5 Fakta Unik Roan Antelope, Mamalia Gagah yang Bisa Kalahkan Singa

Di antara puluhan spesies antelop yang ada, roan antelope jadi salah satu yang terbesar. Dicatat laman Animal Diversity, jantan bisa berbobot 300 kilogram dengan tinggi bahu antara 1,5—1,6 meter. Tingginya itu belum termasuk sepasang tanduk yang digambarkan mirip pedang lengkung atau scimitar. Tanduk jantan bisa tumbuh sepanjang 1 meter, lho!

Gak seperti antelop kebanyakan, roan antelope punya postur tubuh yang membuatnya lebih mirip kuda daripada antelop. Tubuhnya tegap dengan otot kekar. Mereka juga punya surai pendek yang berdiri tegak di atas kepala dan sepanjang tengkuknya. Karena tampilannya ini, mereka dapat nama latin Hippotragus equinus. Adapun, equinus berarti 'menyerupai kuda'.

Roan antelope ternyata gak sendirian. Mereka bukan satu-satunya jenis antelop yang mirip kuda. Ada sable antelope yang berkerabat dekat dengannya. Keduanya tergabung dalam genus yang sama, yakni Hippotragus. 

Menurut laman Africa Geographic, kedua spesies ini sudah bercabang selama 5 juta tahun atau lebih. Meskipun demikian, keduanya punya banyak kesamaan mulai dari perilaku sampai bentuk adaptasi. Struktur sosialnya pun mirip dengan satu jantan dominan yang teritorial melindungi beberapa betina dan anak-anaknya. 

Kedua spesies ini pun tampil mirip. Keduanya sama-sama punya bentuk wajah panjang, telinga mirip kambing, dan otot kekar bak kuda. Tampilan khas ini bikin roan antelope dan sable antelope jadi jenis antelop paling menawan di Afrika.

Umumnya, antelop hewan yang sangat awas. Roan antelop justru terbilang kalem dan gak mudah terusik. Kalau terganggu, mereka akan lari dalam jarak dekat, lalu berhenti untuk melihat ke belakang dan menyelidiki gangguan tersebut. Namun, kalau sudah terprovokasi atau merasa terancam, roan antelop bakal bertarung dengan ganas.

Roan antelope diketahui bisa membunuh singa untuk membela diri. Singa yang gagal melumpuhkan antelop ini dengan segera bisa kalah dan tumbang karena keagresifan roan antelope. Temperamen agresif, tubuh besar, dan sepasang tanduk panjang jadi senjata ampuh roan antelope untuk melumpuhkan singa. Gak heran kalau roan antelope dewasa yang sehat cenderung kebal dimangsa oleh predator, seperti singa, buaya, atau hiena. 

Sifat temperamen dan agresif roan antelope gak cuma ditujukan ke predator saja, lho. Sifat ini juga muncul saat mereka melindungi kawanannya. Jantan dominan gak akan membiarkan jantan lain dekat-dekat. Menurut laman Animal Diversity, roan antelope jantan mempertahankan seluruh wilayah sekitar 300—500 meter dari kawanannya itu. 

Kalau ada jantan lain yang masuk ke wilayah ini, jantan dominan akan mengusirnya. Kalau jantan tersebut berniat untuk menguasai kawanan, pertarungan sengit bisa terjadi. Keduanya akan bertarung menggunakan tanduknya. Meski pertarungan bisa berlangsung dengan sengit, perselisihan ini jarang mengakibatkan kematian. 

Bagi roan antelope, gak ada yang namanya musim kawin. Mereka bisa berkembang biak kapan pun mereka mau. Namun, menurut African Wildlife Foundation, kebanyakan dari mereka suka berkembang biak saat musim hujan. 

Masa bunting roan antelope berlangsung selama 9 bulan. Sekitar 1—2 minggu sebelum melahirkan, betina akan meninggalkan kawanan untuk memilih tempat yang aman. Laman Animalia mengungkapkan kalau si anak akan disembunyikan dari anggota kawanan lain dan predator di antara rerumputan tinggi. 

Usai melahirkan, betina kembali ke kawanan dan cuma mengunjungi anaknya saat sore hari. Ia pun menghabiskan semalam dengan sang anak. Anak roan antelope akan terus disembunyikan induknya sampai 4—5 minggu kemudian. Betina baru membawanya bergabung ke kawanan kalau sudah cukup kuat untuk mempertahankan diri dari predator. 

Sungguh antelop yang mengagumkan, ya? Setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang roan antelope? Setujukah kamu kalau mereka jenis antelop yang paling gagah dan menawan?