Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia 

Tak terlihat, tapi berdampak besar. Hati-hati! 

Serial HBO The Last of Us ramai diperbincangkan, dan penayangan musim pertamanya telah berakhir. Para ilmuwan banyak diminta keterangan terhadap kemungkinan peristiwa dalam tayangan tersebut di dunia nyata.

Sebagian besar, jamur hidup di suhu dingin sekitar 10 derajat Celcius, berbeda dengan suhu tubuh manusia yaitu 37 derajat Celcius. Namun, diduga perubahan iklim pemanasan global berkontribusi pada proses adaptasi jamur, sehingga beberapa jamur ditemukan mampu bertahan di suhu panas. World Health Organization (WHO) bahkan menerbitkan 19 spesies jamur patogen yang harus dipantau untuk memperkirakan tindakan kesehatan ke depan.

Suatu peristiwa dapat disebut wabah ketika ada dua orang atau lebih sakit karena kontak dengan sumber yang sama, dan terkadang di waktu atau tempat yang sama. Wabah akibat jamur terkesan tidak mungkin, tetapi jamur diyakini salah satu organisme terbesar di bumi dan beberapa diantaranya patogen bisa menginfeksi manusia. Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Aspergillus fumigatus  

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Penampakan jamur Aspergillus fumigatus (Dok. CDC/Dr. Libero AjelloWikimedia)

Ditemukan di lingkungan alami seperti tanah dan tumbuhan, serta di udara atau debu dalam ruangan. Dilansir BBC, tak jarang spora jamur ini sering ditemukan di rumah sakit, terutama setelah peristiwa konstruksi bangunan, sehingga pihak rumah sakit harus segera menangani pasien di ruangan tersebut untuk dipindahkan.

Jenis gangguan kesehatan yang bisa terjadi adalah reaksi alergi, infeksi pada saluran pernapasan, atau infeksi organ lain terutama sistem saraf pusat. Gangguan kesehatan ini disebut penyakit aspergillosis dan dapat menyerang pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ada berbagai jenis aspergillosis, yang ringan dan juga sangat serius, di mana telah dilaporkan di beberapa penelitian tingkat kematiannya bisa mencapai 47-100 persen.

2. Candida spp.  

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Ilustrasi seorang anak memeriksa kesehatan mulut ibunya (pexels.com/Kamaji Ogino)

Jamur ini sejenis ragi yang dapat menyebabkan kandidiasis dengan menginfeksi saluran pencernaan, organ dalam, atau di kulit dan organ genital vagina. Jika sistem kekebalan tubuh lemah, jamur dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Selain itu, jenis jamur ini ditemukan resisten pada obat azoles (antijamur) yang menyebabkan sulitnya ditangani.

Ada beberapa jenis Candida, seperti Candida albicans, Candida glabrata, Candida auris, Candida parapsilosis, dan Candida tropicalis. Meskipun mirip, masing-masing memiliki gejala dan penanganannya sendiri.

Gangguan kesehatan manusia paling umum adalah sariawan (kandidiasis orofaringeal) karena infeksi C. albicans. Tidak jauh berbeda, C. glabrata dapat menginfeksi saluran kemih dan sistem pernapasan. C. parapsilosis dan C. tropicalis dapat menginfeksi darah (kandidemia), jantung, sistem saraf pusat, mata, tulang dan organ dalam. Paling terbaru adalah C. auris yang menginfeksi aliran darah dan sempat menjadi wabah rumah sakit di Kanada seperti laporan CBC News. Diperkirakan satu dari tiga pasien invasif infeksi jamur ini meninggal.

3. Cryptococcus spp. 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Ilustrasi infeksi pada otak (pexels.com/Anna Shvets)

Infeksi biasanya memengaruhi paru-paru atau sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) yang disebut Cryptococcosis. Spesies paling umum adalah Cryptococcus neoformans, dan Cryptococcus gattii dengan menyebabkan infeksi yang mirip. Hanya saja C. gatti dapat menyerang seseorang dengan sistem kekebalan normal (sehat), tetapi jarang terjadi.

