Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Bruno Kelzer)
ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Bruno Kelzer)

Laut menyimpan keanekaragaman hayati dunia. Dilansir laman United Nation, laut menjadi habitat bagi sekitar 250 ribu spesies yang telah diketahui dan masih banyak yang belum teridentifikasi. Di balik keindahannya, sebagian di antara hewan laut ternyata dapat menyengat. Mereka dapat menusukkan racun melalui tentakel atau melalui durinya yang mengandung zat toksin.

Tujuannya pun berbeda-beda, ada yang menggunakan sengatan beracun untuk berburu mangsa, dan ada pula yang menggunakannya sebagai bentuk pertahanan diri. Sengatan dari hewan laut dapat menimbulkan luka, bahkan tidak jarang pula menyebabkan cedera serius. Berikut ini deretan hewan laut yang bisa menyengat.

1. Ubur-ubur

ilustrasi ubur-ubur (unsplash.com/Jeffrey Hamilton)

Laman Oceana in Europe menjelaskan bahwa ubur-ubur memakan zooplankton, krustasea kecil, dan kadang ikan kecil. Karena 95 persen tubuhnya terdiri dari air, mereka dapat berkamuflase dengan lingkungannya. Tubuhnya yang transparan membuat mangsa yang dimakan ubur-ubur terlihat sebelum dicerna. 

Ubur-ubur memiliki tentakel dengan sel penyengat. Biasanya ubur-ubur menyengat untuk melumpuhkan mangsanya. Akan tetapi, tentakelnya kadang menyentuh pengunjung yang sedang berenang.

Laman Verywell Health menyebutkan, sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan lemas, demam, menggigil, kejang otot, mual, dan muntah. Pada kasus yang jarang, sengatan jenis ubur-ubur tertentu, seperti ubur-ubur kotak Chironex fleckeri di Australia dapat menyebabkan kelumpuhan hingga berakibat fatal.

2. Bulu babi

ilustrasi bulu babi (unsplash.com/NOAA)

Bulu babi memiliki bentuk seperti bola yang ditutupi duri panjang. Hewan ini bisa ditemukan di perairan dangkal dekat garis pantai berpasir atau berbatu dan di terumbu karang. Ketika menginjaknya, duri-durinya yang panjang bisa saja patah dan menancap di kaki, menimbulkan luka yang menyakitkan.

Di ujung durinya yang panjang terdapat penjepit kecil seperti cakar yang disebut pedicellariae. Ujung duri menyerupai cakar ini memungkinkan duri tetap berada di kulit. Jika durinya tidak dicabut seluruhnya, luka dapat meradang sehingga memicu ruam dan nyeri. Beberapa spesies bulu babi memiliki racun, tapi sengatannya jarang berakibat fatal.

Jika menyentuh dengan perlahan, kemungkinan bulu babi tidak menyengat. Sebaliknya, jika menyentuh dan menekan dengan kuat, misalnya menginjaknya, maka pedicellariae mereka kemungkinan besar akan mengeluarkan racun.

3. Ikan pari

ilustrasi ikan pari (pexels.com/W W)

Ikan pari biasa bersembunyi dan menutupi dirinya dengan pasir. Mereka memiliki duri tajam beracun di ekornya. Ketika merasa terancam, ikan pari menggunakan ekornya yang keras dan berduri untuk menyerang.

Dilansir WebMD, duri-duri kecil tersebut mengandung racun yang dapat menembus kulit. Sengatannya dapat meninggalkan bekas dan menyebabkan bengkak serta nyeri yang berlangsung beberapa hari hingga berminggu-minggu.

Healthline menyebutkan, sengatan ikan pari dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, mual, lemas, dan pingsan. Pada kasus yang jarang, sengatan ikan pari dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas, bahkan dapat berakibat fatal. Ikan ini yang menyebabkan Steve Irwin, pembawa acara satwa liar asal Australia meninggal dunia. 

Meski begitu, ikan pari sebenarnya hewan yang pemalu dan lebih memilih mundur daripada menyerang. Mereka biasanya baru akan menyerang hewan predator, seperti ikan karnivor besar dan hiu. Ikan pari hanya akan menyerang manusia jika merasa terancam atau terinjak.

4. Anemon laut

ilustrasi anemon laut (unsplash.com/Crystal Gard)

Anemon laut dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia. Sebagian besar anemon laut menempel di bebatuan, terumbu karang, atau struktur lainnya. Meski terlihat seperti bunga, anemon laut bukanlah tumbuhan, melainkan hewan.

Dilansir Dolphin Research Institute, hewan ini menjebak ikan, siput, kepiting, atau zooplankton yang lewat di dalam tentakelnya yang beracun. Tentakel anemon laut mengelilingi mulut bagian tengah dan akan melumpuhkan mangsa dengan menyuntikkan racun ke tubuhnya.

Meski terlihat tidak berbahaya, beberapa penyelam pernah tersengat tentakel anemon laut. Menurut laman American Oceans, racun di tentakel anemon laut dapat menembus kulit sehingga menimbulkan rasa sakit, ruam, hingga bengkak. Oleh sebab itu, penting untuk berhati-hati ketika berada di dekat anemon laut dan hindari menyentuhnya jika memungkinkan.

5. Ikan batu

ilustrasi stonefish (unsplash.com/David Clode)

Mengutip penjelasan Ocean Conservancy, ikan batu atau stonefish dapat ditemukan di dasar laut yang berbatu atau berlumpur di laut kawasan Indo-Pasifik. Warnanya yang cokelat dengan corak oranye, kuning, atau merah menyerupai bebatuan memudahkan ikan batu berkamuflase dengan sekitarnya. Ini memudahkannya bersembunyi ketika menunggu mangsa.

Ikan batu memiliki 13 duri di sepanjang punggungnya. Menurut laman Sunshine Coast Council, di setiap dasar durinya terdapat kelenjar racun. Ketika tidak sengaja terinjak, ikan ini akan menegakkan duri-duri tersebut dan melepaskan racun. Sengatannya menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, pembengkakan, kematian jaringan, bahkan pada beberapa kasus menyebabkan kematian. Racun yang dimiliki ikan batu digunakan sebagai mekanisme pertahanan diri, bukan untuk berburu mangsa.

Beberapa hewan laut yang dapat menyengat antara lain ubur-ubur, bulu babi, ikan pari, anemon laut, dan ikan batu. Sebagian dari hewan tersebut menggunakan sengatan beracunnya untuk berburu mangsa, dan ada pula yang menggunakannya sebagai bentuk pertahanan diri. Karena dapat menyebabkan cedera, maka penting untuk berhati-hati dan sebisa mungkin tidak menyentuh hewan tersebut. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team