Gerhana Bulan bukan peristiwa langka karena dalam satu tahun bisa terjadi minimal dua kali dan paling banyak hingga lima kali. Ini terjadi karena Bumi yang berada di antara Matahari dan Bulan. Cahaya Matahari terhalang untuk mencapai Bulan sehingga tidak ada cahaya yang dipantulkan ke Bumi. Posisi ini terjadi saat fase purnama.
Gerhana tidak terjadi setiap Bulan Purnama karena orbit dari satelit alami Bumi ini yang miring 5 derajat terhadap orbit Bumi, membuat ketiganya jarang segaris sempurna.
Saat Bulan masuk dalam bayang-bayang inti Bumi atau umbra, terjadilah gerhana. Menariknya, Bulan tidak hilang sama sekali, melainkan berwarna merah bata.
Jadi, saat cahaya matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya pada panjang gelombang hijau sampai ungu disebarkan dan disaring oleh atmosfer. Hanya cahaya merah yang bisa lolos melewati atmosfer dan menyinari Bulan meskipun sebagian cahaya merah tersebut ada yang dibiaskan atau dibelokkan.
Karena itu, kita bisa menyaksikan Bulan tampak kemerahan saat Gerhana Bulan total. Peristiwa ini juga dijuluki Blood Moon atau Bulan Darah atau Bulan Merah Bata. Tapi, tingkat kemerahan atau intensitas warna merah Bulan juga bergantung pada kondisi atmosfer.