7 Perilaku Hewan Tak Terduga saat Gerhana Matahari, Aneh tapi Nyata!

- Burung mendadak diam saat gerhana, mengira malam telah tiba
- Jangkrik dan serangga malam mulai bersuara saat cahaya meredup
- Sapi dan hewan ternak jadi gelisah, kelelawar dan burung hantu keluar lebih cepat
Gerhana matahari bukan cuma bikin manusia terpukau, tapi juga bisa mengacaukan ritme kehidupan hewan. Saat cahaya matahari tiba-tiba meredup, banyak hewan yang salah membaca sinyal alam, seolah-olah hari sudah berganti malam. Fenomena ini memunculkan reaksi yang unik, aneh, bahkan bikin merinding.
Sejumlah penelitian mencatat bahwa hewan merespons gerhana dengan cara berbeda-beda. Ada yang mendadak tenang, ada pula yang justru gelisah. Misteri ini terus menarik perhatian ilmuwan, karena setiap kali gerhana terjadi, ada saja perilaku tak terduga yang muncul. Yuk, simak tujuh perilaku aneh hewan saat gerhana matahari!
1. Burung mendadak diam seperti tersihir

Burung dikenal sangat responsif terhadap perubahan cahaya. Saat gerhana matahari, banyak spesies burung mendadak berhenti berkicau, seolah tombol suara mereka dimatikan. Fenomena ini tercatat jelas saat gerhana total tahun 2017 di Amerika Serikat, di mana kicauan burung di taman nasional lenyap begitu saja ketika langit meredup—dilansir dari National Audubon Society.
Beberapa burung bahkan langsung terbang kembali ke sarang, mengira malam telah tiba. Ada pula yang terbang rendah dengan pola kacau, seperti kebingungan mencari arah. Ilmuwan menduga ini karena ritme sirkadian burung sangat dipandu oleh cahaya matahari.
Aneh tapi nyata, seolah gerhana membuat hutan dan langit berubah jadi sunyi dalam hitungan detik. Efek ‘malam palsu’ ini bisa membuat kita merinding mendengar keheningan mendadak di tengah siang bolong.
2. Jangkrik dan serangga malam mulai bersuara

Gerhana matahari juga jadi panggung bagi serangga malam. Begitu cahaya meredup, jangkrik, belalang, dan bahkan kunang-kunang mulai beraktivitas. Penelitian mencatat bahwa selama gerhana total 2016 di Sulawesi Tengah—yang sempat terjadi—suara jangkrik meningkat tajam saat fase puncak gerhana.
Ilmuwan menilai serangga lebih bergantung pada cahaya dibandingkan hewan lain. Mereka mengira kegelapan singkat itu adalah pertanda malam telah tiba. Kunang-kunang bahkan sempat terlihat berkedip-kedip di siang hari, sebelum menghilang begitu matahari kembali bersinar—dilansir dari Journal of Tropical Biology and Conservation.
Fenomena ini menunjukkan betapa tipisnya batas siang dan malam bagi serangga. Hanya dalam beberapa menit, dunia mereka seolah ‘terbalik’.
3. Sapi dan hewan ternak jadi gelisah

Bukan cuma hewan liar, ternak pun ikut kebingungan saat gerhana. Banyak laporan menyebut sapi yang mendadak berhenti makan, berdiri diam, bahkan berkumpul di dekat kandang seolah minta perlindungan. Hal serupa juga diamati pada kuda yang terlihat resah dan mondar-mandir tanpa arah—dilansir dari Jurnal Animals.
Ritme alami hewan ternak biasanya terikat dengan jadwal harian manusia dan cahaya matahari. Begitu kegelapan datang tiba-tiba, mereka kehilangan orientasi. Bagi peternak, momen ini sering dianggap aneh sekaligus menarik.
Lucunya, begitu cahaya kembali, hewan-hewan ini langsung berperilaku normal lagi, seolah tidak terjadi apa-apa.
4. Kelelawar dan burung hantu keluar lebih cepat

