5 Perbedaan Riau dan Kepulauan Riau, Jangan Sampai Salah Sebut!

2. Kondisi geografis

Peta Provinsi Riau dan Kepulauan Riau (tangkapan layar Google Maps)

Daratan Riau sebelah barat merupakan bagian dari lereng Bukit Barisan, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Selat Malaka. Wilayahnya dihiasi oleh beberapa aliran sungai yang membelah Bukit Barisan, bermuara ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Terdapat empat sungai penting di Riau, yakni Sungai Siak, Rokan, Kampar, dan Indragiri yang panjangnya mencapai 300-500 km.

Provinsi seluas 87.023,66 km² itu didominasi oleh daratan. Mengutip laman laman resmi BPS Riau, pada 2022 tercatat 144 pulau yang tersebar di seluruh wilayah provinsi. Pulau-pulau yang terpisah dari daratan utama banyak ditemukan di Pelalawan dan Rokan Hilir.

Sebaliknya, sekitar 96 persen wilayah Kepulauan Riau berupa perairan dan sisanya pulau-pulau kecil. Seperti Selat Singapura yang menjadi batas geografis antara Kepri dan Singapura. Sedangkan bagian Laut Cina Selatan menjadi perbatasan antara Kepri dengan Vietnam dan Kamboja.

Kepri memiliki luas wilayah 27.355 km², luasannya tidak sampai setengah dari Riau. Menurut laman resmi Pemerintah Kepulauan Riau, terdapat 2.408 pulau besar serta kecil, sekitar 30 persen di antaranya belum bernama. Gak heran kalau Kepri berada di urutan kedua setelah Papua Barat sebagai provinsi yang memiliki pulau terbanyak di Indonesia.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Provinsi Kepulauan Riau yang Perlu Kamu Tahu

3. Keragaman budaya

MTQ Complex, Riau dan Masjid Raya Sultan Riau, Kepulauan Riau (commons.wikimedia.org/SpartacksCompatriotcommons.wikimedia.org/Herusutimbul)

Riau maupun Kepri memang dikenal dengan budaya melayu, tapi keduanya memiliki perbedaan dalam keragaman budaya. Kebudayaan masyarakat Riau lebih beragam dengan adanya penduduk asli Melayu dan Ocu, sejumlah masyarakat suku Minangkabau juga mendiami provinsi ini. Sedangkan Kepri memiliki budaya Melayu yang lebih kental, berakar dari Kerajaan Melayu yang pernah menguasai Pulau Bintan, Penyengat, dan Daik Lingga.

Kamu dapat melihat perbedaannya dari bahasa yang mereka gunakan. Masyarakat Riau di ibu kota provinsi dan sekitarnya banyak penutur bahasa Minang yang dipadukan dengan bahasa Indonesia. Sedangkan masyarakat pesisir lebih banyak penutur bahasa Melayu, berbeda dengan bahasa Ocu yang penuturnya banyak bermukim di Kampar dan Kuansing.

Bahasa Melayu merupakan bahasa yang dominan dituturkan di seluruh Kepulauan Riau. Namun, mereka tetap memiliki logat daerah masing-masing yang khas. Tentunya tetap disertai penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.

4. Julukan yang disematkan

miniatur Lancang Kuning (dlhrohil.rohilkab.go.id)

Walau Riau dan Kepri dahulu merupakan satu wilayah, tapi kini keduanya memiliki julukan berbeda. Riau dikenal dengan julukan Bumi Lancang Kuning yang mengacu pada perahu sultan yang setara dengan kapal induk untuk perang. Namun, masa itu dipimpin oleh Sultan Melayu.

Lancang menjadi alat transportasi utama para sultan, dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan perang. Lancang yang ditumpangi sultan itu identik dengan warna kuning, bagian kepala terdapat bentuk naga yang menggambarkan kekuasaan dari penguasa laut. Berbeda dengan penguasa daratan yang disimbolkan dengan harimau.

Dahulu, orang Melayu hidup di laut dengan perahu induknya. Seperti menggunakan lancang atau perahu layar tidak hanya untuk perang, tapi juga bepergian. Lancang ini juga membedakan dengan perahu dari suku lain, seperti Tanduak dari Minangkabau.

Berbeda dengan Kepri yang dijuluki Negeri Segantang Lada. Kepulauan Riau pernah berjaya sebagai penghasil lada. Lada banyak ditanam di Bintang, Batam, Lingga, dan beberapa daerah lainnya pada abad ke-19.

Sebutan Bumi Lancang Kuning dan Negeri Segantang Lada diabadikan dalam lagu daerah berjudul serupa. Lagu Lancang Kuning mengisahkan kapal Lancang Kuning yang melintasi Pulau Penyengat dan Tanjungpinang yang menjadi penyemangat bagi masyarakat Riau. Sedangkan Lagu Segantang Lada mengandung makna kerinduan seseorang pada kekasihnya yang sudah wafat.

 

5. Daya tarik wisata

Istana Siak, Riau dan Kepulauan Anambas, Kepri (commons.wikimedia.org/Wagino_20100516commons.wikimedia.org/Taqyuddin_Taqyuddin1)

Kondisi geografis dan budaya yang berbeda, membuat daya tarik wisata di Riau maupun Kepri juga berbeda. Riau menawarkan beberapa bangunan bersejarah, seperti Istana Siak dan Candi Muara Takus. Karena wilayahnya didominasi oleh daratan, maka wisata alam yang dapat kamu kunjungi seperti bukit, air terjun, danau, hingga sungai.

Beberapa destinasi wisata di Riau yang patut kamu kunjungi, ada Ulu Kasok dan Sungai Kampar. Ulu Kasok berupa beberapa “pulau” yang terletak di tengah bendungan Pembangit Listrik Tenaga Air (PLTA Koto Panjang, digadang-gadang sebagai Raja Ampat ala Kampar. Sedangkan Sungai Kampar memiliki ombak yang dapat digunakan untuk berselancar lho.

Kalau kamu mau beach hopping atau island hopping, Kepulauan Riau bisa menjadi salah satu alternatifnya. Kamu bisa memulai perjalanan dari Pulau Bintan menuju Pulau Penyengat menggunakan kapal feri. Sambil menikmati keindahan baharinya, kamu dapat menemukan destinasi wisata religi di Pulau Penyengat, seperti Masjid Raya Sultan Riau serta Komplek Makam Raja Ali Haji dan Raja Abdurrahman.

Sedangkan wisata alamnya, tentu banyak pantai yang bisa menarik perhatianmu, beberapa di antaranya Pantai Marina, Lagoi Bay, Pantai Trikora, dan Mega Wisata Ocarina yang mirip Ancol di Jakarta. Kalau bosan ke pantai, bisa hiking ke Gunung Bintan atau Bukit Senyum. Jika tertarik untuk menempuh perjalanan lebih jauh, kamu bisa melalui Jembatan Barelang sambil menikmati keindahan alamnya.

Nah, sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara Riau dan Kepulauan Riau? Secara administratif, Kepulauan Riau merupakan pemekaran dari Provinsi Riau. Dari namanya, kamu dapat menebak kondisi geografis Riau dengan daratan lebih luas, sebaliknya Kepri memiliki perairan lebih luas dan banyak gugusan pulau.

Baca Juga: 3 Fakta Es Laksamana Mengamuk, Es Buah Kuini Segar Khas Riau