Biawak tanpa telinga (inaturalist.org/vojtechvita)
Mungkin kamu akan mengira kalau Lanthanotus borneensis atau biawak tanpa telinga punya osteoderm di punggung dan ekornya. Namun kamu keliru, struktur menonjol di atas tubuhnya tersebut hanyalah sisik yang keras dan berlunas, bukan osteoderm. Justru kadal berwarna cokelat ini punya osteoderm di kepalanya, jelas Digimorph. Osteoderm ini tidak terlihat secara kasat mata dan hanya bisa diidentifikasi lewat CT scan atau x-ray. Letaknya juga cukup tersembunyi karena ada di depan mata dan ukurannya cukup kecil.
Walau punya nama biawak tanpa telinga ternyata kadal ini bukanlah biawak sejati yang berasal dari genus Varanus. Ia berasal dari genus Lanthanotus yang berkerabat cukup dekat dengan biawak sejati. Habitatnya juga sempit karena hanya bisa ditemukan di hutan, sungai, atau danau di beberapa daerah di Pulau Kalimantan. Karena hal ini juga populasi biawak tanpa telinga terus menurun dan menjadikannya hewan yang terancam punah.
Tiap spesies hewan mengembangkan adaptasi unik untuk hidup di berbagai lingkungan dan kondisi. Salah satu adaptasi yang unik dan jarang ditemukan adalah osteoderm yang menyelimuti tubuh hewan. Di antara sedikitnya hewan yang memiliki osteoderm buaya, armadilo, biawak tanpa telinga, kadal berekor duri, dan gila monster merupakan beberapa diantaranya. Osteoderm juga memberikan beberapa keuntungan, seperti dapat melindungi tubuh dari gigitan predator sampai membantu menstabilkan suhu tubuh.