C. neoformans ditemukan di tanah dan kotoran burung, sedangkan C. gatti ditemukan di kayu busuk. Jika infeksi terjadi pada paru-paru, gejalanya bisa mirip dengan pneumonia, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Jika infeksi menyebar ke otak (tidak menular), gejalanya bisa lebih serius, termasuk sakit kepala dan kerusakan otak, atau disebut cryptococcal meningitis. Dilansir Nature, beban global meningitis hampir seperempat juta kasus, dan ada 181 ribu kematian setiap tahunnya.

4. Histoplasma spp. 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Penampakan jamur Histoplasma spp. (Dok. CDC/Dr. Libero AjelloWikimedia)

Sama halnya dengan Cryptococcus spp., jamur ini dapat ditemukan di tanah dan kotoran burung yang terkontaminasi (guano) atau kelelawar, serta hidup di beberapa daerah, seperti Amerika Serikat bagian tengah dan timur, Amerika Selatan, Afrika, Asia, dan Australia. Ketika spora jamur Histoplasma spp. terhirup oleh manusia, maka akan terjadi infeksi pada saluran pernapasan.

Gejala dari histoplasmosis pada manusia dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Umumnya terjadi demam, batuk, kelelahan, dan dapat sembuh sendiri. Namun, di beberapa kasus, histoplasmosis dapat berkembang menjadi penyakit serius dan mematikan jika tidak segera diobati dan berpotensi menimbulkan wabah, karena merupakan salah satu sumber infeksi otak (meningitis).

5. Mucorales 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Pasien COVID-19 di India (Dok. The Times of India)

Mucorales dapat ditemukan di lingkungan sekitar kita, seperti tanah, dedaunan, dan pembusukan bahan organik. Dilansir National Library of Medicine, secara ekonomi jamur ini penting sebagai agen fermentasi produk kedelai dan penghasil enzim, tetapi juga parasit tanaman dan organisme pembusuk. Sekitar 38 spesiesnya dapat menginfeksi manusia yang disebut dengan mucormycosis atau zygomycosis. Mucormycosis dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti paru-paru, sinus, otak, dan kulit yang terluka.

Contoh kasus yang menarik perhatian dunia, terjadi di India selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021. Beberapa pasien COVID-19 di India dilaporkan mengalami infeksi “jamur hitam” Mucorales setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Penyebab pasti dari peningkatan kasus ini masih belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga adanya penggunaan kortikosteroid yang berlebihan dalam pengobatan pasien COVID-19 sehingga meningkatkan risiko terinfeksi karena menyebabkan gangguan fungsi kekebalan pada tubuh.

6. Eumycetoma 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Ilustrasi manusia terinfeksi Eumycetoma (Dok.CDC)

Eumycetoma adalah jenis infeksi jamur kronis pada kulit dan jaringan bawah kulit. Infeksi ini dapat menyebabkan pembentukan kista atau abses di kulit yang dapat menyebar ke jaringan atau tulang. Bengkak seringkali terjadi di bagian kaki. Ukurannya kecil, tetapi seiring waktu mereka dapat tumbuh lebih besar, mengembangkan luka yang mengalir, dan menyebabkan anggota tubuh yang terkena menjadi cacat atau tidak dapat digunakan lagi, bahkan harus diamputasi jika tidak segera ditangani.

Penyakit ini umum terjadi di pedesaan beriklim kering, terutama di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada laki-laki yang bekerja di sektor pertanian, dan penggembala ternak yang seringkali tidak menggunakan pelindung kaki seperti sepatu. Beberapa jamur yang dapat menyebabkan infeksi, diantaranya Madurella spp., Falciformispora senegalensis, Curvularia lunata, Scedosporium spp., Zopfia rosatii, Acremonium spp., dan Fusarium spp.

7. Fusarium spp. 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Ilustrasi pemeriksaan kesehatan mata (pexels.com/cottonbro studio)

Jamur ini dapat menyerang tumbuhan, hewan, dan manusia. Umumnya bertanggung jawab atas kerugian di bidang pertanian karena merusak sebagian jaringan tanaman dan menyebabkan produksi menurun. Sementara itu, infeksi jamur Fusarium spp. pada manusia dapat menyerang kulit, kuku, dan penyakit invasif terutama pada sistem pernapasan dan mata (keratitis).

