5 Hewan yang Ternyata Makin Stres jika Berada di dalam Kandang

Kandang sering kali dianggap sebagai tempat yang aman untuk menjaga hewan dari bahaya luar atau untuk mempermudah perawatan sehari-hari. Namun, tidak semua hewan cocok dengan kehidupan di ruang terbatas. Beberapa spesies justru mengalami tekanan mental dan fisik yang tinggi saat harus hidup dalam kurungan, terutama jika kebutuhan ruang gerak dan stimulus alami mereka tidak terpenuhi.
Stres yang dialami hewan akibat kandang bisa memicu perubahan perilaku, penurunan daya tahan tubuh, bahkan gangguan reproduksi. Faktor seperti kebisingan, kurangnya aktivitas fisik, serta minimnya interaksi sosial memperburuk kondisi mental mereka. Berikut lima jenis hewan yang diketahui rentan mengalami stres saat terlalu lama dikurung dalam kandang.
1. Gajah

Gajah merupakan salah satu hewan darat terbesar yang memiliki kebutuhan eksplorasi dan interaksi sosial tinggi. Di alam liar, gajah biasa menempuh jarak puluhan kilometer setiap harinya untuk mencari makanan, air, dan berinteraksi dalam kelompoknya. Ketika dikurung dalam kandang sempit, gajah cenderung mengalami stres berat akibat kehilangan kebebasan tersebut.
Stres pada gajah sering ditunjukkan melalui gerakan stereotip seperti mengayun-ayunkan kepala atau menggerakkan tubuh secara berulang-ulang. Tak jarang pula ditemukan kasus agresi terhadap diri sendiri atau sesama gajah. Lingkungan buatan yang tak dapat meniru alam liar membuat gajah kehilangan stimulasi alami, sehingga kualitas hidupnya menurun drastis dalam kurungan.
2. Primata

Primata seperti simpanse, monyet, dan orangutan dikenal sangat cerdas dan memiliki emosi yang kompleks. Hewan ini memerlukan tantangan mental dan aktivitas sosial yang beragam untuk menjaga keseimbangan psikologisnya. Hidup dalam kandang yang sempit dan tanpa variasi aktivitas bisa membuat primata mengalami gangguan perilaku dan bahkan depresi.
Gejala stres pada primata biasanya terlihat dari perilaku menarik bulu sendiri, duduk diam terlalu lama, atau menjadi agresif secara tiba-tiba. Kondisi ini diperparah jika tidak ada ruang untuk bermain atau jika primata dipisahkan dari kelompok sosialnya. Penempatan dalam kandang tanpa simulasi lingkungan yang dinamis berisiko tinggi menyebabkan penderitaan jangka panjang.
3. Burung beo

Burung beo dikenal karena kemampuannya meniru suara dan berinteraksi dengan manusia, namun sering kali dijadikan hewan peliharaan yang dikurung dalam sangkar kecil. Kehidupan seperti ini berbanding terbalik dengan habitat aslinya di mana burung beo bisa terbang bebas dan hidup dalam koloni besar. Ketika dikurung, burung ini sangat mudah mengalami stres akibat kurangnya rangsangan dan kebebasan.
Tanda-tanda stres pada burung beo bisa berupa mencabuti bulu sendiri, menolak makan, atau berteriak secara berlebihan. Burung ini membutuhkan interaksi sosial yang konstan serta ruang gerak luas untuk terbang. Kehidupan dalam kandang membuatnya frustrasi, kehilangan rasa aman, dan menurunkan umur harapan hidupnya secara signifikan.
4. Harimau

Sebagai predator soliter, harimau terbiasa menjelajah wilayah berburu yang sangat luas di alam liar. Kebutuhan ini sangat sulit dipenuhi jika hewan ini ditempatkan dalam kandang sempit dan statis. Harimau dalam kurungan sering kali menunjukkan gejala stres berupa pacing (berjalan bolak-balik tanpa henti) serta menolak makan.
Kurangnya tantangan alami dan ruang eksplorasi membuat harimau kehilangan tujuan hidup alaminya sebagai pemburu. Rasa frustrasi akibat ruang terbatas dan suara-suara asing dari lingkungan manusia memengaruhi sistem saraf dan hormon stresnya.
5. Kuda

Kuda merupakan hewan yang secara naluriah menyukai kebebasan dan pergerakan. Habitat alaminya berupa padang rumput luas memungkinkan kuda berlari dan bersosialisasi dalam kawanan. Ketika dikandangkan terlalu lama, kuda bisa mengalami kebosanan ekstrem dan kecemasan, apalagi jika tidak diberi cukup waktu untuk bergerak.
Tingkah laku stres pada kuda dapat terlihat dari kebiasaan menggigit pagar kandang, menggaruk-garuk lantai dengan kuku, atau menggerakkan kepala secara terus-menerus. Beberapa kuda bahkan bisa mengalami penurunan nafsu makan atau gangguan pencernaan akibat tekanan psikologis.
Tidak semua hewan cocok hidup dalam kandang, meskipun kondisi itu dianggap aman dan terkendali. Beberapa spesies justru memerlukan ruang gerak yang luas, interaksi sosial, serta stimulasi lingkungan agar tetap sehat secara mental dan fisik.