Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918

Angka kematian melebihi korban Perang Dunia I

Tahun 1918 merupakan tahun yang sangat penting dalam perkembangan Perang Dunia I. Namun, sebuah penyakit misterius muncul secara tiba-tiba di tengah perhatian dunia terhadap perang. Pandemik misterius yang terjadi pada tahun 1918 tersebut bahkan menjadi penyebab kematian tertinggi mengalahkan korban jiwa Perang Dunia I.

Pandemik flu 1918 atau yang lebih dikenal sebagai flu Spanyol dan La Grippe ternyata tidak berakhir seiring dengan berakhirnya Perang Dunia I. Korban jiwa justru bertambah dan menjangkau hampir seluruh wilayah di dunia. Berikut ini adalah 7 fakta sejarah di balik pandemik flu 1918.

1. Berbagai versi asal-usul

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918cdc.gov

Ada yang menduga bahwa virus pertama kali menyebar di kalangan pasukan Sekutu di Eropa selama Perang Dunia I. Ada juga yang berpendapat virus ini berasal dari wilayah Tiongkok.

Seperti ditulis dalam laman Live Science, salah satu teori menduga penyebaran virus pertama kali berasal dari pekerja Cina yang tergabung dalam Korps Pekerja Cina. Mereka didatangkan dari Tiongkok dalam jumlah besar pada tahun 1917 hingga 1918 melintasi wilayah Kanada dan Eropa oleh Sekutu untuk membangun fasilitas militer.

Seiring berjalannya waktu, beberapa dari pekerja Tiongkok mulai merasakan gejala penyakit selama perjalanan. Namun, sentimen rasial yang berkembang pada saat itu membuat mereka tidak mendapat penanganan medis yang baik sehingga jumlah pekerja yang terjangkit semakin bertambah. Alhasil, mereka disebar ke wilayah negara Sekutu dengan tanpa disadari telah membawa wabah penyakit misterius.

2. Wabah mulai menyerang pasukan

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918Encyclopædia Britannica

Menurut artikel yang ditulis di laman Centers for Disease Control and Prevention, pada musim semi 1918, mulai dilaporkan terdapat beberapa pasukan Amerika Serikat yang mengalami penyakit misterius di kamp pasukan. Berawal dari jumlah yang sedikit dan gejala yang sepele, kemudian menjadi bertambah dalam jumlah besar dan sudah berpotensi kematian.

Pergerakan pasukan dari Amerika Serikat menuju Eropa dan sebaliknya semakin meningkatkan penyebaran virus. Gejala yang dirasakan mirip seperti flu biasa sehingga pemerintah Amerika tidak menanggapi secara serius hal tersebut yang justru membuat situasi semakin parah.

Baca Juga: Jangan Panik, Ketahuilah 7 Fakta Penting Virus Corona

3. Amerika Serikat dihajar pandemik

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918arngmuseum.com

Amerika Serikat masih belum mau menanggapi secara serius laporan terkait pasukan yang terjangkit virus di barak-barak militer. Terdapat kekhawatiran jika informasi terkait adanya wabah penyakit akan membuat semangat bertempur para pasukan menjadi turun.

Bahkan, laman History mencatat sebuah parade militer pada 28 September 1918 tetap dilaksanakan sebagai bentuk kampanye dukungan perang. Peringatan berbagai ahli kesehatan yang tidak dihiraukan akhirnya berdampak besar pada jumlah penderita flu Spanyol di Amerika Serikat yang meningkat secara drastis dan tersebar di kota besar. Tidak hanya menjangkiti anggota militer, kali ini virus sudah merambah ke masyarakat sipil.

4. Bukan berasal dari Spanyol

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918cdc.gov

Pandemik ini memang dinamakan sebagai flu Spanyol, tetapi sesungguhnya Spanyol sama sekali bukan negara asal mula penyakit ini. Situasi dunia yang sedang dalam Perang Dunia I membuat tidak ada negara yang terlibat perang mau mengakui bahwa terdapat wabah mematikan sedang melanda negaranya.

Negara-negara Sekutu seperti Inggris, Amerika dan Prancis masih menutup-nutupi informasi tentang pandemik 1918. Mereka tidak ingin pihak musuh, yaitu Jerman dari kubu Sentral mengetahui kondisi pasukan Sekutu dan memanfaatkan situasi tersebut untuk menyerang.

