Fenomena astronomi ini menganggap malam sebagai waktu ketika Matahari berada di bawah cakrawala dan sepenuhnya mengabaikan waktu senja. Jika Matahari hanyalah titik cahaya di langit dan jika Bumi tidak mempunyai atmosfer, maka pada saat ekuinoks, Matahari akan menghabiskan setengah perjalanannya di atas cakrawala dan setengah di luar cakrawala.
Tapi kenyataannya, refraksi atmosfer mengangkat cahaya matahari lebih dari diameter saat Matahari terbit atau terbenam, mengutip laman Space.
Selain pembiasan yang mempercepat terbitnya Matahari dan menunda Matahari terbenam, ada faktor lain yang membuat siang hari lebih panjang daripada malam pada saat ekuinoks, yakni terbit dan terbenamnya Matahari yang didefinisikan sebagai waktu ketika titik pertama atau terakhir dari tepi atas Matahari terlihat di atas cakrawala—bukan pusat piringan matahari.