Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!

Populasi kelimanya berstatus mengkhawatirkan!

Setiap negara memiliki identitas tersendiri untuk membedakan dengan negara lainnya. Salah satu bentuk identitas tersebut ialah hewan nasional. Pemilihan hewan nasional tentunya mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk sejarah, budaya, hingga filosofi yang melekat pada negara tersebut.

Di kawasan Asia Tenggara, ternyata hanya ada lima negara dari 11 negara yang resmi memiliki hewan nasional. Hewan-hewan ini tidak hanya menjadi simbol negara, melainkan juga merepresentasikan keunikan dan jati diri dari masing-masing negaranya

Untuk mengenalnya lebih lanjut, berikut disajikan fakta terkait 5 hewan nasional negara di Asia Tenggara!

1. Komodo, Elang Jawa, dan Ikan Sulik Merah (Indonesia)

Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!Komodo, Elang Jawa, dan Ikan Sulik Merah, hewan nasional Indonesia (unsplash.com/altrazcommons.wikimedia.org/Eko Prastyopexels.com/Jeffry Surianto)

Jika negara lain umumnya hanya memiliki satu hewan nasional, negara Indonesia tercinta ternyata memiliki tiga hewan nasional. Mereka adalah Komodo (Varanus komodoensis) sebagai Satwa Nasional,  Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) sebagai Satwa Langka, serta Ikan Siluk Merah (Scleropages formosus) sebagai Satwa Pesona. Pemilihan ketiga hewan ini berdasarkan Keppres No.4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, yang secara simbolis merupakan perwakilan dari satwa darat, air, dan udara.

Komodo, sebagai Satwa Nasional, merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Komodo. Dikenal sebagai kadal terbesar di dunia, komodo merupakan salah satu hewan purba yang masih hidup hingga saat ini. Sementara itu, elang Jawa diketahui merupakan representasi dari burung Garuda yang menjadi lambang negara. Elang ini dapat ditemukan di wilayah hutan Jawa. Terakhir, Ikan Siluk Merah, yang juga menjadi ikan nasional, diketahui tersebar di wilayah Kalimantan dan Papua. Ikan ini dikenal akan keindahan sisiknya yang memukau.

Sayangnya, meskipun berstatus sebagai hewan nasional, ketiganya telah masuk dalam kategori Terancam (Endangered) berdasarkan IUCN Red List. Kerusakan habitat akibat aktivitas manusia hingga perburuan liar telah menyebabkan penurunan populasi mereka. Oleh karena itu, perlindungan dan konservasi maksimal terhadap ketiganya sangatlah penting, karena mereka bukan hanya sekadar hewan, melainkan juga identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan sepenuh hati.

2. Kouprey (Kamboja)

Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!ilustrasi Kouprey, hewan nasional Kamboja yang keberadaannya misterius. (wwf.org.kh//Helmut Diller)

Kouprey, yang berarti “banteng hutan” dalam bahasa Khmer, merupakan jenis sapi liar endemik Kamboja. Hewan ini pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1937. Pada 2004, pemerintah Kamboja menetapkan spesies yang bernama Latin Bos sauveli ini sebagai hewan nasional negara mereka.

Namun, keberadaan Kouprey kini semakin misterius. Catatan terakhir terkait Kouprey berasal dari publikasi sebuah ekspedisi pada 1964. Dilansir WWF Kamboja, hewan ini terakhir kali dilaporkan terlihat pada 1988. Koupre kini diklasifikasikan sebagai spesies berstatus Critically Endangered (CE) atau Terancam Kritis berdasarkan IUCN Red List, dan bahkan kemungkinan besar telah punah.

Perburuan isebut sebagai penyebab utama penurunan populasi Kouprey. Kouprey yang diburu akan diambil dagingnya untuk dikonsumsi, dan bagian-bagian tubuh, seperti tanduk dan tengkorak, akan dijual. Selain itu, kerusakan habitat akibat penebangan hutan, pertambangan, pembangunan jalan, dan konflik di wilayah Indochina juga berkontribusi terhadap penurunan populasi mereka.

3. Gajah Thailand (Thailand)

Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!Gajah Thailand menjadi bagian penting dalam sejarah, kebudayaan, serta kehidupan masyarakat Thailand. (unsplash.com/Craig McKay)

Gajah Thailand, yang dalam bahasa Thailand dikenal sebagai Chang Thai, merupakan hewan nasional yang istimewa bagi masyarakat Thailand. Gajah Thailand termasuk dalam kelompok Elephas maximus, atau lebih dikenal sebagai gajah Asia. Berbeda dengan gajah Afrika, gajah Asia memiliki ukuran tubuh, telinga, serta kepala yang lebih kecil.