Gejala yang muncul bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi dan kondisi sistem kekebalan tubuh penderita. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah demam, mual, muntah, sakit kepala. Jika menginfeksi mata, akan terlihat kemerahan, penglihatan kabur, dan peka terhadap cahaya. Dilansir National Library of Medicine, spesies yang sering menyerang manusia adalah F. solani (40-60 persen), F. oxysporum (20 persen), F. fujikuroi dan F. moniliforme (10 persen).

8. Coccidioides spp. 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Ilustrasi orang dewasa sakit (pexels.com/Vlada Karpovich)

Seringkali disebut sebagai agen penyebab penyakit coccidioidomycosis, yang juga dikenal dengan sebutan "valley fever". Penyakit ini biasanya menyerang sistem pernapasan manusia, dan sekitar satu persen diantaranya dapat menyebar ke tubuh bagian lain, seperti sistem saraf pusat, kulit, atau tulang dan sendi.

Banyak orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala, dan hilang dengan sendirinya. Namun, bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah dapat mengalami demam, batuk, sesak napas, kelelahan, sakit kepala, dan ruam. Kasus infeksi coccidioidomycosis yang serius telah dilaporkan di banyak tempat di dunia, karena beberapa salah didiagnosis. Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC, tahun 2019 ada sekitar 20 ribu kasus terjadi dengan 200 kematian setiap tahun, dan biasanya menyerang orang berusia 60 tahun ke atas.

9. Talaromyces marneffei 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Permukaan koloni jamur Talaromyces marneffei (Dok. CDC/James GathanyWikimedia)

Sebelumnya memiliki nama Penicillium marneffei dan diubah menjadi Talaromyces marneffei. Jamur patogen yang menyebabkan infeksi pada manusia, terutama di Asia Tenggara dengan bentuk menyerupai kapang atau ragi dan berkembang biak membentuk spora. Infeksi ini disebut talaromikosis.

Jamur ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan, terutama saat menghirup spora jamur yang terdispersi di udara. Pada pasien HIV/AIDS, talaromikosis lebih mungkin menyebar melalui darah dan memengaruhi seluruh tubuh, sedangkan orang yang tidak mengidap HIV/AIDS umumnya menyerang paru-paru, hati, dan mulut, meski terkadang menyebar melalui darah dan memengaruhi seluruh tubuh juga. Menyebabkan gejala seperti demam, penurunan berat badan, pembesaran kelenjar getah bening, dan lebih parah dapat menyebar ke hati, limpa, dan kulit.

10. Pneumocystis jirovecii 

Bukan Cordyceps, 10 Jamur Ini Pernah Menyerang Manusia Ilustrasi model organ paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Pneumocystis jirovecii sebelumnya diklasifikasikan sebagai protozoa, tapi sekarang dianggap sebagai jamur yang menyerang paru-paru pada manusia. Menjadi penyebab utama penyakit pneumonia pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada pasien HIV/AIDS. Gejala awal infeksi jamur ini adalah demam, batuk kering, sesak napas, nyeri dada, dan kelelahan. Jika tidak diobati, infeksi jamur ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah dan mematikan.

Dilansir CDC, pada akhir 1980-an sekitar 75% pasien HIV/AIDS di Amerika Serikat akan mengalami infeksi jamur ini dalam hidupnya jika tidak diobati, sehingga dianjurkan untuk menjalani terapi anti-retroviral (ART) dan pengobatan pencegahan lainnya. Jika terdiagnosis dengan infeksi jamur ini, pasien harus segera menjalani pengobatan dengan obat-obatan antijamur yang tepat.

Sebagian besar penyebab infeksi adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah. Namun, kasus jamur ini seringkali diabaikan, dan diperkirakan mendapat dana penelitian penyakit menular kurang dari dua persen. Seperti halnya Cordyceps, jamur-jamur tersebut dapat berevolusi dan beradaptasi dengan perubahan iklim, adanya peningkatan perjalanan dan perdagangan internasional, bahkan tahan terhadap antijamur. Salah satu upaya pencegahan infeksi adalah dengan melakukan gaya hidup sehat, menjaga imunitas dan kebersihan.

Hanna Ridha Photo Writer Hanna Ridha

“If you're overthinking, write. If you're underthinking, read.”

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya