Belajar dari Belanda Bagaimana Cara Mengatasi Banjir Bandang

Belanda merupakan salah satu negara di Eropa yang ketinggian tanahnya lebih rendah dari permukaan air laut. Hal inilah yang membuat negara berjuluk kincir angin tersebut rawan terkena banjir bandang atau bahkan tenggelam, padahal sebagian besar penduduknya tinggal di dekat kawasan pantai.
Untuk mengatasi potensi tenggelam, pemerintah Belanda telah membuat benteng berupa bukit pasir di sekitar bibir pantai mereka untuk mencegah air laut. Bukit pasir ini dirancang untuk mencegah banjir bandang dan juga badai yang sering dihadapi Belanda karena letaknya yang bersentuhan langsung dengan Laut Utara.
Keberhasilan Belanda dalam mengatasi masalah negaranya dalam menghadapi potensi banjir bandang dan tenggelam sepatutnya menjadi contoh bagi Indonesia. Beberapa kota di utara Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Semarang, seringkali mengalami banjir bandang yang membuat aktivitas ekonomi menjadi terhambat.
Meskipun tak bisa mencontoh 100 persen dengan apa yang dilakukan Belanda, setidaknya kemampuan Belanda dalam mengendalikan wilayahnya untuk menghadapi potensi bencana besar menjadi pembelajaran bagi kita.
1. Letak geografis Belanda yang berada di bawah permukaan air laut
Berada di bagian utara Benua Eropa yang berbatasan langsung dengan Laut Utara, tercatat sepertiga wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Bahkan, titik terendah mereka yang berada di Nieuwekerk aan den Ijssel berada 6,76 meter di bawah permukaan laut.
Tak hanya punya garis pantai yang panjangnya mencapai 450 km, negara ini juga mempunyai banyak sungai yang melintasi negaranya. Faktanya, 17 persen dari total wilayah belanda adalah air dengan jalur transportasi air mencapai 6.000 kilometer.
2. Banjir besar di tahun 1953 membuat Belanda membangun proyek Delta Work
Belanda pernah dihantam banjir besar pada tahun 1953 atau yang lebih dikenal sebagai Watersnoodramp. Bencana ini merupakan bencana alam terbesar di Belanda pada abad ke-20 yang merendam sebagian besar wilayah Belanda dengan menewaskan sekitar 1.836 orang.
Salah satu penyebab utama terjadinya bencana tersebut adalah tanggul yang mereka miliki terlalu rendah dan lemah untuk mencegah air laut. Terlebih pemerintah ketika itu masih memprioritaskan untuk menstabilkan ekonomi paska perang dunia kedua.
Sembilan bulan setelah kejadian tersebut, pemerintah Belanda membangun Delta Work. Proyek ini merupakan tanggul pencegah banjir dan badai terbesar di dunia. Seiring berjalannya waktu, Belanda semakin memperkuat Delta Work dengan berbagai teknologi yang semakin maju.
Baca Juga: 9 Potret Keluarga Ayudia Bing Slamet Liburan ke Belanda, Seru!
3. Proyek Sand Motor jadi cara baru Belanda pertahankan wilayahnya dari air laut
Editor’s picks
Pada tahun 2011, pemerintah Belanda melakukan eksperimen dengan meluncurkan salah satu proyek terbesar dalam penanggulangan masalah pantai, yaitu Sand Motor. Proyek ini dilakukan dengan menciptakan tanjung buatan yang terdiri dari pasir.
Sand Motor mempunyai tiga tujuan utama, yaitu keamanan pesisir pantai, rekreasi dan perkembangan lingkungan hidup, serta memperkaya pengetahuan tentang manajemen pesisir pantai. Ambisi ini menelan biaya yang sangat besar karena volume pasir yang dibutuhakn sebanyak 12 juta meter kubik.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2021, Sand Motor membuahkan hasil yang positif. Wilayahnya mengalami pelebaran yang signifikan dan berhasil melindungi bibir pantai dari ancaman erosi air laut juga berdampak positif dalam sisi pariwisata dan lingkungan hidup.
4. Wilayah pesisir pantai bisa menjadi potensi luar biasa jika dimanfaatkan dengan baik
Laut tak hanya menimbulkan bencana seperti banjir bandang, tsunami, ataupun badai, tetapi juga menyimpan banyak potensi jika dimanfaatkan dengan baik. Wilayah pesisir pantai bisa menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata di suatu wilayah.
Wilayah pesisir utara Pulau Jawa yang dikenal memiliki laut yang tenang dibanding daerah selatan, bisa dimanfaatkan sebagai wisata bahari dengan berbagai destinasi dan air yang menarik. Tak lupa juga potensi perikanan yang bisa menjadi mata pencahariaan bagi warga di sekitar pantai tersebut.
5. Indonesia perlu belajar dari Belanda dalam mengatasi ancaman banjir bandang
Indonesia memiliki beberapa kota besar yang berada di pesisir pantai, terutama di bagian utara Pulau Jawa. Sebut saja Jakarta dan Semarang yang sering kali memiliki masalah banjir karena ketinggiannya yang cukup rendah dari permukaan air laut, terutama Jakarta yang wilayahnya juga tenggelam.
Bahkan wilayah Jakarta bagian utara saat ini telah banyak yang tenggelam akibat naiknya permukaan air laut karena pemanasan global. Hal ini tentu saja mengancam banyak penduduk yang selama ini menggantungkan hidup mereka di wilayah tersebut.
Indonesia bisa belajar dari Belanda bagaimana mereka menangani masalah banjir bandang dan juga badai yang melanda negaranya. Terbukti setelah terkena banjir besar di tahun 1953, laut bukan lagi musuh mereka melainkan bisa menjadi potensi besar jika dimanfaatkan.
Proyek Delta Work dan Sand Motor menjadi bukti keseriusan pemerintah Belanda dalam melindungi warga mereka dari ancaman bencana. Hal inilah yang perlu ditiru pemerintah Indonesia jika tak ingin melihat rakyatnya menderita karena banjir bandang setiap tahunnya.
Baca Juga: Jelang Puasa, Kampung Dalam Koto Sumbar Diterjang Banjir Bandang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.