Gajah Thailand dianggap sebagai bagian dari budaya, sejarah, serta ajaran agama mayoritas di Thailand, yaitu agama Buddha. Dilansir elephanthills, nama “gajah Thailand” pertama kali tercatat dalam sejarah pada 1292 di sebuah prasasti yang menceritakan salah satu perang saudara di Kerajaan Thailand. Selain menjadi lambang kerajaan, gajah Thailand juga melambangkan kekuatan dan kecerdasan.

Meski menjadi bagian penting dalam masyarakat Thailand, populasi gajah Thailand mengalami penurunan dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan data IUCN RedList, status konservasi gajah Thailand masuk dalam kategori Terancam (Endangered). Penurunan populasi ini disebabkan oleh hilangnya habitat dan fragmentasi, konflik antara gajah dan manusia, serta perdagangan dan perburuan gajah untuk diambil gading, daging, dan kulitnya.

4. Harimau Malaya (Malaysia)

Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!Harimau Malaya, hewan nasional yang menjadi kebanggaan masyarakat Malaysia . (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Harimau Malaya hanya dapat dijumpai di wilayah Semenanjung Malaya danmerupakan populasi khusus dari subspesies Panthera tigris tigris. Hewan ini dipilih Malaysia sebagai hewan nasional serta menjadi hiasan pada lambang negaranya. Dilansir Malaysia Airlines, harimau Malaya dianggap sebagai lambang kekuatan dan keberanian. Dalam cerita rakyat Malaysia, harimau Malaya dikenal juga dengan sebutan Pak Belang.

Namun, sama seperti hewan nasional sebelumnya, harimau Malaya menghadapi ancaman yang cukup serius dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Penurunan populasi harimau Malaya membuatnya kini berstatus Terancam (Endangered) menurut IUCN Red List. Kehilangan habitat akibat pembangunan serta ekspansi lahan perkebunan, terutama untuk kelapa sawit, menjadi ancaman utama bagi mereka. Selain itu, harimau Malaya juga menjadi sasaran perburuan liar yang ingin memperdagangkan bagian tubuhnya, seperti tulang dan daging untuk obat, hingga kulit untuk hiasan.

Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah Malaysia sedang berusaha keras untuk mencegah kepunahan yang dibarengin dengan peningkatan populasi harimau Malaya. Upaya konservasi dan perlindungan menjadi fokus penting dalam menjaga hewan nasional yang berharga ini agar tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan alam Malaysia.

5. Elang Filipina (Filipina)

Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!Elang Filipina, elang endemik Filipina yang menjadi hewan nasional sejak 1995. (unsplash.com/Jomark Francis Velasco)

Elang Filipina, atau dikenal dengan nama Latin Pithecophaga jefferyi, merupakan elang endemik Filipina yang telah menjadi hewan nasional sejak 1995. Dalam bahasa Tagalog, Filipina, mereka diberi nama agila, haribon, dan banog. Elang ini hanya dapat dijumpai di empat pulau Filipina, yaitu pulau Leyte, Luzon, Mindanao, dan Samar, dengan populasi terbesar berada di pualu Mindanao.

Dikenal sebagai salah satu jenis elang terbesar di dunia, elang Filipina merupakan predator puncak dalam ekosistemnya. Saat pertama kali ditemukan, elang Filipina disebut elang pemakan monyet karena dianggap suka memangsa monyet berdasarkan laporan warga lokal. Namun, informasi tersebut tidak sepenuhnya benar karena elang ini dapat memangsa berbagai macam hewan, mulai dari tikus, kelelewar, hingga biawak.

Dilansir Mongabay, elang Filipina menghadapi ancaman serius akibat akibat masifnya perburuan liar. Populasinya terus menurun drastis dan diperkirakan jumlahnya saat ini hanya sekitar 392 pasang. Selain itu, kerusakan hutan akibat deforestasi menjadi ancaman jangka panjang bagi kelangsungan hidup burung predator ini.

Status hewan-hewan tersebut sebagai hewan nasional tidak mampu menghindari mereka dari berbagai hal yang mengancam populasinya. Oleh karenanya, ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga kelangsungan hidup mereka.

Baca Juga: 5 Hewan Unik yang Hidup di Iran, Ada Kambing Langka!

Gilang Rama W. Photo Verified Writer Gilang Rama W.

Tertarik dengan sepak bola, hiburan, sains, serta isu sosial dan lingkungan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya