Masih ingat mengenai fenomena Jupiter yang bisa disaksikan dengan mata telanjang di bulan Juni lalu? Tidak kalah menarik, ada serangkaian peristiwa langit lainnya yang bisa kamu nantikan di bulan Juli ini.
Sebagian peristiwa tersebut bisa kamu lihat langsung dengan mata telanjang, sedangkan sebagian lainnya memerlukan teleskop agar lebih jelas. Segera siapkan diri dan cek fenomena-fenomena berikut ini!
Karena memasuki fase baru, bulan akan terletak di antara bumi dan matahari. Ini membuat cahaya dari matahari akan terhalangi oleh bulan. Namun sayangnya, wilayah yang bisa melihat fenomena ini dengan jelas adalah sekitar Samudra Pasifik dan Amerika Selatan.
Periode pertama akan terjadi dekat tanjung di wilayah Chile pada 20.39 GMT (03.39 WIB) dan berakhir dekat Argentina. Seperti peristiwa langit lainnya, gerhana ini terjadi cukup singkat yaitu selama 2 menit 36 detik.
Kecewa karena tidak bisa menyaksikan gerhana matahari total? Jangan sedih dulu, sebagai gantinya kamu bisa mencoba menemukan gugus bintang Messier 22 di tanggal 2 Juli 2019.
Ia adalah sekelompok bintang tua yang berkumpul dan terlihat berbentuk bulat dari bumi. Untuk menemukannya kamu perlu mengamati rasi bintang Sagitarius karena Messier 22 terletak persis di antaranya. Ia bersinar sangat terang di antara benda langit lainnya.
Jupiter akan kembali menghiasi langit di tanggal 13 Juli 2019. Tidak sendirian, planet terbesar di tata surya tersebut ditemani dengan bulan di konstelasi Ophiucus. Kamu harus menghadap ke bagian selatan langit untuk dapat melihatnya.
Bulan akan sulit untuk terlihat tetapi Jupiter tidak akan luput dari pandanganmu. Kamu bisa menyaksikan peristiwa ini dengan mata telanjang. Jika kamu ingin melihat bagaimana kontrasnya Jupiter dan bulan, kamu akan membutuhkan teleskop.
Pada malam tanggal 16 hingga 17 Juli 2019, gerhana bulan sebagian akan membuat belahan bagian timur menjadi kemerah-merahan. Bagian barat bumi akan bisa melihatnya setelah matahari terbenam pada 16 Juli. Sedangkan bumi bagian timur, termasuk Indonesia bisa menyaksikannya di pagi hari sebelum subuh pada tanggal 17 Juli.
Tiga hari setelah Jupiter terlihat bersebelahan dengan bulan, Saturnus pun bergabung bersama mereka. Planet tersebut akan terletak di posisi yang sama dengan Jupiter tiga hari yang lalu. Untuk melihatnya kamu harus menghadap ke arah barat daya sekitar jam 21.00.
Jika kamu memiliki teleskop kamu kemungkinan juga bisa melihat Pluto tepat beberapa derajat di sebelah kanan bulan. Namun sayangnya pada saat itu bulan sedang berada di fase full moon sehingga akan sulit untuk bisa mengidentifikasi planet yang terlihat di sekitarnya.
Hujan meteor Alpha-Cygnid sebenarnya bisa disaksikan sekitar bulan Juli hingga Agustus. Namun puncaknya akan terjadi tepat tanggal 21 Juli 2019. Pada malam tersebut kamu akan melihat setidaknya lima meteor setiap jam.
Untuk menemukannya, kamu harus mencari di langit bagian utara hingga timur laut setelah matahari terbenam. Fenomena yang terjadi setahun sekali ini bisa dilihat dengan mata telanjang, lho.
Mengakhiri bulan Juli, kamu akan disuguhi dengan puncak hujan meteor bernama Delta-Aquarid yang lebih masif daripada Alpha-Cygnid. Kamu akan melihat sekitar 20 meteor per jam di malam tersebut. Fenomena ini akan terletak di atas horizon rasi bintang Aquarius. Di sana kamu akan melihat meteor yang “berjatuhan” dari segala arah.
Sebagian besar peristiwa langit tersebut bisa kamu saksikan langsung dengan mata telanjang. Dengan catatan langit terbebas dari awan, hujan, dan polusi cahaya. Mana yang paling kamu nantikan? Catat tanggalnya ya!