3 Fenomena Langit Bulan September 2025, Ada Gerhana Bulan Total

- Gerhana bulan total (7-8 September) Fenomena langit paling dinantikan bulan ini adalah Gerhana Bulan Total yang terjadi pada malam 7 September hingga dini hari 8 September 2025. Peristiwa ini akan terlihat jelas dari Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia, termasuk Indonesia.
- Konjungsi superior Merkurius (13 September) Pada 13 September, Merkurius akan mengalami konjungsi superior, yaitu saat planet ini berpapasan dekat dengan Matahari di langit dan tidak dapat diamati dari Bumi.
- Ekuinoks September (23 September) Tanggal 23 September menjadi momen penting dalam siklus tahunan pergerakan Matahari, yaitu
Langit bulan September 2025 kembali menawarkan beragam fenomena menarik yang bisa disaksikan baik oleh pengamat kasual maupun pecinta astronomi. Dengan cuaca yang cenderung lebih cerah di sebagian wilayah Indonesia, bulan ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk menikmati keindahan keindahan langit tanpa teleskop.
Dari gerhana bulan total hingga fenomena ekuinoks, bulan ini menyimpan banyak momen yang patut dinantikan oleh para pengamat langit. Melansir laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan sumber lainnya, berikut 3 fenomena langit bulan September 2025.
1. Gerhana bulan total (7-8 September)
Fenomena langit paling dinantikan bulan ini adalah Gerhana Bulan Total yang terjadi pada malam 7 September hingga dini hari 8 September 2025. Peristiwa ini akan terlihat jelas dari Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia, termasuk Indonesia.
Pengamat di Tanah Air bisa menyaksikan momen ketika Bulan memasuki bayangan Bumi menjelang tengah malam hingga dini hari. Di sebagian besar wilayah Indonesia, gerhana akan berlangsung cukup lama. Walaupun untuk wilayah Papua, fase akhir hanya bisa dinikmati sebagian karena Bulan sudah terbenam ketika gerhana penumbra masih berlangsung.
Gerhana akan dimulai pada 7 September pukul 22:28 WIB atau 23:28 WITA, dan puncaknya pada 8 September pukul 01:12 WIB atau 02:12 WITA. Gerhana diperkirakan akan berakhir pada 03:55 WIB atau04:55 WITA.
2. Konjungsi superior Merkurius (13 September)

Pada 13 September, Merkurius akan mengalami konjungsi superior, yaitu saat planet ini berpapasan dekat dengan Matahari di langit dan tidak dapat diamati dari Bumi. Posisi ini terjadi karena Matahari berada tepat di antara Merkurius dan Bumi, sehingga hanya terpisah sekitar 1,5° dari Matahari.
Pada momen ini, Merkurius berada pada jarak terjauh dari Bumi, yaitu sekitar 1,38 AU, dengan diameter piringan sangat kecil sekitar 4,9 detik busur. Fenomena ini juga menandai berakhirnya penampakan Merkurius kala fajar dan memulai transisinya untuk kembali hadir di langit senja dalam beberapa minggu mendatang.
3. Ekuinoks September (23 September)
Tanggal 23 September menjadi momen penting dalam siklus tahunan pergerakan Matahari, yaitu saat terjadi ekuinoks. Pada saat ini, Matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa sehingga siang dan malam memiliki durasi hampir sama panjang, masing-masing sekitar 12 jam.
Di belahan Bumi utara, peristiwa ini dikenal sebagai ekuinoks musim gugur yang menandai awal musim gugur, sedangkan di belahan Bumi selatan disebut vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi. Tahun ini, ekuinoks September akan berlangsung pada pukul 01:20 WIB ketika Matahari berada di rasi Virgo.
September 2025 menawarkan beragam fenomena langit yang menarik, mulai dari gerhana bulan total hingga hujan ekuinoks. Dengan cuaca musim kemarau yang cenderung cerah, ini adalah waktu yang ideal untuk menikmati keindahan langit malam.