6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022

Militer non-reguler terlibat dalam perang Rusia-Ukraina 2022

Perang antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung selama sekitar lebih dari 11 bulan sejak tanggal 24 Februari 2022. Selama pertempuran berlangsung, banyak pihak yang telah menjadi korban. Banyaknya korban disebabkan intensnya pertempuran yang terjadi dan banyaknya pihak yang terlibat.

Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, memperkirakan 200.000 pasukan Rusia dan Ukraina tewas selama perang. Jumlah korban tewas di kalangan tentara tersebut termasuk pasukan yang tidak memiliki kaitan resmi dengan pemerintah dari Ukraina dan Rusia seperti kelompok milisi dan militer swasta. Mereka juga disebut sebagai organisasi militer non-reguler. Berikut 6 oraganisasi militer non-reguler yang terlibat selama perang Rusia-Ukraina 2022.

Baca Juga: Travelling ke St. Petersburg Rusia, Jangan Lupa Mampir ke 5 Tempat Ini

1. Wagner Group

6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022Odessa Journal

Wagner Group merupakan organisasi militer swasta yang berada di Rusia. Organisasi militer ini didirikan oleh seorang veteran Perang Chechnya sekaligus mantan letnan kolonel tentara nasional Rusia yaitu Dmitri Utkin. Wagner Group merupakan salah satu organisasi militer non negara yang memiliki peran besar dalam dinamika konflik Rusia dan Ukraina.

Keterlibatan Wagner Group dimulai pada tahun 2014 ketika mereka berperan dalam membantu Rusia dalam melakukan aneksasi ke wilayah Krimea, Ukraina. Organisasi ini juga memiliki peran dalam membantu kelompok separatis pro-Rusia di daerah Donbas untuk melawan militer Ukraina. 

Menurut hukum di Rusia, keberadaan perusahaan militer swasta seperti Wagner Group sebenarnya dianggap ilegal. Hal ini membuat data terkait jumlah pasukan dan persenjataan yang dimiliki Wagner Group tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, badan intelijen dari negara barat melaporkan bahwa pemerintah Rusia ikut mendanai operasi militer yang dilakukan oleh Wagner Group.

Hal ini dikarenakan Wagner Group memiliki peran besar dalam berbagai operasi militer di berbagai negara. Dalam wawancara yang dilakukan BBC dengan salah satu tentara Wagner Group menyatakan pangkalan pelatihan organisasi ini terletak di Mol'kino tepatnya Rusia selatan. Laporan ini kemudian semakin memperkuat bukti adanya kedekatan organisasi ini dengan pemerintah Rusia karena lokasi pangkalan latihan Wagner Group berdekatan dengan pangkalan militer tentara Rusia.

Wagner Grup telah memiliki pengalaman bertempur di berbagai negara yang sedang berkonflik. Pada tahun 2015, Wagner Group mulai dikerahkan di Suriah, untuk membantu pasukan pro-pemerintah dalam menjaga ladang minyak.

Di Libya sejak tahun 2016, 1.000 tentara bayaran Wagner Group dikerahkan untuk memberikan dukungan terhadap pasukan Jenderal Khalifa Haftar. Wagner Group juga pernah diundang oleh pemerintah Mali untuk memberikan bantuan keamanan dari ancaman serangan kelompok militan Islam. 

Selama perang Rusia-Ukraina di tahun 2022, Wagner Group memiliki peran penting terutama dalam pertempuran di daerah Bakhmut. Wagner Group juga memiliki peran dalam merebut kota-kota penting Ukraina seperti Soledar pada 10 Januari 2023. Keterlibatan Wagner Group selama invasi Rusia ke Ukraina juga ditandai dengan kontroversi misalnya insiden Bucha Massacre yang terjadi pada tanggal 1 April 2022.

Sekitar 458 mayat dari warga sipil Ukraina ditemukan di kota Bucha setelah tentara Rusia menarik pasukannya dari kota tersebut. Menurut badan intelijen Jerman, Federal Intelligence Service, Wagner Group memainkan peran penting dalam insiden Bucha Massacre.

2. Separatis Donbass

6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022Euro Weekly News

Kemunculan milisi di Donetsk dan Luhansk disebabkan karena adanya keinginan penduduk di daerah tersebut untuk memisahkan diri dari Ukraina dan membentuk negara Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Kedua kelompok milisi ini juga dikenal sebagai separatis Donbass. Keinginan separatis Donbass untuk memisahkan diri adalah adanya anggapan bahwa Ukraina telah melanggar hak etnis dan penutur bahasa Rusia di daerah Donetsk dan Luhansk.

Selama menghadapi para separatis, tentara Ukraina juga seringkali dianggap menggunakan kekerasan terhadap warga sipil. Keberadaan milisi separatis tersebut dimanfaatkan oleh Rusia untuk mendapatkan pengaruh di wilayah Ukraina Timur. Misalnya pada tahun 2014 Rusia berhasil memanfaatkan milisi Donetsk dan Luhansk untuk merebut Krimea dari Ukraina. 