Berdasarkan pemaparan Smithsonian Magazine, hewan nokturnal juga terjebak dalam ilusi gerhana. Kelelawar yang biasanya keluar saat matahari benar-benar tenggelam, tercatat mulai beterbangan ketika fase puncak gerhana. Burung hantu pun ikut bereaksi, dengan beberapa spesies mulai bersuara di tengah siang.
Bagi hewan nokturnal, cahaya matahari adalah alarm alami. Begitu ‘lampu’ dimatikan mendadak, mereka langsung aktif. Namun, begitu gerhana berakhir, mereka kebingungan kembali ke tempat persembunyian.
Fenomena ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh cahaya terhadap pola hidup hewan nokturnal. Mereka nyaris tidak bisa membedakan malam asli dengan malam semu akibat gerhana.
5. Ikan dan hewan laut ikut bingung

Bukan cuma daratan, lautan pun ikut bergetar saat gerhana. Penelitian di Journal of Fish Biology mencatat bahwa ikan-ikan kecil mendadak bersembunyi di celah karang, sementara hewan malam seperti udang mulai keluar.
Hewan laut sangat bergantung pada cahaya matahari untuk navigasi dan pola makan. Saat gerhana, perubahan cahaya yang tiba-tiba membuat mereka mengira senja telah tiba. Hal ini bisa memicu perubahan ekosistem jangka pendek di bawah laut.
Membayangkan karang yang tiba-tiba berubah ritmenya karena ‘malam palsu’ di siang bolong, sungguh jadi misteri kosmik yang indah sekaligus membingungkan.
6. Primata bisa panik dan berteriak

Menurut National Geographic, kaum primata, termasuk monyet dan simpanse, tercatat menunjukkan respons emosional saat gerhana. Beberapa penelitian di kebun binatang melaporkan monyet yang mendadak berteriak, berhenti bermain, atau menatap langit dengan gelisah.
Reaksi ini dianggap sebagai bentuk kepekaan mereka terhadap perubahan lingkungan. Primata, seperti manusia, punya rasa ingin tahu dan kesadaran sosial yang tinggi, sehingga perubahan drastis seperti gerhana bisa memicu kepanikan kolektif.
Fenomena ini memperlihatkan betapa gerhana bukan hanya peristiwa astronomi, tapi juga pengalaman sosial bagi hewan dengan kecerdasan tinggi.
7. Ada hewan yang sama sekali takpeduli

Menariknya, tidak semua hewan bereaksi terhadap gerhana. Kucing, anjing, bahkan beberapa spesies burung terlihat tetap berperilaku normal meski cahaya meredup. Bagi mereka, gerhana hanyalah momen biasa yang tak punya arti khusus—dilansir dari laman LiveScience.
Fenomena ini jadi pengingat bahwa dunia hewan penuh misteri. Ada yang sangat peka terhadap cahaya, ada juga yang sama sekali tidak terpengaruh.
Ketidakpastian inilah yang membuat studi perilaku hewan saat gerhana selalu menarik, karena hasilnya tidak pernah seragam.
Gerhana matahari adalah panggung kosmik yang memengaruhi bumi, laut, langit, bahkan makhluk hidup di dalamnya. Dari burung yang mendadak diam, jangkrik yang bernyanyi, hingga sapi yang gelisah, semua menunjukkan betapa tipisnya keseimbangan alam yang diatur oleh cahaya.
Bagi manusia, gerhana adalah momen menakjubkan. Bagi hewan, ia bisa jadi ‘malam palsu’ yang membingungkan. Misteri ini mengajarkan kita bahwa setiap makhluk punya cara unik membaca bahasa alam semesta. Jadi, saat kamu menatap gerhana berikutnya, ingatlah: hewan-hewan di sekitar kita mungkin sedang kebingungan menghadapi kegelapan singkat yang aneh tapi nyata.