ilustrasi matahari menyinari belahan bumi utara (pixabay.com/PIRO4D)
Pola cuaca musiman dibentuk oleh kemiringan sumbu putar planet kita sebesar 23,5 derajat, bukan bergantung pada aphelion atau perihelion.
Selama musim panas di belahan bumi utara, kutub utara miring ke arah Matahari. Matahari akan terbit tinggi di langit, membuat hari-hari terasa panjang. Itulah yang membuat bulan Juli begitu panas.
Belum lagi suhu rata-rata seluruh Bumi pada saat itu adalah sekitar 2,3 derajat Celsius lebih tinggi daripada saat perihelion. Bumi sebenarnya menjadi lebih hangat saat kita berada lebih jauh dari Matahari karena benua dan samudra yang tidak tersebar merata di seluruh dunia.
Ada lebih banyak daratan di belahan bumi utara dan lebih banyak air di selatan. Selama bulan Juli, bagian utara planet kita yang padat daratan condong ke arah Matahari. Sehingga suhu Bumi sedikit lebih tinggi pada bulan Juli karena Matahari menyinari seluruh daratan, yang membuatnya lebih mudah memanas.
Pada malam hari, keadaan di gurun akan dingin, mungkin 16 derajat C. Sehingga ketika Matahari terbit di pagi hari, suhunya bisa melonjak hingga 38 derajat C atau bahkan lebih.
Sedangkam belahan selatan di mana air memiliki kapasitas panas yang tinggi, suhu di lepas pantai mungkin 24 derajat C.
Itu dia fakta-fakta dari fenomena aphelion. Ini merupakan peristiwa astronomi alami yang terjadi setiap tahun, sehingga tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.