Fakta Fenomena Aphelion: Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari

Intinya sih...
- Bumi berada di titik aphelion atau terjauh dari Matahari pada 5 Juli 2024.
- Aphelion tidak banyak mempengaruhi atmosfer atau cuaca Bumi, karena fenomena ini terjadi setahun sekali.
- Jarak Bumi ke Matahari saat aphelion sekitar 150.000.000 km lebih jauh daripada perihelion.
Pada 4 Juli 2025, Bumi akan berada di titik aphelion atau titik terjauh dari Matahari. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada atmosfer atau cuaca di permukaan Bumi.
Fenomena astronomi ini terjadi setahun sekali pada bulan Juli. Sedangkan posisi terdekat Bumi dengan Matahari disebut perihelion yang berlangsung pada Januari. Berikut adalah fakta-fakta dari Fenomena Aphelion yang wajib kamu tahu.
Apa itu fenomena Aphelion?
Bumi memang mengitari Matahari, tetapi tidak dalam bentuk lingkaran. Orbit Bumi berbentuk elips, dengan kurva miring yang salah satu ujungnya lebih dekat ke Matahari daripada ujung lainnya.
Saat itu planet kita berada di ujung terjauh—suatu titik yang oleh para astronom disebut "aphelion". Peristiwa fenomena Aphelion akan menempatkan Bumi lebih jauh dari Matahari daripada saat-saat lainnya dalam setahun.
Ketika Bumi berada di aphelion-nya pada awal Juli, jaraknya sekitar 150.000.000 km lebih jauh dari Matahari daripada ketika berada di perihelion pada awal Januari.
Eksentrisitas orbit Bumi sendiri adalah 1,7 persen. Sementara pada Januari, saat Bumi paling dekat dengan Matahari (perihelion), jaraknya adalah 147.500.000 km.
Matahari yang jauh mengartikan bahwa hanya lebih sedikit sinar matahari yang menyinari Bumi. Jika dirata-ratakan di seluruh dunia, sinar matahari yang jatuh di Bumi saat aphelion berbeda sekitar 7 persen lebih rendah daripada saat perihelion.
Aphelion buat suhu Bumi lebih dingin?
Pola cuaca musiman dibentuk oleh kemiringan sumbu putar planet kita sebesar 23,5 derajat, bukan bergantung pada aphelion atau perihelion.
Selama musim panas di belahan bumi utara, kutub utara miring ke arah Matahari. Matahari akan terbit tinggi di langit, membuat hari-hari terasa panjang. Itulah yang membuat bulan Juli begitu panas.
Belum lagi suhu rata-rata seluruh Bumi pada saat itu adalah sekitar 2,3 derajat Celsius lebih tinggi daripada saat perihelion. Bumi sebenarnya menjadi lebih hangat saat kita berada lebih jauh dari Matahari karena benua dan samudra yang tidak tersebar merata di seluruh dunia.
Ada lebih banyak daratan di belahan bumi utara dan lebih banyak air di selatan. Selama bulan Juli, bagian utara planet kita yang padat daratan condong ke arah Matahari. Sehingga suhu Bumi sedikit lebih tinggi pada bulan Juli karena Matahari menyinari seluruh daratan, yang membuatnya lebih mudah memanas.
Pada malam hari, keadaan di gurun akan dingin, mungkin 16 derajat C. Sehingga ketika Matahari terbit di pagi hari, suhunya bisa melonjak hingga 38 derajat C atau bahkan lebih.
Sedangkam belahan selatan di mana air memiliki kapasitas panas yang tinggi, suhu di lepas pantai mungkin 24 derajat C.
Itu dia fakta-fakta dari fenomena aphelion. Ini merupakan peristiwa astronomi alami yang terjadi setiap tahun, sehingga tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.