ke surga sebelum Empat Penunggang Kuda datang dan membawa masa kesengsaraan selama 7 tahun bagi mereka yang tersisa di dunia. Pandangan Billy Graham bahwa Antikristus akan datang dan mendukung agama palsu yang mengarah pada peperangan, kemiskinan, dan kematian massal adalah contoh interpretasi futuris tentang Kiamat.
9. Penunggang Kuda pada masa lalu
Pendekatan lain untuk menafsirkan Kitab Wahyu kepada Yohanes adalah historisisme. Historisisme mengatakan bahwa peristiwa Kitab Wahyu kepada Yohanes adalah simbol dari orang dan peristiwa sejarah. Di bawah interpretasi historisis, kehancuran yang muncul dari gulungan ketika segelnya dibuka, termasuk segel yang melepaskan Penunggang Kuda, mewakili kemunduran dan kejatuhan Kekaisaran Romawi. Ini merupakan kekuatan utama di Mediterania pada saat itu.
Penunggang Kuda Penaklukan, di atas kuda putihnya, adalah ekspansi yang berhasil dari Kekaisaran Romawi di bawah kaisar abad pertama dan kedua Masehi, seperti Kaisar Trajan dan Hadrian. Perang, yang dipahami sebagai perang saudara, mewakili perselisihan internal yang pada akhirnya menyebabkan Kekaisaran Romawi terbagi menjadi Barat dan Timur, menjadikannya perang saudara tanpa akhir. Kelaparan mewakili penindasan yang dialami kelas bawah oleh para elite dan Kematian menandakan hancurnya penindas besar agama Kristen.
Semua penjelasan berdasarkan historisisme memang terlihat masuk akal, tetapi historisisme juga sangat kontroversial karena berargumen bahwa Binatang Kiamat adalah Paus dan Ya’juj serta Ma’juj adalah penyebar agama Islam.
10. Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman bukanlah prediksi, melainkan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi?
Dua interpretasi Kitab Wahyu lainnya adalah idealisme, yang mengatakan bahwa peristiwa kiamat Yohanes murni simbolis dan preterisme. Preterisme mendukung keyakinan bahwa nubuatan dalam Alkitab bukanlah prediksi masa depan, melainkan komentar tentang masa lalu. Dalam pandangan ini, segala sesuatu yang "diramalkan" dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes sebenarnya telah digenapi pada saat buku ini ditulis, yang sebagian besar berkaitan dengan penghancuran Kuil Kedua di Yerusalem oleh orang Romawi pada tahun 70 M. Preteris mengatakan bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali adalah kedatangan rohani bukan fisiknya dan kesengsaraan serta penghakiman adalah proses yang sedang berlangsung.
Dalam kerangka ini, Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman mewakili peristiwa khusus dari abad pertama Masehi. Penaklukan, dengan busur dan anak panahnya, adalah simbol Kekaisaran Parthia yang menyusahkan orang Romawi pada abad pertama, terkenal karena keahlian mereka menggunakan busur. Perang adalah perang saudara, pemberontakan, dan pertengkaran partisan yang melanda kekaisaran Roma. Kelaparan yang mengotori biji-bijian dan anggur melambangkan upaya reformasi pertanian oleh kaisar Domitianus pada tahun 92 M. Kematian adalah peristiwa kematian massal yang umum terjadi ketika dunia dilanda kesengsaraan.
Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman masih menjadi misteri yang tidak diketahui secara detail. Interpretasinya pun banyak. Namun, kebenarannya tidak diketahui secara pasti.