Para separatis di Donbass mendapat dukungan besar dari Rusia. Menurut laporan intelijen NATO, pemerintah Rusia memasok kelompok separatis Donbass senjata dan menempatkan tentaranya. Pemerintah Rusia juga telah memberikan ratusan ribu paspor Rusia kepada penduduk di Donetsk dan Luhansk dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dianggap sebagai bagian dari agenda untuk menaturalisasi penduduk Donetsk dan Luhansk. 

Di awal invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, pemerintah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk memobilisasi penduduknya untuk ikut berpartisipasi dalam pertempuran bersama tentara Rusia dan menjadi bagian dari kelompok separatis Donbass.

Mereka meminta agar penduduk laki-laki berusia 18 sampai 65 tahun dari berbagai latar belakang wajib untuk menjadi tentara sukarelawan. Program wajib militer yang dilakukan oleh Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk menyebabkan lumpuhnya lapangan pekerjaan seperti pertambangan karena kekurangan tenaga kerja.

Baca Juga: 5 Makanan yang Wajib Dicoba Saat Berada di St. Petersburg Rusia

3. International Legion of Territorial Defense of Ukraine

6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022Shutterstock

Ketika Rusia melakukan invasi, negara anggota NATO mulai memasok bantuan militer ke Ukraina seperti alat persenjataan, pasokan medis, serta operasi intelijen. Hal ini dikarenakan dari segi jumlah persenjataan, Rusia memiliki sumber daya militer yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Ukraina. Negara-negara barat akhirnya mulai mengirimkan pasukan sukarelawan dalam membantu Ukraina. Pasukan sukarelawan asing yang membantu Ukraina ini tergabung di dalam International Legion of Territorial Defense of Ukraine.

International Legion of Territorial Defense of Ukraine adalah unit militer asing yang ditugaskan untuk mempertahankan Ukraina dari invasi Rusia. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba melaporkan bahwa pada tanggal 6 Maret 2022 terdapat lebih dari 20.000 pasukan sukarelawan asing dari 52 negara yang telah mendaftar untuk berperang membela Ukraina.

Ukraina membuka pendaftaran bagi masyarakat di seluruh dunia yang ingin menjadi pasukan sukarelawan asing dengan mendaftar melalui website khusus. Beberapa pasukan sukarelawan asing yang telah berangkat ke Ukraina memiliki pengalaman di dunia militer sebelumnya misalnya veteran yang bertugas di Angkatan Darat AS, Korps Marinir AS, dan Angkatan Darat Inggris. Keahlian militer yang dimiliki pasukan sukarelawan asing memberikan bantuan taktis yang sangat dibutuhkan Ukraina.

4. Kadyrovit

6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022Riddle Russia

Kadyrovit adalah organisasi paramiliter dari Chechnya, Rusia. Organisasi ini memiliki peran sebagai pelindung Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov. Istilah Kadyrovtsy umumnya digunakan untuk merujuk pada etnis Chechnya bersenjata yang berada di bawah kendali Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov. Dalam perang Rusia-Ukraina, milisi Kadyrovit sering mengunggah video TikTok yang menunjukan situasi perang di garis depan.

Kadyrov memberikan semangat kepada pasukannya yang bertempur di Ukraina dengan menanamkan nilai jihad. Menurutnya perang ini merupakan panggilan Tuhan dan melanjutkan perjuangan Akhmad-Haji Kadyrov (ayah dari Ramzan Kadyrov sekaligus presiden pertama Chechnya). Ia menganggap pasukannya yang telah gugur di Ukraina telah mati Syahid.

Keterlibatan milisi Kadyrov pada perang Rusia-Ukraina dimulai pada 26 Februari 2022. Ramzan Kadyrov, Presiden Republik Chechnya, mengumumkan bahwa pasukan militer Chechnya telah dikerahkan ke Ukraina. Media RT menerbitkan video yang menunjukan 12.000 tentara Chechnya berkumpul di alun-alun utama Grozny, ibukota Chechnya.

Kadyrov mengatakan bahwa pasukannya siap bersiap untuk bertempur dan membersihkan Ukraina dari pengaruh Banderites (sebutan bagi para pemimpin Ukraina yang mendukung Nazi) dan setan NATO. Dia juga mengejek para pejuang Chechnya anti-Rusia dari batalion Dzhokhar Dudayev dan Sheikh Mansur sebagai setan. Ia menganggap pasukan Chechnya anti-Rusia telah mempermalukan klan sukunya sendiri dan Islam suci karena membelot ke Barat dan Nazi Ukraina.

Pasukan Kadyrovtsy memiliki peran penting dalam merebut daerah Azovstal dari tangan militer Ukraina. Tempat itu merupakan basis pasukan Ukraina yang berupaya keras mempertahankan kota pelabuhan Mariupol di Ukraina selatan. Dalam Telegram milik Ramzan Kadyrov, ia mengaku telah memukul sendiri para tahanan tentara Ukraina yang berhasil ditangkap pada saat perebutan daerah Azovstal.

