Toilet menjadi salah satu tempat paling penting dalam kehidupan manusia. Saat ini, toilet umumnya menggunakan bahan porselen dan memiliki sistem pembuangan yang sudah sangat baik.
Dalam sejarah manusia, kita memiliki sikap, kebiasaan, dan etiket yang berbeda-beda terhadap toilet. Melansir laman Mental Floss, berikut 5 fakta menarik tentang sejarah toilet yang mungkin tidak kamu ketahui.
Di Skara Brae, sebuah desa Neolitik di Kepulauan Orkney Skotlandia, para arkeolog menemukan saluran drainase batu berusia 5.000 tahun yang menghubungkan rumah dengan sebuah luapan di tepi laut.
Saluran pembuangan awalnya dilapisi dengan kulit pohon untuk membuatnya kedap air. Ini adalah sistem yang sangat canggih pada masanya.
Beberapa saat kemudian, rumah-rumah kelas atas di Mesopotamia dan Mesir kuno memiliki bangku-bangku di atas saluran air yang mengarah ke tangki septik. Ini adalah tempat limbah dikumpulkan untuk digunakan sebagai pupuk.
Beberapa toilet dengan sistem flush paling awal muncul di antara pemukiman di Lembah Indus sekitar 2500 SM.
Di Jepang dan Cina pra-industri, kotoran adalah komoditas yang terlalu berharga untuk dibuang begitu saja. Petani menggunakan kotoran manusia sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan penduduk.
Dijuluki "tanah malam", kotoran manusia dikumpulkan menggunakan ember dan diambil setiap pagi oleh kolektor khusus. Kolektor tersebut akan membawa gerobak mereka yang penuh sampah ke pelabuhan dan dimuat ke dalam perahu untuk dibagikan ke pedesaan. Para petani membeli kotoran itu dan mengomposkannya menjadi pupuk.
Kakek buyut dari toilet yang sering kita gunakan dirancang oleh Sir John Harington, putra baptis Ratu Elizabeth I. Harington adalah seorang penyair yang diusir oleh Yang Mulia karena syair-syairnya yang kontroversial.
Ia dikirim ke Bath, di Barat Daya Inggris. Di sana, ia berhenti menggunakan pulpennya dan beralih ke peralatan pipa. Ia berhasil menciptakan toilet dengan sistem flush pada tahun 1596.
Alat tersebut memiliki sistem pegangan untuk mengosongkan air dari tangki air. Tuas katup pada toilet tersebut berfungsi untuk menyiram isi tinja ke pipa.
Toilet pintar modern dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan. Mereka memiliki sensor yang dapat membuka tutup toilet secara otomatis. Kursi pada toilet tersebut juga memiliki sistem penghangat otomatis agar penggunanya tidak kedinginan.
Akan tetapi, teknologi paling menakjubkan dari toilet pintar modern adalah mereka dapat membersihkan diri sendiri. Manufaktur terkenal, seperti TOTO atau Kohler, menghadirkan toilet dengan teknologi ini.
Toilet ini akan menggunakan air pada toilet, mengelektrolisis air tersebut dengan elektroda bawaan untuk membasmi bakteri, dan menghancurkan kuman dengan sinar UV.
Dengan segala perkembangan teknologi toilet yang sudah terjadi hingga saat ini, nyatanya masih banyak belum dapat mendapatkan akses toilet yang baik. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa sekitar 3,6 miliar orang tidak memiliki “sanitasi yang dikelola dengan aman” di rumah mereka.
Contohnya adalah toilet siram yang membuang limbah ke sistem saluran pembuangan atau tangki septik.
Dari jumlah tersebut, 1,9 miliar orang hidup hanya dengan layanan sanitasi “dasar”. Itu artinya, sering kali sistem toilet yang mereka gunakan cenderung akan meluap saat terjadi hujan deras.
Sejarah toilet telah mengalami perkembangan yang sangat panjang. Mulai dari Zaman Batu hingga toilet pintar modern, toilet memiliki peran yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan kita.