Hingga akhirnya beredar kabar bahwa raja Spanyol, Alfonso XIII menderita penyakit dengan gejala yang sama seperti yang dialami pasukan Sekutu. Spanyol yang merupakan negara netral pada Perang Dunia I menjadi sasaran media massa dengan menamai pandemik tersebut dengan nama flu Spanyol untuk mengalihkan perhatian seolah flu ini hanya terjadi di Spanyol.

5. Pandemik menyerang tokoh dunia

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918britannica.com

Presiden Amerika Serikat, Thomas Woodrow Wilson adalah salah satu negosiator dalam Perjanjian Versailles. Ternyata Woodrow telah terkena flu Spanyol selama negosiasi. Hal tersebut membuat kondisi fisik Woodrow mengganggu kinerjanya selama negosiasi. Inilah yang diduga menjadi penyebab buruknya Perjanjian Versailles.

Pandemik 1918 juga menyerang beberapa tokoh dunia lain. Salah satunya, seperti dikutip dari laman Russia Beyond adalah Yakov Sverdlov, Sang Setan Hitam Bolshevik yang meninggal pada Maret 1919 diduga akibat flu Spanyol.

Ada pula Mahatma Gandhi dari India yang dikabarkan sempat terkena flu Spanyol. Dikutip dari laman Gulf News, flu Spanyol di India mendorong semangat masyarakat India untuk menentang kolonialisme Britania Raya di India.

6. Angka kematian yang tinggi

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918cdc.gov

Diperkirakan korban jiwa mencapai 50 hingga 100 juta orang tersebar di seluruh dunia, melebihi korban jiwa Perang Dunia I. Mulai dari desa yang dingin di Alaska hingga pulau-pulau terpencil di Pasifik terkena pandemik flu 1918. Laman National Center for Biotechnology Information mencatat Indonesia juga terdampak pandemik 1918 dengan jumlah kematian diperkirakan mencapai lebih dari 4 juta korban jiwa di Jawa dan Madura.

Kematian akibat flu Spanyol diketahui memiliki ciri badan yang membiru akibat kekurangan oksigen. Badai sitokin menjadi penyebab utama kematian dalam flu Spanyol akibat tubuh memproduksi terlalu banyak protein untuk melindungi organ dari serangan virus. Sayangnya, produksi sitokin yang berlebihan membuat kinerja paru-paru menjadi menurun dan memengaruhi organ dalam lainnya.

Banyak negara yang kekurangan peti mati maupun lokasi pemakaman untuk mengubur jasad korban pandemik 1918. Kuburan massal dikabarkan marak dilakukan selama pandemik 1918 berlangsung. 

7. Penelitian kembali dilakukan

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918cdc.gov

Selama flu Spanyol menjadi pandemik, peneliti masih belum dapat menemukan virus sebagai penyebab utama. Teknologi kesehatan pada masa itu belum mampu melihat virus flu Spanyol yang sangat kecil.

Akhirnya pada tahun 1951, Johan Hultin melakukan penelitian dengan teknologi lebih maju untuk meniliti kembali mayat korban pandemik 1918. Pemakaman massal Brevig Mission di Alaska dipilih sebagai lokasi penelitian karena dinginnya daerah tersebut mampu menjaga kondisi mayat untuk tetap dalam kondisi baik.

Penelitian Hultin di tahun 1951 masih belum dapat mengidentifikasi virus flu Spanyol. Hultin melanjutkan penelitiannya pada tahun 1997. Penelitian kemudian disempurnakan oleh Dr. Terrence Tumpey dan berhasil mengidentifikasi virus H1N1 sebagai penyebab pandemik flu 1918.

Angka kematian akibat pandemik 1918 mengalami penurunan dengan sendirinya dalam kurun waktu sekitar satu tahun. Gejala flu Spanyol masih dapat ditemui, tapi risiko kematian sudah tidak separah periode awal penularan. 

Penurunan kasus dan angka kematian diduga karena tubuh manusia sudah secara alami membentuk kekebalan terhadap pandemik 1918. Bagaimana menurut kalian?

Sampai Memengaruhi Perang Dunia I, Inilah 7 Fakta Pandemik Flu 1918Penanganan virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: WHO Umumkan Virus Corona Resmi Pandemi, Ini 7 Tanda Penyakit Pandemik

Farhan Alam Photo Verified Writer Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya