8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan Korsel

Jadi pesawat tempur canggih kebanggan kedua negara

Pesawat tempur kini menjadi kebutuhan yang begitu peting bagi keamanan udara sebuah negara. Bagaimana tidak, seiring berkembangnya zaman ancaman terhadap keamanan udara negara pun bisa dibilang kian meningkat. Atas dasar itu, Korea Selatan sebagai negara dengan industri militer yang sedang berkembang pesat memulai inisiatif pengembangan pesawat tempur dalam negeri.

Tak mau ketinggalan, Indonesia pun turut ambil bagian dalam pengembangan pesawat tempur KFX/IFX atau yang kini secara resmi bernama KF-21 Boramae. 

Nah, bagaimana peran Indonesia dalam pengembangan KF-21 Boramae dan apa saja kecanggihan dari pesawat tempur tersebut. Mari kita simak ulasannya!

1. Pengembangan KFX berawal dari inisiatif pengembangan pesawat multiperan modern

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan Korselpotret KF-21 Boramae (janes.com)

Pada tahun 2001, presiden Korea Selatan pada saat itu, Kim Dae Jung, mengumumkan sebuah proyek pengembangan pesawat tempur multiperan yang menjadi cikal bakal pengembangan KF-X (Korean Fighter Experiment). Inisiatif pengembangan proyek ini pada dasarnya bertujuan untuk menggantikan pesawat Angkatan Udara Korea Selatan yang sudah termakan usia seperti F-4 Phantom II dan F-5F Tiger II.

Di tahun 2002, Kepala Staf Gabungan Republik Korea Selatan mulai mengeluarkan persyaratan penelitian dan pengembangan berkaitan dengan proyek tersebut. Walaupun begitu, proyek ini pada permulaannya mengalami beberapa penundaan karena beberapa perdebatan seberapa layakkah proyek ini dijalankan, mengingat biaya proyek yang sangat besar.

Namun karena isu keamanan yang kembali berkembang setelah beberapa tindakan dan ancaman militer yang dilakukan oleh Korea Utara. Setelah studi kelayakan yang dilakukan pada 2008, proyek tersebut mulai mendapatkan minat yang tinggi kembali.

2. Pengembangan konsep dan prototipe

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselBadan prototipe KFX (seasia.co)

Angkatan Udara Korea Selatan menetapkan bahwa KF-X menjadi pesawat tempur multiperan generasi 4,5 dengan kemampuan stealth (siluman) terbatas. Pusat Penelitian Pengembangan dan Aplikasi Konsep Sistem Senjata Universitas Konkuk menyarankan bahwa KF-X harus memiliki spesifikasi yang lebih unggul dari F-16 Fighting Falcon dalam hal jangkauan tempur, avionik, radar, electronic warfare, dan tautan data.

Beberapa konsep cetak biru juga diusulkan oleh Agency for Defense and Development (ADD) Korea Selatan yakni desain C103 yang memiliki desain menyerupai F-35, dan desain C203. Sementara itu, Korean Aerospace Industries (KAI) mengusulkan desain ketiga yakni C501 yang desainnya menekankan desain pesawat tempur yang lebih hemat biaya.

Pada Desember 2015, tim pengembang KF-X mulai merancang pesawat tersebut dengan beberapa konfigurasi desain dasar C103, beberapa desain dasar baru juga dikeluarkan oleh ADD seperti C104 dan C105. Model eksperimental dari desain C105 dibuat dan model baru C107 dari pengembangan model itu juga dibuat serta memulai pengujian terowongan angin. Setelah dua tahun melakukan pengujian terowongan angin, tepatnya pada 2018 model baru C109 hasil pengembangan model sebelumnya yang dirancang oleh ADD dan KAI diputuskan untuk menjadi model desain yang akan dibuat untuk prototipe KF-X.

