Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi nautilus (pixabay.com/sandrine RONGÈRE)

Jika membahas tentang makhluk prasejarah, yang ada di pikiran kebanyakan orang adalah fosil hewan-hewan zaman dahulu yang saat ini sudah tidak ada lagi. Namun kenyataannya, ada beberapa hewan zaman prasejarah yang masih dapat kita temui hingga kini.

Terdapat sejumlah hewan yang sudah ada jutaan tahun lalu dan tidak banyak berevolusi hingga kini. Dan, banyak di antaranya yang hidup di lautan luas. Di sini, kita akan membahas apa saja makhluk laut purba yang masih hidup hingga kini.

1. Ubur-ubur

ilustrasi ubur-ubur (pixabay.com/Pexels)

Ubur-ubur adalah makhluk laut yang diperkirakan sudah ada sejak 500 juta tahun lalu, menurut laman American Oceans. Ubur-ubur berkembang di lautan yang tidak seharusnya berisi kehidupan karena mereka terlalu sederhana dan rentan diganggu.

Namun, faktanya, ketika predator perlahan-lahan berkurang akibat perubahan iklim, ubur-ubur masih bertahan hingga kini. Diperkirakan, populasi ubur-ubur akan terus meningkat dan menguasai lautan di masa depan.

2. Kepiting tapal kuda

ilustrasi kepiting tapal kuda (pixabay.com/Engel9)

Kepiting tapal kuda tidak hanya hidup lebih lama dari dinosaurus, tetapi juga selamat dari lima kepunahan massal. Diperkirakan, makhluk ini telah ada sejak 450 juta tahun lalu tanpa ada perubahan signifikan.

Sayangnya, kepiting tapal kuda menghadapi ancaman kepunahan untuk pertama kalinya. Dijelaskan laman American Oceans, para ilmuwan percaya bahwa ini adalah akibat dari perubahan iklim, hilangnya habitat, dan pengambilan oleh manusia.

3. Hiu berjumbai

ikan hiu berjumbai (commons.wikimedia.org/Citron)

Hiu berjumbai hidup di jurang gelap laut dalam dan telah ada sejak 80 juta tahun yang lalu. Selama 80 tahun, ikan ini tidak banyak berubah.

Dilansir laman Ocean Conservancy, ikan ini dijuluki hiu berjumbai karena memiliki enam insang yang tampak berbulu. Hiu berjumbai juga memiliki karakteristik unik, yang lebih mirip ular daripada hiu. Dengan gigi tajam berjumlah 300 dan rahang berengsel, hiu berjumbai diyakini mampu melahap mangsanya yang berupa ikan laut dalam dan cumi-cumi dengan cepat.

4. Coelacanth

ilustrasi coelacanth (wikimedia.org)

Coelacanth diperkirakan telah punah 65 juta tahun yang lalu bersama dengan kepunahan massal dinosaurus. Namun, ternyata coelacanth ditemukan kembali pada tahun 1938. Dengan demikian, coelacanth sudah bertahan selama 360 juta tahun, menurut laman Ocean Conservancy.

Coelacanth tumbuh hingga 2 meter atau lebih dan dapat hidup lebih dari 60 tahun. Hewan ini dianggap sebagai anggota kelompok taksonomi Osteichthyes atau ikan bertulang yang memakan cumi-cumi dan ikan lainnya. 

Ada banyak karakteristik yang membedakan coelacanth dari ikan modern. Misalnya, coelacanth memiliki empat sirip berdaging memanjang dari tubuh dan mendorong mereka dengan cara yang menyerupai gerakan bergantian kaki depan dan belakang. Selain itu, coelacanth memiliki sendi berengsel di tengkorak yang memungkinkan mereka membuka mulut lebih lebar, juga organ rostral yang memungkinkan mereka mendeteksi mangsa. Semua karakteristik ini tidak lagi ditemukan pada vertebrata modern.

5. Lamprey

ilustrasi lamprey (blog.nature.org)

Lamprey adalah ikan parasit yang sudah menghuni bumi dalam 360 tahun terakhir, menurut laman Ocean Concervancy. Ikan purba ini telah selamat dari empat kepunahan evolusioner, meskipun saat ini keberadaannya terbatas di Samudra Atlantik. 

Lamprey memiliki struktur yang mirip dengan lintah atau belut. Mereka tidak memiliki tulang, melainkan kerangka tulang rawan dengan sirip ekor tunggal. Lamprey juga makan dengan mengisap nutrisi dari aliran darah ikan lain.

Keberadaan Lamprey sangat penting untuk memahami bagaimana hewan bertulang belakang pertama berevolusi. Sayangnya, karena gangguan manusia yang meningkat, populasi Lamprey sangat menurun, yang berpotensi mempengaruhi seluruh ekosistem.

6. Nautilus

ilustrasi nautilus (pixabay.com/margencero)

Dikutip laman Ocean Conservancy, nautilus adalah moluska yang tumbuh subur ketika benua masih terbentuk, yaitu sekitar 500 juta tahun yang lalu. Awalnya, moluska ini terbagi menjadi 10.000 spesies berbeda. Kini, hanya sedikit yang masih bertahan hidup di Samudra Pasifik bagian barat dan pesisir Samudra Hindia.

Meskipun telah berhasil melewati beberapa kepunahan massal, kini populasi nautilus terancam menurun. Ini karena nautilus memiliki cangkang indah dalam berbagai warna dan pola yang menempatkan hewan ini pada risiko panen berlebihan. Selain itu, mereka memiliki tingkat reproduksi yang rendah, pertumbuhan lambat, dan kematangan yang terlambat.

7. Pygmy right whale

ilustrasi pygmy right whale (earthtimes.org)

Pygmy right whale telah ada sejak 23 juta tahun dan masih bertahan sampai sekarang. Meskipun begitu, menurut laman American Oceans, mamalia laut ini hampir tidak pernah terlihat dan dianggap sebagai salah satu spesies paus paling langka. 

Ada banyak hal yang tidak diketahui oleh para ilmuwan tentang paus ini, seperti apa makanannya, bagaimana perilakunya, dan kebiasaan reproduksinya. Faktanya, para ilmuwan bahkan tidak tahu dari mana tepatnya paus itu berevolusi. Yang pasti, para ilmuwan khawatir bahwa perubahan iklim akan memusnahkan hewan purba ini.

Semua hewan ini memang berhasil melewati beberapa kepunahan massal. Sayangnya, perubahan iklim dan ancaman di lautan dikhawatirkan dapat memusnahkan spesies purba ini.

Editorial Team