Idap Sindrom Savant, 5 Tokoh Ini Menyandang Difabel dan Bakat Hebat

Ketika masih anak-anak, Alonzo Clemons mengalami cedera otak traumatis yang membuat dirinya mengalami disabilitas belajar permanen. Dengan IQ 40 dan nyaris tidak bisa berbicara, tidak banyak yang bisa dilakukan Clemons dalam hidup sampai dia mulai memahat. Dilansir laman Listverse, saat di sekolah, Clemons selalu duduk manis di belakang kelas dan membuat potongan tanah liat menjadi binatang kecil. Saat gurunya menyita tanah liat miliknya, dia mulai mengikis aspal yang lentur dan membuat patung di kamarnya pada malam hari.

Alonzo Clemons memang tidak dapat mengikat sepatu atau makan sendiri, tetapi ia telah dianggap sebagai salah satu pembuat patung paling berbakat di dunia. Dia mampu menciptakan pahatan hewan yang sangat realistis setelah melihat gambar hanya beberapa detik. Menurut ibunya, dia bisa melihat binatang di TV kemudian menyelesaikan patung binatang itu dalam waktu setengah jam.

Florence dan Katherine Lyman merupakan kembar dengan sindrom savant yang unik. Keduanya adalah satu-satunya kelompok kembar terpelajar yang diketahui memiliki bakat menghitung kalender yang sama.

Dilansir laman Listverse, jika ditanya tentang 1 hari dari kehidupan mereka sendiri, mereka akan menyebutkan seperti apa cuaca, apa yang mereka makan, dan semua yang mereka lakukan dalam detail fotografis. Secara khusus, si kembar memiliki pengetahuan ensiklopedis tentang musik pop dari tahun 60-an dan 70-an.

Kebanyakan orang dengan sindrom savant terlahir dengan kemampuan yang unik. Namun, Jason Padgett baru menerima kemampuan uniknya di usia 30 tahun. Dilansir laman ABC News, ini bermula setelah ia dirampok secara brutal dan berulang kali kepalanya ditendang. Keesokan harinya, Padget bangun dengan dunia barunya yang penuh dengan rumus matematika yang kompleks. Dia melihat rumus di mana pun, jadi dia mulai menggambar hal-hal yang dia lihat. Alih-alih angka, gambar-gambar ini berupa bentuk bentuk fraktal dan pola geometris yang sangat rumit.

Ketika ahli saraf memindai otaknya, ditemukan sesuatu yang luar biasa di sana. Ada bagian dari otaknya yang telah rusak sehingga otak tersebut menggunakan bagian lain yang jarang digunakan untuk mengimbangi bagian yang rusak tersebut. Beruntung, area yang baru diaktifkan dari pikirannya mengubahnya menjadi seorang genius matematika.

Leslie Lemke lahir dengan kerusakan otak, cerebral palsy, dan glaukoma yang membuatnya buta. Kemudian, setelah usianya 6 bulan, sang ibu memberikannya untuk diadopsi oleh seorang perawat yang membantunya melalui masa kanak-kanak. Leslie Lemke tumbuh sebagai anak yang tidak responsif terhadap rangsangan eksternal. Dia mampu berbicara dengan cukup jelas sampai dia berusia dua setengah tahun. Namun, ketika tubuhnya memburuk karena cerebral palsy, ia hampir tidak bisa berbicara sama sekali.

Menurut laporan Institution of Communication and Information
University of Skövde, hidup Lemke berubah ketika ibu angkatnya membelikannya piano saat Lemke berusia 7 tahun. Lemke yang biasanya diam dan tidak emosional menjadi sangat gembira ketika berada di depan piano.

Pada tahun 1986, saat berusia 34 tahun, Lemke didiagnosis mengidap keterbelakangan mental yang cukup parah, diplegia atonik, skoliosis, dan ekolalia. Kemampuan belajarnya juga setara dengan anak berusia 7 tahun. Namun, Leslie dapat memainkan banyak instrumen musik dan mengingat dengan sempurna setiap karya musik yang dia pelajari, termasuk memainkan ulang opera yang dia dengar dengan pianonya secara sempurna.

Tom Wiggins merupakan orang dengan sindrom savant yang memiliki kemampuan sama seperti Mozart. Pada 1862, saat berusia 13 tahun, Tom Wiggins sudah mampu memainkan kembali dengan sempurna lagu yang ia dengar dengan piano meskipun ia sendiri adalah seorang tunanetra. Tom dapat memainkan satu lagu dengan tangan kanannya, lagu lain dengan tangan kiri, dan menyanyikan lagu ketiga pada saat yang bersamaan.

Tom Wiggins terlahir sebagai budak. Setelah mengetahui bakat Tom Wiggins, majikannya mulai mengajak Wiggins berkeliling AS bagian selatan. Dilansir laman Documenting The American South, berkat kemampuan Tom, sang majikan berhasil mendapatkan sekitar $18 ribu per tahun (Rp254,7 juta). Selain bermain piano, Wiggins juga memiliki kemampuan luar biasa untuk meniru hampir setiap suara yang didengarnya, termasuk suara hewan apa pun dengan sempurna. 

Demikianlah beberapa orang dengan sindrom savant. Di satu sisi, mereka mengidap disabilitas, tapi di sisi lain memiliki bakat di atas rata-rata. Inspiratif sekali, ya, mereka semua?