3. Keikutsertaan Indonesia dalam pengembangan

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselMock-up KF-21 Boramae (livenewstime.com)

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Indonesia juga turut serta terlibat dalam proyek ini. Awal mula keterlibatan Indonesia dalam proyek KF-X pertama kali disepakati pada 15 Juli 2010. Kemitraan dimulai dengan Indonesia yang akan menanggung biaya proyek sebanyak 20 persen, sementara pemerintah Korea Selatan akan menanggung biaya sebanyak 60 persen dan 20 persen sisanya akan ditanggung oleh perusahaan lokal maupun asing yang terlibat.

Dengan masuknya Indonesia, proyek KFX dapat juga disebut sebagai proyek KFX/IFX (Korean Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment). Perjanjian kerja sama juga mencakup penugasan kerja antara Korean Aeropace Industries dengan PT Dirgantara Indonesia, dalam penugasan kerja ini PT Dirgantara Indonesia mengirimkan sekitar 100 insinyurnya ke Korea Selatan. Pusat penelitian bersama juga dibuka pada 2 Agustus 2011 di Daejeon, Korea Selatan.

4. Masalah tunggakan pembayaran oleh Indonesia

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselMenhan Prabowo saat upacara peluncuran KF-21 (koreatimes.co)

Dibalik kerjasama proyek KFX/IFX, beberapa masalah juga menyertainya terutama berkaitan dengan biaya proyek yang mengalami tunggakan pembayaran oleh Indonesia. Pada November 2017, pemerintah Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia gagal membayar biaya bagiannya selama jatuh tempo biaya pengembangan. 

Walaupun begitu, pada 2019 Indonesia merundingkan kembali keterlibatannya dalam proyek tersebut. Dilansir laman Flight Global, pemerintah Indonesia menjajaki dan berniat untuk membayar kekurangan biaya bukan dengan uang tunai melainkan dengan persenjataan produksi Indonesia. 

Menurut beberapa laporan, pada 2020 Indonesia memiliki hutang pembayaran yang belum terbayar selama tahap penelitian dan pengembangan (R&D) sebesar USD 420 juta atau jika dikonversikan ke rupiah nilainya mencapai Rp 6,1 triliun.

Bahkan pada Desember 2020, sebuah laporan menunjukkan bahwa Indonesia kemungkinan akan menarik diri dari proyek tersebut. Tetapi pada Agustus 2021, Indonesia menegaskan kembali keseriusannya untuk melanjutkan proyek KFX/IFX. Sebelumnya juga, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri upacara peluncuran prototipe KF-X di bulan April 2021.

5. Perakitan prototipe hingga penerbangan perdana

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselKF-21 Boramae saat mendarat (instagram.com/koremb.idn)

Setelah proses desain dan pengujian terowongan angin selesai dilakukan, Korea Aerospace Industries pada tahun 2019 memulai pengerjaan prototipe KF-X. Enam pesawat prototipe direncanakan untuk dibuat. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, prototipe pertama diluncurkan pada bulan April 2021. Saat peluncuran prototipe, secara resmi pesawat itu dinamai menjadi KF-21 Boramae, yang mana Boramae memiliki arti 'elang muda'.

Setelah peluncuran prototipe, penerbangan perdana dari KF-21 Boramae pun mulai dilakukan pada 19 Juli 2022. Pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Sancheon dan terbang di dudara selama 33 menit. Prototipe KF-21 Boramae ini akan menjalani empat tahun uji coba, sebelum pada akhirnya akan diproduksi massal pada 2026.

Baca Juga: Taiwan Luncurkan Jet Tempur untuk Usir 29 Pesawat China 

6. Permasalahan bendera Indonesia oleh netizen Korea Selatan

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselBendera Indonesia & Korsel di KF-21 (indonesia.postsen.com)

Pada saat penerbangan perdana, bagian depan badan KF-21 Boramae terpasang bendera Korea Selatan bersanding dengan bendera Indonesia. Hal itu sebenarnya menjadi penanda bahwa pemerintah Korea Selatan masih memberi ruang kesempatan untuk Indonesia melanjutkan kemitraan proyek dengan lebih serius lagi. 

