Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret salamander, salah satu hewan yang bernafas dengan kulit (commons.wikimedia.org/Kristof Zyskowski dan Yulia Bereshpolova)

Sistem pernapasan hewan yang akrab di telinga kita di antaranya adalah lewat paru-paru, insang, maupun trakea. Akan tetapi, sebenarnya ada satu lagi sistem pernapasan yang hanya dimiliki sedikit hewan dan sistem ini jadi salah satu yang tertua di dunia. Sistem pernapasan itu dilakukan melalui kulit atau disebut dengan cutaneous respiration oleh para peneliti.

Cutaneos respiration awalnya hanya dimiliki oleh keluarga ikan sebelum mereka mengembangkan insang untuk bernapas. Sistem pernapasan ini dilakukan dengan cara menyerap udara melalui kulit kemudian diserap oleh pembuluh kapiler dan menyalurkannya ke tubuh. Salah satu ciri umum yang dimiliki oleh hewan dengan pernapasan melalui cara ini adalah kulit mereka yang cenderung sangat lembap.

Nah, sebagai salah satu sistem pernapasan kuno, saat ini tak banyak hewan yang masih menggunakan kulitnya untuk bernapas. Meskipun sedikit, beberapa di antaranya sebenarnya adalah hewan yang mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari, lho. Penasaran siapa saja mereka? Yuk, simak daftar lengkapnya di bawah ini!

1. Cacing tanah

potret cacing tanah yang berada di atas batang pohon (commons.wikimedia.org/James S.W., Porco D., Decaëns T., Richard B., Rougerie R., Erséus C.)

Cacing tanah (Lumbricina) jadi hewan yang paling mudah kita jumpai dalam daftar ini. Sebagai hewan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam tanah, mereka tak punya banyak kesempatan untuk menghirup udara. Bahkan sebenarnya mereka tidak memiliki hidung maupun paru-paru. Padahal, cacing tanah itu sama seperti kita. Mereka butuh menerima pasokan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

Mengutip Journey North, pernapasan melalui kulit yang dilakukan cacing tanah dilakukan dengan memerangkap udara melalui kulitnya yang berlendir. Oksigen yang diserap langsung masuk ke dalam sistem peredaran darah dan disalurkan menuju otak.

Sementara itu, karbon dioksida yang tertinggal akan dikeluarkan melalui darah dan kembali ke kulitnya. Agar bisa bernapas dengan lancar, kulit cacing tanah harus selalu lembap. Jika kulit mereka kering, maka cacing tanah terancam mati dalam keadaan lemas.

2. Salamander tanpa paru-paru

Editorial Team

Tonton lebih seru di