Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hutan hujan temperata (flickr.com/vladeb)

Hutan hujan tropis menjadi bagian tak terpisahkan dari alam Indonesia. Menurut data dari Kementerian LHK, hutan hujan tropis mencakup 59 persen dari total luas daratan Indonesia atau setara 126 juta Ha.

Bagi masyarakat Indonesia, hutan hujan tropis tentu bukanlah hal yang asing. Akan tetapi, pernahkah kamu mendengar tentang hutan hujan temperata?

Dikutip dari Britannica, hutan hujan temperata merupakan hutan hujan yang terletak di kawasan garis lintang 40 hingga 60 derajat utara-selatan. Walaupun sama-sama bercurah hujan tinggi, hutan hujan temperata memiliki daerah tutupan hutan yang tidak selebat hutan hujan tropis. Kecuali Benua Antartika, ternyata hutan hujan temperata bisa ditemukan di berbagai benua, lho.

1. Hoh Rain Forest

potret Hoh Rain Forest (commons.m.wikimedia.org/Michael Gäbler)

Hoh Rain Forest terletak di pesisir California hingga Alaska bagian tenggara. Hoh diambil dari nama Sungai Hoh yang mengalir dari Gunung Olympus dan bermuara di Samudera Pasifik.

Keberadaan kanopi dan lantai hutan yang tertutup lumut menjadi bukti tingginya curah hujan di hutan ini. Dikutip dari National Park Service, Hoh Rain Forest menerima curah hujan rata-rata 3,55 meter per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan curah hujan pada hutan hujan tropis yang berkisar antara 0,8–1,2 meter per tahun.

Tumbuhan konifer seperti fir dan red cedar sangat mendominasi kawasan hutan serta menjadi rumah bagi spesies burung american robbins maupun spotted owl. Selain itu, lantai hutan yang tertutup vegetasi juga menjadi habitat beberapa hewan kecil seperti salamander, siput dan hewan pengerat.

2. Hutan Temperata Valdivian

potret Valdivian Temperate Rainforest (commons.m.wikimedia.org/Albh)

Hutan Temperata Valdivian berada di ujung selatan Benua Amerika Selatan. Posisinya yang berada di antara Samudra Pasifik dan lereng sisi barat Pegunungan Andes, membuat hutan ini memiliki karakter iklim berbeda dibandingkan kawasan sekitarnya yang berupa gurun dan lautan lepas.

Oleh sebab itu, banyak spesies endemik yang hanya ditemukan di Hutan Temperata Valdivian. Beberapa di antaranya yaitu kodkod atau sejenis kucing liar dan pudu yang menjadi spesies rusa terkecil di dunia. 

Sayangnya, praktik penebangan liar dan degradasi hutan untuk pembukaan akses jalan masih menjadi ancaman nyata. Kebakaran hutan dan alih fungsi lahan perkebunan juga masih menjadi masalah utama.

3. Hutan Temperata Fiordland

potret Hutan Temperata Fiordland (rawpixel.com)

Hutan Temperata Fiorland terletak di South Island, New Zealand. Fiordland mengambil nama dari banyaknya fjord atau teluk yang terbentuk akibat lelehan gletser. Hutan seluas 1,2 juta Ha ini menjadi habitat bagi beberapa burung endemik seperti kea atau burung kakatua pegunungan, kiwi cokelat dan takahe yang merupakan sejenis burung rail. 

Aneka pohon beech tersebar di kawasan dataran tinggi. Adapun daerah dataran rendah dan pesisir lebih banyak didominasi tumbuhan podocarp, beech, lumut, tumbuhan paku dan semak-semak.

Dikutip dari One Earth, Hutan Temperata Fiordland tengah mengalami masalah akibat introduksi spesies asing. Keberadaan rusa merah, tikus, dan ermine telah mempengaruhi kondisi habitat dan keberlangsungan spesies asli hutan ini.

4. Fragas do Eume

potret Fragas do Eume (commons.m.wikimedia.org/Francisco Lopez Riveiros)

Sungai Eume mengalir sejauh ratusan kilometer di wilayah Galicia, Spanyol. Dalam bahasa Galicia, fraga bermakna hutan.

Fraga do Eume tertutupi dedaunan tinggi dari ragam pohon oak, chestnut, birch, dan alder. Selain itu, terdapat lebih dari 20 spesies lichen dan 200 spesies tumbuhan paku yang tumbuh di area lantai hutan.

Hutan ini juga menjadi habitat bagi banyak hewan mamalia, burung, ikan, reptil dan invertebrata. Dikutip dari Turismo de Galicia, total terdapat 103 spesies burung di antaranya eurasian siskin, white-trotted dipper dan european honey buzzard.

5. Hutan Taman Nasional Yushan

potret Hutan Taman Nasional Yushan (flickr.com/billushana1)

Meskipun hanya seluas 105 ribu Ha, Hutan Taman Nasional Yushan di Taiwan memiliki habitat yang beragam. Dataran rendah didominasi pepohonan berdaun lebar. Semakin naik, kita akan menjumpai hutan konifer dan hutan bambu. 

Aneka spesies burung, reptil, amfibi, dan kupu-kupu hidup di hutan ini. Tak lupa juga dengan mamalia besar seperti beruang hitam, makaka, dan rusa sambar, yang menjadi bagian dari ekosistem Taman Nasional Yushan.

6. Hutan Oakwood Atlantik

potret Hutan Oakwood Atlantik (flickr.com/Gyrus)

Sesuai dengan namanya, Hutan Atlantik Oakwood memiliki ciri khas banyaknya pohon oak jenis sessile oak. Tidak seperti hutan temperata lainnya, lantai hutan ini tidak sepenuhnya tertutupi oleh lumut melainkan rerumputan dan tumbuhan semak.

Dikutip dari The Wildlife Trust, Hutan Oakwood Atlantik tersebar di wilayah Inggris Raya dan Irlandia. Ketika awal musim semi, ragam burung migrasi seperti redstart, pied flycatcher dan wood warbler akan mudah dijumpai.

Namun, sebagian wilayah hutan telah hilang akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan konifer untuk industri kayu komersil. Saat ini upaya konservasi berupa penghilangan spesies invasif konifer terus dilakukan.

7. Hutan Temperata Knysna

potret Hutan Knysna (commons.m.wikimedia.org/Paul Venter)

Hutan Temperata Knysna hanyalah satu dari dua hutan temperata yang ada di Benua Afrika. Terletak di pesisir selatan wilayah Afrika Selatan, hutan ini memiliki curah hujan tahunan yang sangat bervariasi yaitu antara 0,5 meter–1,2 meter.

Meskipun banyak ditemukan pohon outeniqua yellowwood, tumbuhan lainnya seperti stinkwood, white pear dan beech juga menjadi bagian dari kanopi hutan. Setelah bebas dari eksploitasi selama 200 tahun akibat kolonialisme, Hutan Knysna kini merupakan bagian dari Garden Route National Park dan turut menjadi habitat gajah afrika.

8. Hutan Hyrcanian

potret Hutan Hyrcanian (flickr.com/Ninara)

Hutan Hyrcanian menjadi satu-satunya hutan yang ada di kawasan Timur Tengah. Dengan luas lebih dari 500 Ha, hutan ini terletak di sisi selatan Laut Kaspia, khususnya wilayah Iran dan Azerbaijan.

Hutan Hyrcanian merupakan habitat penting bagi macan tutul persia yang saat ini berstatus terancam punah. Macan tutul persia menjadi predator rusa merah, babi hutan, dan kambing hutan yang juga mendiami hutan tersebut.

Dikutip dari One Earth, sejak tahun 1950 satu pertiga kawasan hutan telah mengalami penggundulan untuk industri kayu komersil dan aktivitas perkebunan. Kini, rehabilitasi hutan menjadi salah satu fokus konservasi Hutan Hyrcanian.

Jika dibandingkan dengan bioma lain yang berada di negara empat musim, hutan hujan temperata mengalami musim panas dan musim dingin dengan perbedaan suhu yang tidak terlalu ekstrim. Meskipun dari sisi biodiversitas tidak sebanyak hutan hujan tropis, hutan hujan temperata di berbagai benua ini menjadi habitat bagi banyak pepohonan tinggi, mamalia kecil dan aneka spesies burung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team