5 Gunung Berapi Bawah Laut Paling Aktif, Salah Satunya dari Indonesia

- Loihi Seamount di Hawaii aktif naik ke permukaan laut, potensial menciptakan pulau baru.
- West Mata di Palung Tonga menghasilkan letusan lava boninit, memberikan wawasan unik tentang vulkanologi bawah laut.
- Kick 'em Jenny di Karibia aktif sejak 1939, memerlukan pemantauan intensif untuk peringatan dini tsunami potensial.
Gunung berapi bawah laut adalah salah satu keajaiban geologi yang tersembunyi di dasar lautan. Meskipun tidak terlihat seperti gunung berapi di daratan, aktivitas vulkaniknya dapat memberikan dampak besar bagi ekosistem laut dan bahkan manusia. Dari letusan spektakuler hingga pembentukan pulau baru, gunung berapi bawah laut memainkan peran penting dalam dinamika Bumi. Artikel ini akan membahas lima gunung berapi bawah laut paling aktif, termasuk satu yang berasal dari Indonesia.
1. Loihi Seamount (Hawaii, Amerika Serikat)

Loihi Seamount, yang terletak di lepas pantai tenggara Hawaii, merupakan salah satu fenomena vulkanik bawah laut yang paling menarik. Gunung berapi ini aktif naik dari dasar samudera dan membentuk struktur yang terus berkembang. Para ilmuwan memperkirakan bahwa dalam rentang waktu 10.000 hingga 100.000 tahun ke depan, Loihi akan muncul ke permukaan laut dan menciptakan pulau baru di rantai kepulauan Hawaii. Pemikiran ini menjadikan Loihi sebagai "laboratorium alam" yang unik untuk mempelajari bagaimana pulau-pulau vulkanik terbentuk.
Sejak 1970-an, Loihi telah menjadi subjek pengamatan intensif karena aktivitas vulkaniknya yang konsisten. Letusan-letusan kecil namun sering terjadi, serta aktivitas seismik yang terdeteksi di sekitarnya, memberikan data berharga bagi para peneliti tentang proses pembentukan gunung berapi bawah laut. Temperatur air laut di sekitar kawahnya yang mencapai 200°C juga menciptakan ekosistem unik berupa ventilasi hidrotermal yang dihuni oleh mikroorganisme ekstremofil, menambah nilai ilmiah dari keberadaan Loihi Seamount.
2. West Mata (Palung Tonga, Samudera Pasifik)

West Mata merupakan gunung berapi bawah laut yang terletak di Palung Tonga dan telah menarik perhatian global karena karakteristik erupsinya yang spektakuler. Terletak pada kedalaman lebih dari 1.200 meter (4.000 kaki), West Mata dikenal dengan letusannya yang eksplosif dan menghasilkan kepulan vulkanik bawah laut yang menakjubkan. Yang membuat West Mata istimewa adalah fakta bahwa ia termasuk dalam kategori gunung berapi bawah laut aktif terdalam di dunia.
Pada tahun 2009, para ilmuwan berhasil mendokumentasikan untuk pertama kalinya letusan lava boninit di kedalaman laut, sebuah penemuan revolusioner dalam bidang vulkanologi bawah laut. Letusan ini menghasilkan material magma dengan komposisi kimia yang unik dan jarang ditemukan di gunung berapi modern. Studi tentang West Mata memberikan wawasan berharga mengenai dinamika letusan bawah laut pada tekanan ekstrem dan bagaimana interaksi antara air laut dan magma memengaruhi proses erupsi. Temuan-temuan ini membantu para ilmuwan memahami lebih dalam tentang aktivitas tektonik dan vulkanik di dasar samudera.
3. Kick 'em Jenny (Laut Karibia, utara Grenada)

Kick 'em Jenny merupakan gunung berapi bawah laut paling aktif di kawasan Karibia. Dengan puncaknya yang hanya berjarak 180 meter (590 kaki) dari permukaan laut, gunung berapi ini memiliki potensi besar untuk menghasilkan tsunami yang bisa mengancam pulau-pulau di sekitarnya. Nama uniknya berasal dari para pelaut lokal yang pernah mengalami gejolak air laut yang kuat saat melewati area tersebut, seolah-olah kapal mereka "ditendang" oleh kekuatan dari bawah.
Sejak letusan pertamanya yang tercatat pada tahun 1939, Kick 'em Jenny telah menunjukkan aktivitas erupsi yang konsisten dengan interval yang relatif teratur. Hal ini menjadikannya subjek pemantauan yang intensif oleh Pusat Penelitian Seismik Universitas West Indies. Para ilmuwan terus memantau perubahan seismik dan aktivitas hidrotermal di sekitar gunung berapi ini untuk mengembangkan sistem peringatan dini bagi masyarakat pesisir di negara-negara Karibia. Keberadaan Kick 'em Jenny juga menjadi pengingat penting tentang potensi bahaya bawah laut yang mungkin tidak terlihat namun tetap memerlukan kewaspadaan tinggi.
4. Axial Seamount (Samudera Pasifik, lepas pantai Oregon, Amerika Serikat)

Axial Seamount mendapat julukan sebagai gunung berapi bawah laut paling aktif di kawasan timur laut Samudera Pasifik. Terletak sekitar 480 kilometer lepas pantai Oregon, gunung berapi ini telah menjadi "bintang" dalam bidang vulkanologi kelautan berkat prediktabilitas siklusnya yang unik. Para ilmuwan telah berhasil memprediksi dengan tepat letusan-letusannya pada tahun 2011 dan 2015 berdasarkan pengamatan pada penggelembungan lantai laut yang menandakan pengisian ruang magma.
Axial Seamount dilengkapi dengan jaringan observasi bawah laut canggih bernama Cabled Array, bagian dari Program Observatori Samudra Regional Northeast Pacific. Sistem ini memungkinkan para peneliti memantau aktivitas gunung berapi secara real-time melalui serangkaian sensor seismik, hidroakustik, dan geodetik. Data yang dikumpulkan memberikan pemahaman mendalam tentang proses-proses fisik yang terjadi selama siklus erupsi bawah laut. Studi tentang Axial Seamount telah membantu mengembangkan model prediksi untuk aktivitas vulkanik bawah laut yang dapat diterapkan pada gunung berapi serupa di seluruh dunia.
5. Banua Wuhu (Indonesia)

Banua Wuhu merupakan gunung berapi bawah laut aktif yang terletak di perairan Indonesia, tepatnya di Laut Maluku. Dengan puncaknya yang hanya berjarak 5 meter (16 kaki) di bawah permukaan laut, Banua Wuhu termasuk dalam kategori gunung berapi bawah laut yang sangat dangkal. Keunikannya terletak pada kemampuannya menciptakan formasi pulau kecil temporer ketika aktivitas vulkaniknya mencapai puncak, meskipun formasi tersebut biasanya terkikis kembali oleh aksi gelombang dalam waktu singkat.
Sejarah erupsi Banua Wuhu mencatat beberapa kejadian pembentukan pulau sementara, yang terakhir terjadi pada tahun 1949. Fenomena ini menawarkan kesempatan langka bagi para ilmuwan untuk mempelajari transisi dari aktivitas vulkanik bawah laut menjadi aktivitas vulkanik di atas permukaan. Kawasan sekitar Banua Wuhu juga menarik dari perspektif ekologi kelautan, dengan ekosistem unik yang berkembang di sekitar kawah aktifnya. Studi tentang biodiversitas di sekitar gunung berapi ini memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan laut beradaptasi dengan kondisi ekstrem dari aktivitas vulkanik dan aliran hidrotermal.
Keaktifan gunung berapi bawah laut menunjukkan bahwa Bumi terus berubah dan berevolusi, bahkan di tempat yang sulit dijangkau manusia. Dengan penelitian yang semakin mendalam, kita dapat lebih memahami bagaimana aktivitas vulkanik bawah laut memengaruhi kehidupan laut, perubahan iklim, dan struktur geologi global. Gunung berapi bawah laut bukan hanya fenomena alam yang luar biasa, tetapi juga bukti bahwa kekuatan alam terus bekerja dalam membentuk planet kita.