Hal ia lakukan sebagai bentuk pembalasan atas penyiksaan tentara Ukraina terhadap tahanan tentara Rusia. Perseteruan antara pasukan Kadyrovtsy dengan tentara Ukraina dalam perang ini telah muncul setelah tersebarnya video yang menunjukan seorang resimen Azov Battalion melumuri pelurunya dengan campuran lemak babi. Tindakan yang dilakukan oleh tentara Ukraina dari resimen Azov Battalion tersebut dianggap menghina Islam.

Baca Juga: 10 Potret Rara LIDA Rayakan 17 Agustus di Rusia, Nyanyi di KBRI Moskow

5. Chechen Ichkeria

6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022Odessa Journal

Setelah Rusia mengakui keberadaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR), Parlemen Ukraina juga resmi menetapkan pemerintahan resmi Republik Chechnya di Ichkeria sebagai daerah pengasingan yang sementara ini diduduki Rusia. Pemerintahan Republik Chechnya di Ichkeria dipimpin oleh Akhmed Zakayev. Kehadiran  pemerintahan Ichkeria tidak bisa dilepaskan dari sejarah perang Chechnya.

Setelah Uni Soviet runtuh, Pemimpin Chechnya Dzhokhar Dudayev secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1994. Dudayev mendeklarasikan Republik Chechnya Ichkeria sebagai negara Islam. Rusia menganggap sikap Dudayev sebagai bentuk gerakan separatisme. Hal ini kemudian mendorong Rusia melakukan operasi militer di wilayah Chechnya.

Pada perang Chechnya kedua Rusia berhasil mengalahkan pasukan Chechen. Kemenangan tersebut disertai dengan penunjukan Akhmad Kadyrov sebagai pemimpin di wilayah Chechnya yang telah dikuasai oleh Rusia. Akhmad Kadyrov adalah seorang pemberontak pro-Rusia. Hal ini kemudian membuat terpecahnya pasukan Chechen.

Pasukan Chechen yang menolak bergabung dengan Rusia kemudian memisahkan diri ke Ichkeria dan mulai menerapkan hukum Syariah pada sistem pemerintahannya. Menurut Zakayev selaku pemimpin Chechnya Ichkeria, pasukan Chechen pro Rusia yaitu Kadyrovit merupakan seorang penghianat. Mereka dianggap membela negara yang telah bertanggung jawab dalam membunuh ribuan penduduk etnis Chechnya selama perang selama di tahun 1994-2000.

Selama invasi Rusia, milisi dari Chechnya Ichkeria yang Anti dengan sekutu Presiden Putin, Kadyrov, yaitu batalyon Dzhokhar Dudayev dan batalyon Sheikh Mansur ikut bertempur membela Ukraina. Pada Mei 2022, pemimpin pemerintahan di pengasingan Ichkeria Akhmed Zakayev melakukan perjalanan ke Kyiv dan bertemu dengan pejabat Ukraina untuk membicarakan pembentukan unit pasukan baru.

Milisi Chechnya Ichkeria memiliki peran penting selama pertempuran Rusia-Ukraina 2022 seperti mempertahankan Kota Kyiv. Pasukan milisi ini juga ikut membantu dalam operasi counter offensive yang dilakukan Ukraina untuk merebut daerah Kharkiv dan Izium. Milisi Chechnya Ichkeria sejak November 2022 kemudian dikirimkan untuk membantu pasukan Ukraina di Bakhmut.

6. Pasukan Sukarelawan Serbia

6 Organisasi Militer Non-Reguler di Perang Rusia-Ukraina 2022Military Review

Sejumlah besar warga negara Serbia dan etnis Serbia dari negara tetangga seperti Bosnia (khususnya Republik Srpska) dan Montenegro bergabung membantu Rusia selama melakukan invasi ke Ukraina. Para sukarelawan Serbia bergabung bersama kelompok separatis pro-Rusia di Donbass.

Satu hari sebelum Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina, pada 24 Februari, Panglima Perang Chetnik (organisasi nasionalis Serbia), Bratislav Zivkovic, mengatakan kepada situs web RuSerbia.com bahwa para sukarelawan Serbia siap untuk berangkat ke Donetsk untuk membantu separatis pro-Rusia di Ukraina Timur. Sebagian besar para sukarelawan dari Serbia merupakan veteran Perang Yugoslavia. 

Besarnya dukungan dari penduduk etnis Serbia kepada Rusia tidak bisa dilepaskan dari keterikatan sejarah, kedekatan mereka sebagai penganut agama Kristen Ortodoks, dan ideologi Pan-Slavisme yang mereka anut. Selain itu, dukungan etnis Serbia atas invasi Rusia terhadap Ukraina dianggap sebagai balasan atas apa yang dilakukan oleh negara-negara barat selama perang Kosovo pada tahun 1990-an dan pecahnya Yugoslavia. Bagi para sukarelawan Serbia, Ukraina menghadapi apa yang terjadi pada mereka selama konflik Balkan di tahun 1990-an.

Itu dia 6 organisasi militer non-reguler yang terlibat selama perang Rusia-Ukraina. Banyaknya pihak yang terlibat selain tentara reguler telah meningkatkan kompleksitas konflik dan mempersulit terciptanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Fauzan Dewanda Photo Writer Fauzan Dewanda

Mahasiswa Kriminologi UI

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya