Ilustrasi peta persebaran wopilkara; warna kuning menunjukkan persebaran mereka di masa lalu dan titik merah merupakan persebaran mereka saat ini. (commons.wikimedia.org/XiscoNL)
Seperti yang sudah disebutkan di atas, persebaran wopilkara sempat mengalami penyusutan ekstrem sekitar 1860—1930. Adapun, penyusutan peta persebaran ini jelas beriringan dengan penurunan populasi mereka pada waktu itu. Pengerat ini sempat dikategorikan hewan terancam punah dengan populasi sekitar seribu individu saja pada kurun waktu tersebut dan distribusinya terbatas di Pulau Franklin.
Padahal, dulunya tikus ini punya peta persebaran yang sangat luas di bagian selatan Australia, meliputi bagian timur hingga barat. Penyebab penyusutan peta persebaran dan hancurnya populasi mereka ditengarai berbagai faktor, baik dari alam maupun manusia. Animalia melansir bahwa penyebab alamiah yang membuat wopilkara menghilang di daratan Australia ialah munculnya penyakit dari Australia bagian barat yang menghambat imunitas dari spesies ini.
Di sisi lain, kedatangan manusia, khususnya orang-orang Eropa, jadi penyebab utama menghilangnya tikus imut ini di dataran Australia. Wopilkara memang tidak dijadikan target buruan secara spesifik, tetapi berbagai kegiatan manusia lain justru menghancurkan populasi mereka. Pembakaran lahan demi membuka pertanian, kedatangan hewan-hewan ternak yang menyaingi spesies lokal, sampai munculnya sejumlah predator baru ke habitat wopilkara jadi masalah serius yang pernah spesies ini hadapi.
Bahkan, rubah merah eropa dan beberapa jenis kucing liar yang terbawa ke Australia disebut-sebut sangat memengaruhi penyusutan populasi wopilkara secara ekstrem. Beruntungnya, upaya konservasi dilakukan secara cepat dan tepat sehingga per hari ini, wopilkara mulai diperkenalkan kembali di dataran Australia. Area Suaka Margasatwa Gunung Gibson, misalnya, secara khusus menyediakan 7.800 hektare lahan yang bebas dari predator asing supaya wopilkara dapat hidup dengan nyaman.
Dilansir Australian Wildlife Conservancy, tempat lain yang jadi sarana konservasi spesies ini adalah Taman Nasional Mallee Cliffs yang dimulai sejak September 2020 silam. Kota Roxby Downs pun turut menyediakan area bernama Arid Recovery sebagai bentuk upaya mengembalikan wopilkara ke dataran Australia. Di tempat-tempat di luar dataran utama Australia, misalnya Pulau Dirk Hartog, St. Peter, Reevesby, dan Salutation, juga menunjukkan tren positif dalam konservasi wopilkara.