Namun, di lain sisi ada beberapa penentangan terhadap terpampangnya bendera Indonesia di prototipe KF-21 Boramae. Penentangan ini umumnya muncul dari komentar-komentar netizen Korea Selatan.

Di video YouTube resmi Korea Aerospace Industries menunjukkan ada 2,136 komentar saat KAI mengumumkan KF-21 akan terbang perdana tanggal 8 Juli 2022. Di bagian komen video tersebut tidak sedikit komentar negatif tentang bendera Indonesia pada moncong pesawat dari netizen Korea Selatan.

Salah satu komen dari netizen Korea dengan nama akun K Zero mengatakan "Bisakah anda melepas bendera Indonesia? Saya sangat benci melihatnya, saat prototipe keluar, janji tidak ditepati, gambar itu seakan-akan mereka ikut terlibat di dalamnya”, yang mana komentar itu sudah diterjemahkan.

7. Kecanggihan dan fitur-fitur yang dimiliki oleh KF-21 Boramae

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselTampilan depan KF-21 Boramae (instagram.com/globalaviation0)

Di balik banyaknya hambatan dan tantangan dalam pengembangan KF-21 Boramae, pesawat tempur ini tercatat memiliki fitur yang terbilang canggih. Dilansir laman resmi DAPA (Defense Acquisition Program Administration), KF-21 Boramae memiliki spesifikasi yakni: 

  • Kru: 1 atau 2 orang
  • Panjang: 16.9 m 
  • Bentang sayap: 11.2 m 
  • Tinggi: 4.7 m 
  • Area sayap: 46.5 m persegi
  • Berat maksimum take-off: 25,400 kg 
  • Mesin: 2 × General Electric F414-GE-400K afterburning turbofan
  • Kecepatan maksimum: Mach 1.81 (2.234 km/jam)
  • Jangkauan jelajah: 2.900 km 

Selain spesifikasi di atas, KF-21 Boramae juga tercatat akan dilengkapi dengan sistem elektronik berupa radar Active Electronically Scaned Array (AESA), Infra-Red Search and Track (IRST), Electro-Optical Targeting Pod (EO TGP), Radio Frequency Jammer (RF Jammer), Multi-Function Display (MFD), dan beberapa perangkat elektronik canggih lainnya.

Dari segi persenjataannya, KF-21 Boramae memiliki 10 cantelan hardpoints, enam di bawah sayap dan empat di bawah badan pesawat. Dengan begitu, KF-21 Boramae dapat membawa beragam persenjataan mencakup rudal udara-ke-udara, rudal udara-ke-darat, rudal jelajah, rudal anti-kapal, dan rudal anti-radiasi.

8. Produksi dan penggunaan di masa yang akan datang

8 Fakta KF-21 Boramae, Pesawat Tempur Indonesia dan KorselPerakitan prototipe KF-21 (21stcenturyasianarmsrace.com)

Produksi massal dari KF-21 Boramae direncanakan dimulai pada tahun 2026. Sekitar, 40 jet KF-21 Boramae Block-1 akan mulai diproduksi di tahun itu. Kemudian di tahun 2028, Block-2 akan mulai diproduksi sebanyak 80 unit. Dilansir Defense News, Korea Selatan berencana untuk mengerahkan total 120 KF-21 Boramae pada tahun 2032.

Sementara itu, jika Indonesia berhasil melunasi pembayaran dan menjaga agar kemitraan tetap berjalan lancar, maka Indonesia akan mendapat sekitar 50 unit KF-21 Boramae.

Nah, itu beberapa fakta mengenai KF-21 Boramae dan proyek pengembangannya. Dari sini kita semua berharap agar proyek KF-21 Boramae dapat berjalan dengan baik serta membuahkan hasil bagi kedua negara, ya!

Baca Juga: Ini Alasan Indonesia Beli Pesawat Tempur dari Prancis 

Fitran Briliano Photo Verified Writer Fitran Briliano

Just a human

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya