Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hujan Meteor Phoenicid dan Cara Melihatnya, Memuncak pada 2 Desember

potret hujan meteor yang terlihat jelas di langit malam (commons.wikimedia.org/Kristian Pikner)

Ada begitu banyak fenomena langit yang bisa kita saksikan tiap beberapa waktu sekali. Mulai dari fenomena yang berkaitan dengan Matahari dan planet lain di tata surya kita sampai sajian cantik dari hujan meteor sering kali menampakkan keindahan dan misterinya yang bisa menghipnotis siapa pun yang melihatnya. Nah, pada bulan-bulan akhir di tahun 2023 ini, kita akan kedatangan lagi satu fenomena langit berupa hujan meteor.

Namanya hujan meteor Phoenicid, fenomena langit yang cukup sering terjadi terjadi menjelang akhir tahun. Hujan meteor yang satu ini terbilang unik karena hanya muncul di bagian selatan Bumi. Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, hingga Indonesia jadi negara-negara beruntung yang dapat menyaksikan hujan meteor Phoenicid.

Kira-kira kapan kita bisa menyaksikan puncak hujan meteor Phoenicid dan apa saja fakta menarik di baliknya? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Asal mula hujan meteor Phoenicid

tangkapan gambar dari NEOWISE yang menunjukkan letak Komet Blanpain pada tahun 2020 silam (commons.wikimedia.org/Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer (NEOWISE))

Hujan meteor Phoenicid pertama kali diamati pada Desember 1956 oleh Japanese Antarctic Research Expedition. Dilansir Star Walk, hujan meteor ini berasal dari pecahan komet dengan nama D/1819 W1 (Blanpain) dengan titik pancaran berada di konstelasi Phoenix. Dalam klasifikasinya, sebenarnya hujan meteor Phoenicid tergolong sebagai hujan meteor kecil.

Dilansir Phys.org, komet Blanpain yang jadi sumber dari hujan meteor Phoenicid pertama kali teridentifikasi pada tahun 1819 sebelum akhirnya menghilang. Sampai akhirnya pada tahun 2003, peneliti menemukan sisa-sisa asteroid yang ada dalam jalur orbit komet Blanpain yang dinilai sudah berusia 100 tahun lebih. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwa komet Blanpain sudah hancur sejak 1 abad lalu dan saat ini lebih cocok disebut sebagai asteroid.

Nah, hujan meteor Phoenicid yang dapat kita saksikan itu sebenarnya merupakan sisa-sisa debu dan gas dari komet Blanpain yang sudah hancur. Debu dan gas yang sudah keluar dari jalur orbit asteroid itu akan bertabrakan dengan atmosfer Bumi ketika planet kita sudah dekat dengannya.

Walau begitu, tenang saja, seluruh material dari hujan meteor Phoenicid itu akan terbakar habis di atmosfer kita, kok. Jadi, kita tetap bisa mengamati keindahannya dengan tenang.

2. Jumlah dan kecepatan hujan meteor Phoenicid

Hujan Meteor Perseid yang terjadi pada tahun 2023 di Ohio, Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/Jim Vajda)

Untuk mengukur jumlah meteorit dalam satu waktu, biasanya digunakan indeks populasi. Indeks ini merujuk pada seberapa cerah cahaya yang dihasilkan oleh meteor. Semakin kecil angkanya, maka semakin terang pula cahaya yang dapat diamati dari hujan meteorit tersebut.

Untuk mengukur kecepatannya, peneliti biasanya menggunakan Zenith Hourly Rate atau ZHR. Semakin dekat meteorit dengan orbit Bumi, maka akan semakin cepat pula kecepatan yang dihasilkan oleh hujan meteor tersebut.

Dalam konteks hujan meteor Phoenicid, sebenarnya peristiwa ini cenderung terang. Dalam indeks populasinya, hujan meteor ini menghasilkan angka 3. Sedangkan untuk kecepatannya, hujan meteor Phoenicid mencatatkan angka 12 km per detik ketika sudah mendekati orbit Bumi.

3. Hujan meteor Phoenicid memuncak pada 2 Desember 2023. Ini cara melihatnya!

ilustrasi melihat pemandangan hujan meteor dari tempat yang minim polusi cahaya (commons.wikimedia.org/Jay Huang)

Hujan meteor Phoenicid sebenarnya terjadi hampir setiap tahun. Biasanya, hujan meteor ini terjadi mulai tanggal 28 November hingga 9 Desember tiap tahunnya. Selain itu, tahun lalu puncak dari hujan meteor ini terjadi pada tanggal 6 Desember.

Puncak dari hujan meteor Phoenicid sedikit berbeda tahun ini. Dilansir In The Sky, puncak hujan meteor Phoenicid pada tahun 2023 ini akan berlangsung pada 2 Desember 2023. Beruntungnya, Indonesia jadi salah satu wilayah yang dilalui hujan meteor ini.

Di Jakarta, puncak hujan meteor Phoenicid akan berlangsung sekitar pukul 19.15 WIB hingga 02.00 WIB. Akan tetapi, waktu paling tepat untuk melihat puncak hujan meteor ini adalah pukul 20.00 WIB karena titik pancarannya ada pada titik paling tinggi di langit.

Pas banget, nih, pada Sabtu malam, kita bisa menyaksikan hujan meteor  Phoenicid sambil jalan-jalan di luar. Kalau kamu tertarik menyaksikan fenomena langit ini, pastikan pergi ke tempat yang minim dari polusi cahaya, ya.

Untuk penampakan yang lebih jelas, kamu bisa pergi ke daerah dataran tinggi, pantai, dan area yang minim cahaya lainnya. Selain itu, pergilah sebelum waktu puncaknya terjadi, biarkan mata menyesuaikan dengan area yang gelap terlebih dahulu. Dengan begitu, ketika puncak hujan meteor ini terjadi, mata bisa melihatnya dengan lebih jelas. Gak perlu mencoba untuk merekamnya, ya. Sebab, fenomena ini akan sulit terekam kamera, apalagi kamera HP.

Kamu tertarik untuk menyaksikan hujan meteor Phoenicid? Yuk, ajak keluarga, teman, pasangan, atau gebetanmu untuk menyaksikan hujan meteor yang cantik di akhir pekan ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us